Skip to main content

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA BARAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Program terencana Dinasti Umayyah yang paling direncanakan adalah invasi ke Timur dan ke Barat. Semasa Pemerintahan Khalifah Al- Walid, penyusunan strategi penakhlukan ke Barat dirancang dengan serius. Namun, pasukan perang  islam lebih dulu menundukkan wilayah Afrika Utara yang pada masa itu telah dikuasai oleh Romawi. Masuknya pengaruh Romawi ke Afrika di mulai dari ekspedisi ke Mesr yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu Mesir di bawah kepemimpinan Dinasti Ptolomeus. Cleopatra VII menjadi permaisuri dan menjaid istri dari adik kandungnya sendiri.
Kekauatan muslim semakin kuat dan berhasil mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika yang telah lama dikuasai ole orang- orang Eropa tersebut. Kemenangan itu memberi dorongan yang sangat kuat kepada tentara muslim untuk  memperluas pengaruh islam dengan  mengincar daerah Spanyol. Pasukan tentara Dinasti umayyah yang melakukan penyerangan ke Spanyol berasal dari banyak suku. Tempat- tempat yang berhasil ditakhlukan sebelumnya wajib mengirim tentara  yang nantinya akan ikut berperan dalam penakhukan Spanyol.
Pemimpin pasuka bernama Thariq berhasil memenangkan pertempuran melawan Raja Roderick. Selanjutnya pasukan Thariq menguasai kota- kota penting seperti: Cordoba, Granada dan Toledo. Toledo adalah kota yang snagat penting, sebab merupakan ibu kota kerajaan Gothik yang menguasai Spanyol. Penyerangan selanjutnya kota- kota penting berhasil direbut oleh pasukan muslim. Akhirnya Dinasti Umayyah berhasil menjangkau kawasan Prancis Tengah. Banyaknya kemenangan yang mampu didapatkan oleh pasukan muslim di Spanyol didukung oleh beberapa factor.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika islam masuk ke Spanyol, keadaan ekonomi dalam keadaan lumpuh. Padahal waktu Spanyol masih dalam pemerintahan Romawi ( Byzantine) , berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikianjuga pertambangan, industry, dan perdagangan karena didukung oleh sarana Transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol diduduki kerajaan Gothik, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan penduduk menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya sulit dijangkau karena jalan- jalan yang tidak mendapat perawatan( Mas’ud, 2014:92)
Masuknya pengaruh islam ke Spanyol menunjukkan bahwa pemikiran orang- orang muslim sangat luar biasa. Tidak mengedepankan penguasaan wilayah setempat dengan mengambil alih system pemerintahan saja, pemimpin Dinasti Umayyah di Spanyol juga memikirkan pembangunan tempat- tempat yang berguna bagi rakyatnya. Toko sebagai perwujuddan system ekonomi islam yang identik dengan perdagangan. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW tela melakukan perdagangan dengan banyak manusia dan mencontohkan mencari rezeki yang halal.
Islam di Andalusia menyumbangkan berbagai maket peradaban berupa perbendaharaan ilmu yang tak terbilang banyaknya. Selain Cordoba yan terkenal dengan kemegahan fisik kotanya, Toledo menjadi destinasi keilmuwan yang menjaid “ pangeran ilmu” yang mencerahkan Eropa. Dari Toledo, berbagai risalah- risalah filsafat yang membanjiri biara- biara yang menjadi otoritas ketuhanan dan kebenaran yang absah di mata penduduk Eropa. Para uskup dan bruder rajin  mengkaji teks teks Aristoteles dan Plato dalam “ bahasa padang Pasir”. Suatu persitiwa yang kerap kali lekang dalam historiografi Barat. ( Ansary, 2010: 332-333).
Perkembangan ilmu pengetahuan di Spanyol tidak lepas dari peranan para cendikiawan muslim yang mengabdikan diri dan kemampuannya untuk kembali menelaah naskah naskah kuno yang terbengkalai. Waktu itu masyarakat Eropa tak terkecuali Spanyol masih hidup terkukung dalam dogma- dogma gereja. Kehidupan mereka masih dipenuhi mitos. Padahal pada masa kunonya eropa terkenal karena kemunculan para pemikir hebat yang menjelma sebagai filsuf ternama seperti Socrates, Pytagoras, Anaximendes, dan lain sebagainya.
