BAB I
PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
Etnografi
yaitu yang mengkaji tentang kebudayaan suatu masyrakat atau etnik seperti adat
istiadat, kebiasaan,hukum, seni.religi, bangsa
bidang kajian yang sangat berdekatan dengan etnografi adalah etnologi, yaitu
kajian perbandingan tentang kebudayaan dari berbagai masyrakat atau kelompok
istilah etnografi merupakan istilah antropologi sebuah hasil cataan saat eropa
menjajah
di asia. Mencatat fenomena yang menarik yang berisi adat
istiadat dan susunan masyarakat bahasa dan cirri fisik suku bangsa tersebut, etnografi
merupakan akar dari antropologi.
Bangsa
Indonesia terkenal dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan yang beraneka
ragam. Pada setiap daerah, masyrakat kita mengembangkan
kebudayaan masing –masing. Kebudayaan yang dikembangkan di daerah–daerah
disebut dengan kebudayaan local. Kebudayaan umat manusia memiliki tujuh unsur
kebudayaan yang bersifat universal. Etnografi merupakan suatu kebudayaan bangsa.
Namun karena didunia ini ada suku suku bangsa kecil yang terdiri dari hanya
beberapa ratus penduduk tetapi juga ada suku –suku bangsa besar yang terdiri
dari berjuta –juta penduduk, maka sebuah etnografi sudah tentu tidak mencakup
keseluruhan dari suku –suku bangsa besar. Kesatuan kebudayaan suku bangsa disuatu
komunitas dari suatu daerah geografi ekologi atau suatu wilayah administrative tentu
menjadi pokok-pokok sebuah etnografi.
B .Rumusan masalah :
1.
Apakah pengertian etnografi ?
2.
Bagaimana etnografi di katakan sebagai penelitian
?
3.
Bagaimana langkah–langkah penelitian etnografi ?
C .Tujuan malakah :
1.
Mengetahui tentang etnografi .
2.
Untuk memahami unsur –unsur kebudayaa .
3.
Untuk menyajikan contoh kajian mengenai etnografi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ETNOGRAFI
Etnografi merupakan salah satu cabang
antropologi. Kajian ini memberikan deskripsi dan analisis tentang
kebudayaan
suatu masyarakat atau kelompok suku bangsa tertentu. Rincian
mengenai seluruh unsur kebudayaan kelompok masyrakat atau suku itu seperti
bahasa, mata pencaharian, system
pengetahuan teknologi ,organisasi sosial dan religi.
Pengetahuan
etnografi timbul pada abad ke 16 ketika orang –orang Eropa
menaruh perhatian kepada Afrika, Asia, Amerika, Australia. Mereka
tertarik kepada keanehan–keanehan tertentu dari sistem kebudayaan suku–suku
yang mereka temukan yang berbeda dengan mereka memiliki sehubungan dengan
mereka tulis apa yang mereka lihat dari bentuk laporan. Hasilnya tidak berupa
tulisan saja tetapi sebuah gambaran, foto dan film dokumentasi.
Di Indonesia
tulisan–tulisan etnografi dibuat oleh para musafir pendeta , penyiar agama
Kristen dan sarjana–sarjana, penyelidik alam, pegawai pemerintah jajahan bagi
sejarah etnografi penting sekali artinya dalam penyusun dan penulisan apa yang
disebut ethnohistori yakni sejarah dari kelompok etnis.
Etnografi sebagai ilmu sosial terbagi menurut
kebangsaan misalnya (Amerika , Inggris dan Negara persemakmuran), displin
ilmu, (misalnya pendidikan sosiologi dan antropologi), minat
terhadap isi (misalnya analisis ruang kelas,inovasi dan evaluasi) kelompok
universitas perseorangan yang lebih kecil (misalnya Stanford, Manchester, Angalia
Timur) porpekstip
paradimatis (misalnya penganut aliran neopositif, teoretikus yang kritis) dan
komitmen pada tindakan refomasi (penelitian tidakan versus penafsiran dan
analisis yang lebih akademis.