Naskah kuno yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Eropa diambil alih oleh para cendikiawan muslim untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Pencapaian yang dapat diraih oleh para cendikiawan muslim di Andalusia banyak membuat orang terkesima. Kemajuan di bidang teknologi dan ilmu kedokeran begitu nyata. Lama- kelamaan masyarakat Eropa mulai sadar betapa pentingnya naskah- naskah kuno peninggalan leluhur mereka. Pencapaian muslim yang luar biasa ini akhirnya banyak diklaim oleh dunia Barat. Setelah renaissance, seolah- olah perkembangan ilmu pengetahuan ditemukan oleh orang- orang Barat. Padahal dalam kenyataannya, para cendikia muslim lebih dulu eksis dalam dunia ilmu pengetahuan. Namun, kelemahannya adalah mulai lengah saat perang salib berkibar. Motif ekonomi dan kekuasaan melenakan focus di bidang pengetahuan ilmiah.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Islam Di Andalusia?
2.      Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Andalusia?
3.      Bagaimana  Perkembangan Islam di Andalusia ?
4.      Bagaimana Kehidupan Sosial dan Intelektual Masyarakat Andalusia?
5.      Bagaimana Kontribusi dan Pengaruh Intelektual Muslim Andalusia?
6.      Bagaimana Masa Keruntuhan Andalusia?

1.3 TUJUAN MASALAH
1.      Memahami Sejarah Perkembangan Islam Di Andalusia
2.      Memahami Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
3.      Memahami Perkembangan Islam di Andalusia
4.      Memahami Kehidupan Sosial dan Intelektual Masyarakat Andalusia
5.      Memahami Kontribusi dan Pengaruh Intelektual Muslim Andalusia
6.      Memahami Masa Keruntuhan Andalusia














II. PEMBAHASAN

 2.1 Sejarah Perkembangan Islam Di Andalusia
Islam awal berkembang di Jazirah Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Latar belakang sebelum Islam secara singkat masih belum mengenal hukum, lembaga hukum dalam kehidupan masih relatif terbatas. Walaupun kota Makkah merupakan kota dagang pada saat itu.1 Istilah hukum adat bagi bangsa Arab sebelum Islam adalah asli sampai pada masa tertentu tetap berlangsung dalam hukum Islam, yaitu sunnah. Tapi datangnya perubahan bukanlah merupakan masalah. Istilah-istilah hukum Islam tidaklah mesti tanpa bukti positif yang diduga berasal dari produk sebelum Islam. Penggunaan dokumen-dokumen tertulis membuktikan dengan jelas pada periode Islam dimasa Muhammad, dan terus berkembang tanpa halangan dan rintangan masuk hukum Islam meskipun teorinya tidak memperlihatkan tentang hal ini.
Muhammad menjadi pemutus (hakim) perkara dalam masyarakatnya, Muhammad tetap melaksanakan fungsinya sebagai hakim dan alquran memberikan perintah penunjukan seorang hakim masing-masing dari pihak suami istri dalam kasus sengketa antara keduanya. Q.S. An-Nisa : 35  dan jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hukum itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberikan taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.
  
2.2 Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
Islam masuk ke wilayah Andalusia tidak sesingkat penyebarannya, melalui beberapa tahapan yang mendukung Islam menduduki wilayah itu. Beberapa tokoh pendiri Islam meyakini bahwa Andalusia memiliki potensi yang luar biasa terhadap kemajuan Islam.   Andalusia (saat ini merupakan daerah otonom Spanyol) adalah sebagian dari Eropa, daerah ini pertama kali dipanggil dengan nama Iberia, yaitu nama yang dinisbahkan kepada penduduk-penduduk bangsa Iberia yang pertama kali mendiami daerah itu. Kemudian dikenal dengan sebutan Asbania, yaitu sewaktu bangsa Romawi menduduki daerah itu pada abad kedua Masehi. Setelah itu, sebagian dari daerah ini diduduki oleh bangsa Vandal, sehingga dinamakan bangsa Vandalisia, yang terakhir ketika kaum muslimin menduduki daerah itu mereka menyebutnya dengan Andalus, yaitu berasal dari kata Vandalisia yang disebut menurut lidah orang Arab.