Etnografi
lebih memusatkan perhatianya kepada kebudayaan–kebudayaan zaman sekarang telaahnya
pun terpusat pada perilaku manusia. Secara
keseluruhan dan termasuk bidang –bidang khusus.
B.KESATUAN SOSIAL DALAM ETNOGRAFI
Jenis
karangan pokok dari pengelolahan dan analisis antropologi adalah karangan
etnografi, sebuah karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan
suatu suku bangsa. Namun karena didunia ini ada suku suku bangsa kecil yang
hanya terdiri dari beberapa ratus penduduk, tetapi ada pula yang terdiri dari
puluhan juta penduduk, oleh karena itu ahli antropologi yang mengarang sebuah
etnografi sudah tentu tidak adapat mencakup suatu bagian atau suatu wujud tertentu
dari kebudayaan. Hanya suku–suku bangsa yang sangat kecil jumlah penduduknya
dapat di deskrisikan secara keseluruhannya, seperti kebudayaan suku Bgu, dipantai
utara Irian Jaya yang dalam tahun 1963 hanya terdiri dari 418 orang .
Karena
kebudayaan sekecil suku Bgu tersebut, kini sudah jarang dimuka bumi maka para
ahli antropolog zaman sekarang biasanya harus membuat deskripsi mengenai suku–suku
bangsa yang besar yang terdiri dari puluhan ribu, ratusan ribu bahkan jutaan
penduduk dengan demikian mereka terpaksa harus membatasi deskripsi mereka pada
deskripsi suatu suku bangsa disuatu lokasi tertentu. Lokasi ini bisa disuatu
desa bahkan suatu kota, dalam hal ini masyrakat suatu bangsa menjadi pokok
deskripsi mereka dikomplekskan oleh adanya penduduk dari suku bangsa lain yang
dalam mobilitasnya sering juga ditempatkan lokasi suku bangsa lain dari suatu
suku bangsa menjadi pokok deskripsi etnografi mereka
Hal ini
menyebabkan para ahli antropolog masa kini jarang dapat meneliti suatu suku
bangsa kecil dan semurni mereka memerlukan suatu metode untuk menentukan secara
konkrit batas–batas dari bagian suku bangsa yang konkrit menjadi deskripsi
etnografi mereka.
Seorang
ahli antropolog amerika, R Narrol pernah menyusun suatu daftar prinsip yang
biasanya digunakan oleh masyarakat ahli atropologi untuk menentukan batas–batas
dari masyarakat bagian suku bangsa menjadi pokok dan nyata dari deskripsi
etnografi mereka. Maka daftar itu tercantum seperti dibawah ini :
1.
Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
2.
Kesatuan masyrakat yang terdiri dari
penduduk yang mengucapkan satu bahasa dan logat.
3.
Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah.
4.
Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa
identitas penduduknya sendiri.
5.
Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah
geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik.
6.
Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan
ekologi.
7.
Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu
pengalaman sejarah yang sama.
8.
Kesatuan masyrakat dengan penduduk yang frekuensinya
interaksinya satu dengan yang lain tinggi merata.
9.
Kesatuan masyarakat dengan sosial yang seragam.
Prinsip yang disebut pertama biasanya mencakup juga prinsip
yang lain, penduduk suatu desa atau beberapa desa, biasanya
juga merupakan gabungan manusia yang mencakup satu bahasa yang merupakan satu
kesatuan administratif dan mempunyai suatu rasa identitas komunitas yang khusus
tinggal di wilayah geografi dengan ciri- ciri ekologi yang lama, mempunyai
pengalaman sejarah biasanya sama, saling berinteraksi secara intensif dengan
frekuensi yang tinggi. Sedangkan suatu desa biasanya memiliki suatu organisai
tertentu.
Sebaliknya
prinsip 2-9 belum tentu mencakup semua prinsip lain. Prinsip yang disebut
sebagai no 3 yaitu suatu prinsip yang di batasi oleh garis politik administrasi.
Serupa dengan hal tersebut di atas prinsip yang disebut dengan prinsip no 5
yaitu prinsip pembatas oleh prinsip kesatuan ciri dalam suatu wilayah geografi
di daerah–daerah geografi sering kita adanya penduduk yang hidup dengan masyarakat
dengan kebudayan–kebudayaan dengan sistem teknologi, sistem ekonomi , dan organisasi
sosial yang sama tetapi berbeda suku bangsa karena adanya bahasa dan system religi
dan ekpresi–ekspresi yang berbeda terdiri dari penduduk yang kesatuan
administratifnya berbeda–beda yang menyebabkan pengalaman sejarah yang
berbeda–beda.
Seorang
ahli antropologi yang mencari suatu kesatuan untuk menjadi pokok penelitian dan
pokok deskripsi antropologisnya sudah tentu juga menghadapi kompleksitas yang
berbeda mengenai unsur budaya yang dihadapinya.
C. KERANGKA ETNOGRAFI
Bahan
mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa disuatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi, disuatu wilayah
administratif tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku
etnografi biasanya dibagi kedalam unsur-unsur kebudayaan menurut suatu tata
urut yang sudah baku. Yang disebut dengan kerangka etnografi.
Bertindak
memerinci unsur–unsur bagian dari suatu kebudayaan sebaiknya dipakai daftar
unsur kebudayaan yaitu :
1.
Bahasa.
2.
Sistem teknologi.
3.
Sistem ekonomi.
4.
Organisasi social.
5.
Sistem pengetahuan.
6.
Kesenian.
7.
Sistem religi.
Karena unsur kebudayaan itu bersifat universal dapat
diperkirakan bahwa kebudayaan suku bangsa menjadi pokok perhatian ahli
antropologi pasti juga mengandung aktifitas adat istiadat. Mengenai
tata urut dari unsur itu ,para ahli antropologi dapat memakai suatu sistem
menurut selera mereka masing masing sistem yang paling lazim adalah sitem dari unsur yang
paling kongkrit ke yang paling abstrak. Hal ini berarti
bahwa kecuali unsur bahasa yang selalu diuraikan dalam bab yang paling depan
sebagai suatu unsur yang dapat memberi identifikasi suatu suku bangsa yang
dapat dideskripsikan unsur yang diuraikan dulu adalah sistem teknologi sedangkan
yang paling akhir sistem religi.
Setiap
ahli antropologi mempunyai fokus perhatian tertentu. Memperhatikan sistem
ekonomi sebagai pokok utama dari deskripsinya, lainya memfokuskan kepada
kehidupan kekerabatan sistem pelapisan masyarakat atau sistem kepemimpinan, sistem
kesenian ada juga yang memfokuskan ke sistem religi. Bab–bab yang mengandung
deskripsi mengatur unsur-unsur universal dari kebudyaan suku bangsa sebuah karangan
etnografi perlu didahului suatu bab permulaan yang mendeskripsikan lokasi dan
wilayah geografi suatu suku yang bersangkautan.
Bab selanjutnya mengandung uraian tentang asal dan
sejarah dari suku bangsa yang bersangkutan ,dan dari wilayah yang didialaminya.
Uraian sejarah pada permulaan akan lebih bermanfaat, bab
terkhir mengandung uraian tentang keadaan masa sekarang, disambung
dengan uraian tentang perubahan serta pergeseran dari kebudyaan yang
bersangkutan. Bab penutup biasanya member aspek dinamik terhadap suatu
buku etnografi. Sedangkan tiap bab akan terdiri dari bagian khusus yang akan
diuraikan dengan lebih mendalam dalam sub–sub bab dibawah ini juga :
1.
Lokasi ,lingkungan alam dan demografi.
2.
Asal mula sejarah suku bangsa.
3.
Bahasa.
4.
Sistem teknologi.
5.
Sistem mata pencaharian.
6.
Organisasi sosial.
7.
Sistem pengetahuan.
8.
Kesenian.
9.
Sistem religi.