Sejarah dan Kebudayaan Islam jilid pertama karangan A. Syalabi mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan daerah ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Suasana Perang diantara kaum muslimin dengan orang-orang Kristen di Spanyol (Spanyol dikenal dengan tempat bertemunya beberapa umat beragama).
2.      Pergolakan pergolakan dikalangan penduduk Spanyol (kaum Romawi pada 133 M, kaum Yahudi, Vandal, Kristen/Nasrani), faktor inilah yang mendorong kaum muslimin untuk menyerang Spanyol karena yakin  dapat menaklukkan dengan mudah. 
3.      Perebutan kekuasaan yang berlaku di daerah Spanyol (umat Islam di  undang oleh kalangan tertentu untuk kepentingan tertentu pula).
4.      Serangan kaum muslimin ke Spanyol atas undangan penduduk dalam negeri itu sendiri untuk mempertahankan hak-hak mereka.
5.      Niat kaum Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah itu karena Kondisi Pra Islam di wilayah  Eropa dan Andalusia secara khusus memiliki penduduk dengan keterbelakangan dan kebodohan yang sangat luar biasa, yang sering disebut dengan masa kegelapan (Dark age).
Kedzaliman adalah sistem yang berlaku disana. Para penguasa menguasai harta dan kekayaan negeri, sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan  yang parah. Para penguasa menguasai istana dan benteng-benteng, sementara rakyatnya bahkan tidak memiliki tempat berteduh dan rumah yang layak. Mereka berada dalam kemiskinan yang luar biasa, bahkan dirinya diperjual belikan bersamaan dengan  tanah. Kehidupan tidak bermoral, kehormatan di injak-injak, dan kehidupan sangat jauh dari nilai normal. Mereka tidak kenal bahasa dan saling berkomunikasi dengan isyarat, karena mereka tidak mempunyai bahasa lisan, apalagi tertulis. mereka ialah suku Vandal.
            Di akhir abad ke-4 Andalusia dikuasai oleh bangsa Ghotic. Para penguasa menekan suku Vandal agar tidak merusak stabilitas kawasan dan wilayah lain. Meskipun suku Vandal melakukan pemberontakan besar- besaran terhadap penguasa yang memimpin mereka, penguasa dapat mengatasinya dengan mengusir mereka kearah selatan dan Ghotic memerdekakan diri untuk menguasai Semenanjung tersebut.  Euric pun menggunakan gelar raja pada tahun 467 M, dan ia dianggap sebagai pendiri Negara Ghotuc barat yang sebenarnya. Suku ini sendiri kemudian dikenal (hanya) dengan sebutan Ghotic saja di setiap fase Sejarah berikutnya.
Sekitar setahun sebelum penaklukan Islam terhadap Spanyol, seorang petinggi militer bernama Roderick melakukan kudeta terhadap kekuasaan dan memakzulkan raja Gheitisya. Sehingga pada saat pertama terjadinya penaklukan Islam, Roderick lah yang menjadi penguasa negeri tersebut.
Pada tahun 711 M, kaum muslimin telah menyelesaikan penaklukan seluruh kawasan Afrika bagian Utara. Mereka telah yang dihadapi kaum muslimin dalam melanjutkan penaklukkan, yakni mengarah ke Utara menyeberangi selat Gibraltar dan masuk ke Spanyol dan Portugis (Andalusia pada waktu itu) atau mengarah ke selatan masuk kedalam jantung padang sahara yang sangat luas tapi penduduknya sangat sedikit. Tujuan penaklukkan kaum muslimin bukan untuk mencari wilayah atau kawasan baru, atau sekedar mengumpulkan sumber daya bumi.
Tujuan utama mereka ialah berdakwah dijalan Allah dan mengajarkan agama ini kepada manusia. Sehingga penaklukkan atas Spanyol pun dilakukan oleh kaum muslimin.  Keputusan Penaklukkan Islam terhadap Andalusia dipimpin oleh Musa bin Nushair, ia memiliki ide menaklukkan Andalusia sudah lama sebelum terjun ke medan perang langsungnya. Meskipun banyak hambatan yang ada didepannya, seperti; minimnya armada laut, adanya  pulau Balyar milik kaum Nasrani dibelakang mereka, pelabuhan Sabtah (Ceuta) yang berkaitan dengan penguasa Andalusia, dan masih banyak lagi hambatan yang menghalangi penaklukkan tersebut.
Tetapi, Musa bin Nushair mampu mengatasi hambatan-hambatan yang melintas dihadapannya, yakni dengan membangun membangun beberapa pelabuhan dan menyiapkan armada laut, mengangkat Thariq bin ziyad sebagai pemimpin pasukan, menaklukkan pulau baiyar dahulu dan menggabungkan kedalam wilayah kaum muslimin, terjadi peristiwa sabtah (ceuta) dan pertolongan Allah yang memudahkan kaum muslimin menaklukkan Andalusia. Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalusia dengan misinya bersama perahu-perahu penyebrang, hingga pada waktu sampai di tanah Andalusia terjadi pertempuran lembah Barbate (711 M) yang sangat monumental, dimana pasukan perang kaum muslimin tidak lebih dari 12.000 pasukan, melawan pasukan perang dengan senjata lengkap berjumlah 100.000 pasukan. Hal ini cukup menggentarkan hati kaum muslimin yang awalnya ikut dalam peperangan dalam keadaan terpaksa, meskipun ada yang bertekad bulat jihad dijalan Allah menyebarkan Syiar Islam disana. Disinilah peristiwa Thariq bin Ziyad membakar perahu penyebrangan dan berkhotbah yang berisi kobaran semangat jihad dan cinta terhadap Agama Allah, maju kedepan apapun yang terjadi sampai titik kemenangan, yakni jaminan surga Allah. peristiwa Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin. Penaklukkan Islam dilakukan oleh kedua pemimpin, Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad meliputi seluruh semenanjung Andalusia.  
 Andalusia setelah masa Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ialah masa kekhalifahan. Beberapa perubahan yang terjadi di masa ini, diantaranya penghapusan kasta, tumbuh peranakan baru hasil perkawinan silang antara penduduk asli dengan kaum muslimin pendatang, dan penyebaran kebebasan beragama. Pada masa ini juga Cordova dijadikan sebagai Ibukota. Meskipun begitu,  Islam di Andalusia pada masa ini mengalami peristiwa yang hampir menghapus Islam secara keseluruhan. Munculnya perseteruan antara bangsa Arab dan Berber, dan munculnya kelompok khawarij yang menyalakan api peperangan serta memimpin revolusi terhadap Gubernur Bani Umayyah yang menyalahgunakan kekuasaan dan interaksinya dengan kalangan kaum Berber.
Masa Islam di Andalusia selanjutnya ialah masa kekuasaan Umawiyah, tokoh Abdurrahman Ad Dakhil bin Muawiyah yang membawa tanda-tanda kecemerlangan keilmuan dan kecerdasannya. Perjuangannya dalam perjalanan memasuki kawasan Andalusia yang melewati beberapa pertempuran dan pergolakan orang-orang yang melawan Abdurrahman Ad Dakhil. 
Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-Amiran (panglima tertinggi bergelar Amir), Amir pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada tahun 755 M. pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, termasuk didalamnya Amir Hisyam menjadi pemimpin Andalusia pada saat itu, periode selanjutnya muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al Muwahidun, periode terakhir Islam di  Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada dibawah Dinasti Bani Ahmar.
Islam di Andalusia mencapai puncak kejayaannya dimulai pada masa keemiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman Ad Dakhil yang memimpin sejak tahun 138-172 H/ 755-788 M, diikuti oleh 3 Gubernur, yang pertama ialah Hisyam bin Abdurrahman Ad Dakhil. Ia memimpin Andalusia dari tahun 172-180 H/ 788-796 M. Salah satu kegemilangan peradaban Islam Andalusia adalah karya para ulama di b idang kajian keislaman. Iklim Andalusia pada saat itu sangat kondusif untuk melahirkan ulama dan ilmuwan besar. Seperti yang disebutkan oleh Abid al Jabiri, bahwa suasana perdebatan kontraproduktif yang dibawa oleh ilmu kalam tidak terdapat di Andalusia, sebagaimana yang terdapat di dunia Timur Islam.