D. LOKASI LINKUNGAN ALAM DEMOGRAFI
Dalam menguraikan lokasi tempat tinggal dan penyebaran
suatu suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi perlu dijelaskan ciri–ciri
geografinya yaitu iklimnya, sifat daerahnya suhu dan curah hujan nya. Ada baiknya
juga jika penulis etnografi dapat melukiskan ciri–ciri geologi dan geomorfologi
dari daerah lokasi penyebaran suku bangsanya sedangkan suatu hal yang perlu
juga adalah keterangan mengenai cirri–ciri flora dan fauna .
Bahan
kerangka geografi dan geologi tersebut sebaiknya dilengkapi dengan peta –peta
yang memenuhi syarat ilmiah. Ini tentu tidak berarti bahwa seorang sarjana
antropologi juga harus menguasai keterampilan menggambar peta, tetapi bisa juga
meminta tolong ahli geologi, dengan memberitahu ciri–ciri yang hendak
ditonjolkan pada peta-peta yang diperlukam untuk buku etnografinya.
Semua keterangan diatas untuk para ahli yang hendak
mempelajari masalah hubungan serta pengaruh timbal balik antar alam dan tingkah
laku manusia dikehidupan. Misalnya pengaruh timbal balik antara keadaan
alam dengan kesehatan serta laju kematian dan tingkat fertilitas
penduduk, yang sebaiknya berguna untuk studi
kependudukan. Disebut studi ekologi.
Suatu
etnografi juga harus dilengkapi dengan data demografi yaitu data mengenai
jurnal penduduk, yang diperinci dalam jumlah wanita dan pria, sedapat mungkin
juga menurut tingkat umur dengan interval 5 tahun, data yang mengenai laju
kelahiran dan kematian serta data mengenai orang yang pindah dan keluar desa. Di
banyak daerah terutama dipedesaan, hal semacam ini sukar diperoleh karena orang
desa jarang mempunyai kebiasaan untuk mencatat penikahan, kelahiran, kematian
dan mencatut orang yang keluar masuk desa. Di daerah pedesaan Indonesia
keadannya adalah demikian dan hanya diantara beberpa suku bangsa yang beragama
Kristen yang rain mencatat pernikhan kematian umutnya, dimana sekolah gereja
kebetulan memegag arsip mengenai jumlah murid yang keluar masuk sekolah.
E.
ASAL MULA SEJARAH SUKU BANGSA
Sebuah etnografi ada baiknya juga dilengkapi dengan
keterangan mengenai asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok
deskripsinya. Dalam usaha ini seorang ahli antropologi perlu bantuan
dari para ahli sejarah lainnya.
Keterangan
mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus dicari dengan
mempergunakan tulisan para ahli prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analis
benda–benda
kebudayaan prehistori yang mereka temukan di daerah sekitar hasil penelitan ahli
antropolog. Seorang ahli prehistori di Amerika merasakan dirinya
dekat dengan para ahli antropologi karena prehistori merupakan suatu ilmu
bagian dari antropologi di Indonesia keadanya tidak demikian seorang ahli
prehistori sebenarnya adalah seorang ahli arkeologi, dan dalam hubungan itu
para ahli dalam suatu ilmu bagian ilmu sejarah. Kerjasama antara seorang ahli
antropologi dengan seorang ahli prehistori di indonesia merupakan suatu kerja
sama lintas suatu bidang ilmu, atau interdisiplin.
Dalam
praktek, untuk mencari keterangan mengenai zaman suatu suku bangsa ,maka seorang
ahli antropologi cukup membaca laporan hasil penelitian para ahli prehistori
tentang daerah umum yang memjadi tempat tinggal suku bangsa bersangkutan. Dalam
mitologi suku bangsa, biasanya terdapat dongeng–dongeng suci mengenai
penciptaan alam, penciptaan dan penyebaran manusia oleh dewa dalam religi
bangsa bersangkutan , dongeng seperti ini biasanya penuh peristiwa keajaiban
yang jauh dari fakta sejarah, namun seorang ahli antropologi harus mampu
menginterprestasikan dongeng ajaib itu dan mencari artinya serta indikasi–indikasi
tertentu yang dapat menunjukan ke arah fakta sejarah yang benar.