Membahas agama Islam tidak lepas dari aturan dan hukum syariat Islam. Syariat Islam ialah satu rangkuman yang meliputi seluruh kewajiban keagamaan, segala perintah Tuhan yang mengatur tatanan kehidupan setiap muslim dalam semua aspeknya.
Hukum Islam adalah lambang pemikiran Islam, manifestasi paling khusus dari pandangan hidup Islam. Inti dan titik sentral dari Islam itu sendiri. Istilah Fikih itupun sebagai satu ilmu menunjukkan bahwa awal Islam mendapat perhatian pada ilmu hukum sebagai ilmu yang paling tinggi nilainya. Bidang teknologi tidak pernah mampu mencapai kedudukan penting yang sebanding dalam Islam. Hanya golongan mistikisme yang cukup tangguh mengimbangi pengaruh hukum pada pemikiran-pemikiran umat Islam dan memang sering terbukti sebagai pihak yang menang. Akan tetapi sampai masa kini bidang hukum termasuk pokok bahasannya (dalam arti yang sempit) tetap merupakan suatu hal yang sangat penting.
Masalah yang menjadi perselisihan dikalangan umat Islam antara tradisionalisme dan modernisme muncul karena pengaruh ide-ide baru dari dunia Barat. Di segi lain seluruh kehidupan umat Islam termasuk literatur arab, bahasa arab dan disiplin-disiplin ilmu Islam lainnya sangat terikat dan tercelup oleh ide-ide ajaran Islam. Dengan demikian tidaklah mungkin dapat memahami agama Islam tanpa memahami hukum Islam itu sendiri. Hukum Islam terutama sekali merupakan suatu contoh yang berisi ajaran dari suatu hukum yang suci. Ia merupakan sesuatu yang sangat jelas berbeda dari semua bentuk-bentuk hukum lainnya. Tentu saja tidak selamanya terdepan dan menentukan. Satu dari sejumlah kesepakatan yang bersifat menentukan dan tak dapat dihindarkan oleh siapapun dari mereka ialah sejauh mana pokok bahasan dan kemaslahatan tasyri (pembinaan hukum) yang dipentingkan. Karena itu pemikiran tentang itu perlu dan harus untuk dapat mengetahui dan menimba sebanyak mungkin fenomena hukum secara benar. 

2.3 Perkembangan Islam di Andalusia 
Islam yang hakekatnya Agama rahmatan lil alamin, agama yang penuh kedamaian, memiliki hukum-hukum agama yang fleksibel, mudah diterima bagi kehidupan manusia di bumi ini.  Berkembangnya berbagai pendapat sesama muslim mengakibatkan  terpisah belahnya Islam menjadi banyak aliran agama di dalamnya. Seperti pada tahun750 an berkembang aliran Syiah, Muktazilah, dan ahli hadits (dikenal kontra dengan aliran muktazilah). Ahli hadits bersikukuh bahwa hukum Islam harus didasarkan pada laporan saksi mata para perawi dan amal kebiasaan (Sunnah) Nabi. Mereka berbeda pendapat dengan para pengikut Abu Hanifah yang menganggap penting sekali bagi para ahli hukum untuk menggunakan kemampuan mereka tentang penalaran independen (Ijtihad), yang berpendapat bahwa mereka harus memiliki kebebasan untuk membuat undang-undang baru sekalipun tidak bisa didasarkan pada sebuah hadits atau firman Allah dalam Alquran. Karena itu ahli hadits adalah orang-orang yang konservetif, mereka mencintai masa lalu yang idealis, mereka menghormati khulafaur Rosyidin, dan bahkan Muawiyah sahabat Nabi.  Abbasiyah mengetahui kekuatan gerakan religius, dan ketika membangun dinasti, gerakan itu telah  berusaha memberi rezim mereka legitimasi Islami. Karena itu, mereka mendorong pengembangan Fikih untuk mengatur kehidupan penduduknya. Imperium ini mengalami keretakan. Kehidupan orang biasa diatur diatur oleh Syariah, sebagaimana ditetapkan dalam hukum Islam, tapi prinsip-prinsip muslim tidak tampak dilingkungan istana maupun diantara pejabat pemerintahan yang lebih tinggi. Mereka lebih taat pada norma-norma yang lebih otokritas dari periode pra Islam untuk membuat Abbasiyah memantapkan, secara lebih lanjut pada kecenderungan seperti itu.
                Dalam pemerintahan Umayyah, tiap kota mengembangkan fikihnya sendiri, tapi Abbasiyah menekan para ahli hukum untuk mengembangkan sebuah sistem hukum yang trepadu. Sifat kehidupan muslim telah berubah secara drastis sejak munculnya Alquran. Sistem yang lebih konvensional dan institusi religius yang diketahui diharapkan dapat mengatur kehidupan islam untuk masyarakat. Sebuah golongan ulama mulai bermunculan, para hakim (qadhi) juga menerima pelatihan yang lebih rinci. Salah satu cendekiawan ternama melakukan kontribusi yang tidak ada hentinya. Di Madinah, Malik bin Anas (w.795) menghimpun karya Al Muwatta (jalan yang dilewati). Ini adalah persoalan mnenyeluruh dari hukum adat (kebiasaan) dan ibadah keagamaan Madinah, yang diyakini oleh imam Malik masih melestarikan sunnah asli komunitas Nabi. Para murid imam Malik mengembangkan teorinya dalam mazhab Maliki, yang menonjol di Madinah, Mesir, dan Afrika Utara, termasuk didalamnya wilayah  Andalusia.
                    Tahun 714-755 M, merupakan masa kekuatan yang dialami di Andalusia. Penyebaran Islam terjadi sangat singkat, karena Islam ialah agama fitrah, yang mudah diterima saat penduduk mengetahui keberadaan dan kebenarannya. Spanyol telah menemukan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan komprehensif mengatur seluruh urusan kehidupan manusia. Sebelum itu, penduduk Spanyol telah terbiasa memisahkan secara utuh antara agama dan Negara. Dalam waktu yang singkat, seluruh penduduk asli Andalusia pun memeluk Islam. 
          Generasi setelah tumbuhnya Islam di Andalusia ialah generasi baru, keturunan dari pernikahan antara penakluk dan penduduk asli disana. Pada masa ini, kaum muslimin bekerja untuk memberi kemerdekaan beragama kepada rakyat. Andalusia menjadi mutiara dunia dalam sejarah islam, karena wilayah ini merupakan representasi dari peradaban Islam yang mampu beradaptasi dengan peradaban lokal yang mencapai kejayaannya dan meninggalkan pengaruh yang luar biasa dan membanggakan tidak hanya bagi peradaban Islam tetapi juga bagi peradaban dunia.
Para ahli sejarah mencatat bahwa kota Cordova beberapa tingkat lebih maju daripada kota-kota di Eropa lainnya. Semua kebutuhan masyarakatnya dapat terpenuhi, mulai dari tabib, arsitek, penjahit, sampai hiburan. Hal ini didengar oleh masyarkat di Jerman yang letaknya berjauhan dengan pusat pemerintahan Andalusia ini, sehingga kota ini disebut sebagai mutiara dunia oleh seorang pendeta perempuan dari bangsa Saks. Spanyol (Andalusia) pada masa pemerintahan khalifah Umayyah  juga termasuk salah satu negara terkaya di Eropa.  Hal ini menunjukkan Islam membawa kemajuan yang sangat pesat bagi Andalusia, jika dilakukan perbandingan sebelum dan sesudah Islam masuk ke wilayah ini, maka hasilnya akan sangat signifikan mengalami kemajuan yang luar biasa.