Mitologi dan cerita–cerita rakyat yang
dapat member indikasi kearah fakta sejarah dari suatu bangsa, dapat
hidup secra lisan dan kalau suku bangsa bersangkutan mengenal tulisan
tradisional dapat juga secara tertulis. Dengan
mitologi dan cerita–cerita rakyat yang hidup secara lisan, seorang
peneliti antropologi harus mengumpulkan bahan tersebut dengan merekam cerita–cerita
tersebut dari mulut tokoh pendukung tertentu yang mengetahui dongeng itu.
Sebaiknya
apabila suku bangsa bersangkutan mengenal tulisan tradisional sehingga
kebudayaan mereka mempunyai suatu kesussastraan tradisional, maka
peneliti tadi harus juga berusaha membaca mempelajari bahan tersebut. Bahan tersebut
sering sekali termuat dalam berpuluh–puluh naskah kuno dalam tulisan tradisional
yang perlu dipelajari dan diseleksi untuk mendapatkan isinya yang sebenar
–benarnya. Untuk pekerjaan yang sudah sangat teknis sifatnya seorang ahli
antropologi menemukan bantuan seorang ahli naska –naskah yaitu filologi.
Ahli
antropologi yang meneliti masyarakat suku bangsa bugis tadi harus juga berusaha
mengumpulkan naskah-naskah yang bisanya berkisar sekitar kehidupan masyarakat
adat istiadat kerajaan tersebut. Naskah banyak sekali jumlahnya sehingga untuk
memilih naskah khusus, mana yang relevan bagi penelitiaanya dan mana yang
memberi keterangan mengenai asal –usul dan sejarah, tentu dapat diselesaikan
sendiri dan disini bantuan seorang ahli filologi perlu baginya.
Keterangan
sejarah mengenai zaman, waktu suku bangsa bersangkutan sudah mendapat kontak
dengan bangsa–bangsa lain yang menulis tentang kejadian masyrakatnya, lebih
mudah dipergunakan untuk seorang peneliti antropologi biasanya keterangan itu
ditulis dalam suatu bahasa eropa, yaitu ; Inggris, Prancis, Spanyol atau Jerman
atau juga terkadang dalam bahasa asia seperti arab, Persia,China dan lain–lain
. Dengan demikian peneliti antropologi sebaiknya berusaha membaca para kalangan
–kalangan pendeta belanda guna mendapatkan bagi bab tentang sejarah dalam
karangan etnografinya.
BAB III
PENUTUP
A .Kesimpulan
Berdasarkan
makalah di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa etnografi adalah
ilmu yang menggambarkan atau menganalisis kehidupan suatu masyarakat atau
bangsa yang dilihat dari beberapa unsur budayanya secara geologi dan gemorfologi. Etnografi merupakan
bidang ilmu yang merangkul semua informasi yang melekap pada suatu bangsa serta
masyarakat itu sendiri, etnografi tidak dapat dipisah kan dengan antropologi
kebudayaan adat istidat. Sebab antropologi , kebudaayan adat istiadat merupakan
yang tidak terpisahkan dalam ciri khas atau bentuk suku bangsa serta masyarakat
yang ada didalamya .sehingga etnografi itu sendiri menjelaskan tentang
antropologi, kebudayaan adat istiadat.
B .Saran
Ada
suatu makna yang terkandung didalam makalah ini sehingga disarankan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar memperhatikan aturan-aturan
yang melekat dalam masyarakat itu sendiri dan taat kepada
undang–undang dalam berbangsa dan bernegara. Dengan adanya
makalah ini kami berharap bisa membantu mahasiswa untuk mengetahui tentang etnografi,
tetapi saya sarankan jangan hanya terpaku dengan makalah ini saja, karena masih
banyak sumber tentang etnografi.
Comments
Post a Comment