                Meninjau pada seratus tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Pada titik ini dilihat dari pergerakan sejarah pada masa itu, pendiri Islam wafat digantikan oleh para pengikutnya yang menjadi penguasakerajaan yang lebih besar dibanding kerajaan romawi pada masa kejayaannya., sebuah kerajaan yang wilayahnya membentang dari pantai Biscay hingga Indus dan perbatasan Cina, serta dari laut Aral hingga sungai Nil bagian bawah. Nabi Muhammad ini di iringi dengan Nama Allah Yang Maha Besar (kalimat adzan) berkumandang lima kali sehari dari ribuan menara yang tersebar diseluruh Eropa barat daya, Afrika Utara, serta Asia barat dan tengah. Hal ini bukti paling mendasar berkembangnya budaya Islam dari masa sahabat nabi hingga khalifah-khalifah yang meneruskan budaya Islam.  Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, kebudayaan ini dalam bidang arsitektur maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban Eropa. 
Kemajuann yang muncul dari wilayah ini meliputi kemajuan di bidang intelektual, bangunan dan arsitektur, dan bidang keilmuan keagamaan. Di bidang intelektual berkembang ilmu filsafat, manuskrip-manuskrip yunani telah diterjemahkan kedalam bahasa arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al Manshur (754-755 M) telah melakukan aktifitas penerjemahan hingga masa khalifah al makmun (813-833 M). Bidang intelektual lainnya yaitu sains yang meliputi ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilmu obat-obatan juga berkembang dengan baik. Banyak lagi bidang yang bermunculan seperti bahasa dan sastra, musik dan kesenian. Tidak kalah maju bidang arsitek dan bangunan di beberapa kota di Andalusia, diantaranya yang terbesar ialah istana al-hambra yang berada di Granada  hingga saat ini bisa kita nikmati keindahannya, taman-taman kota yang menghiasi seluruh kota jugan sudah tertata rapi. 
                Bidang lain yang menjadi sorotan utama dalam penulisan ini ialah kemajuan dibidang keilmuan agama. Ilmu tafsir berkembang jauh setelah masa Hisyam Ibn Abdurrahman, salah satu mufassir Andalusia yang terkenal adalah Al-Qurtubi, nama lengkapnya ialah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al Anshari al Khazraji al Andalusi (w.1273). 
Kemajuan bidang keilmuan yang paling mendasar ialah dalam bidang fikih, Andalusia dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Adapun yang memperkenalkan mazhab ini di Andalusia ialah Ziyad bin Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Para ahli fikih lainnya ialah Abu Bakr bin al Quthiyah, Muniz bin Said Al Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah al Mujtahid wa Nihayah al Muqtasid, Asy-Syatibi, penulis buku Al Muwaffaqat fi Ushul Asy Syariah (Ushul Fikih), dan Ibnu Hazm.
Dalam sejarah perkembangan dunia fikih, ilmu ini mengalami Masa keemasan sekitar abad ke 2 H, ketika khulafa Bani Abbas mendekati para Fuqaha dan melakukan kajian yang lebih mendalam dan sungguh sungguh hingga fikih mencapai titik kecemerlangannya. Perhatian tentang fikih itu terlihat ketika khalifah Harun Ar Rasyid memanggil Imam Malik untuk mengajarkan kitab Muwatta kepada kedua puteranya, Al Amin dan Al Makmun. Imam Mailik dengan tegas menolak dalam suratnya yang dikirim kepada Ar Rasyid, yang berbunyi:  Amirul Mukminin yang mulia, untuk memperoleh ilmu itu diperlukan usaha. Ilmu akan menjadi terhormat jika anda menghormatinya, tetapi jika anda merendahkannya,  maka ilmu tidak akan ada artinya. Karenanya saya tegaskan bahwa ilmu itu didatangi bukan bukan datang dengan sendirinya.19 Ar Rasyid tidak marah dengan itu, tetapi malah menyuruh kedua anaknya untuk belajar mengaji bersama Imam Malik dan orang banyak di Madinah. 
                Pada dasarnya semua aliran hukum lama mempunyai sikap yang sama terhadap praktek-praktek dan aturan administratif pemerintahan Daulah Umayyah. Disamping mereka mempunyai sikap dasar yang umum, pada periode paling awal peradilan Islam terdapat doktrin yang sama diantara aliran hukum tersebut, tetapi ada masa selanjutnya perbedaan- perbedaan pandangan dikalangan mereka semakin meningkat. Hal tersebut didukung oleh kemampuan berfikir dan kemajuan perkembangan  intelektual dari masa ke masa semakin meningkat senhingga semakin banyak pandangan-pandangan yang bisa dijadikan landasan hukum. 
 Mengenai perkembangan awal tentang aliran hukum yang memiliki kesamaan antar aliran, hal ini tidaklah berarti bahwa peradilan Islam pada mulanya hanya berkembang di satu wilayah secara eksklusif, tetapi juga merupakan suatu wilayah yang menjadi pusat intelektual yang  juga mengembangkan teori dan mensistimasi usaha-usaha dalam praktek-praktek hukum yang dilaksanakan pada masa Dinasti Umayyah ke dalam hukum Islam.

2.4 Kehidupan Sosial dan Intelektual Masyarakat Andalusia
Sejak kaum Muslim mendarat di Spanyol dan berdiri sebuah dinasti yang tercipta dan berkuasa selama tiga ratus tahun,masyarakat Spanyol (Andalusia) mengalami perkembangan dan perubahan sosial yang sangat maju. Kaum Muslim yang mayoritas memimpin mayoritas non-Muslim, yang lambat laun mengalami integrasi sosial. Kota-kota tumbuh dengan tingkat kemakmuran masyarakat yang semakin baik didukung oleh berbagai fasilitas yang baik, seperti irigasi yang menyokong pertanian yang menghasilkan hasil panen dengan teknikteknik yang diimpor dari Timur Jauh.
Lambat laun sebagian penduduk pribumi bergabung dengan iman Islam. Kaum Kristen dan sejumlah besar warga Yahudi yang tidak pindah agama berprofesi sebagai perajin dan pedagang. Berbagai komunitas yang beragam itu diikat oleh toleransi. Bahasa Arab telah menjadi bahasa mayoritas bagi Yahudi, Kristen dan Muslim. Toleransi, bahasa yang sama, dan tradisi panjang dari kekuasaan yang terpisah,semuanya membantu menciptakan sebuah kesadaran dan masyarakat Andalusia yang khas. Menurut Albert Hourani,“Budaya Islam berkembang menurut garis yang agak berbeda dari negeri-negeri Timur dan budaya Yahudi pun terpisah dari Irak,yang merupakan pusat kehidupan keagamaan Yahudi. Masyarakat Andalusia terbentuk oleh percam puran produktif elemen yang berbeda-beda, yaitu Muslim, Yahudi, dan Kristen; Arab, Berber, Spanyol asli, serta tentara-tentara bayaran yang berasal dari Eropa Barat dan Eropa Timur (Saqaliba atau Slavia.) Kesemuanya berada dalam genggaman khilafah Umayyah di Cordova, dan di sekeliling istana khalifah terdapat elit Andalusia dari para keluarga yang menglaim berketurunan Arab asli. Mereka adalah keturunan penduduk awal yang mewarisi kekayaan dan kekuatan sosial darikedudukan resmi serta kendali atas tanah.Di sinilah, yakni di dalam dan sekitar istana Dinasti Umayyah yang kemudian, muncul sebuah kebudayaan yang tinggi dan khas.Para teolog dan praktisi hukum bermadzhabMālikī, ada juga yang bermadzhab Ẓāhirī,yang mengajarkan interpretasi keimanan secara harfiah, tetapi kemudian madzhab ini menghilang. Sementara itu, kekuasaan para penguasa dan kaum elit tercermin dalam gedung-gedung yang megah serta puisi.
Selanjutnya Albert Hourani menjelaskan bahwa orang-orang yang membawa pemikirannya ke seluruh Maghrib dan Andalusia berasal dari masyarakat Berber di Pegunungan Atlas. Periode mereka merupakan masa ke emasan terakhir kebudayaan Andalusia,dan dalam beberapa segi merupakan puncak keemasannya. Pada masa ini, pemikiran Ibn Rusyd, menjadi ekspresi terakhir semangat falsafi dalam bahasa Arab. Sementara itu,pemikiran Ibn ‘Arabī memengaruhi tradisi sufi di Barat dan Timur selama berabad-abad. Setelah al-Muwaḥḥidūn, proses ekspansi Kristen menyapu bersih kehidupan ArabMuslim Arab dari pusat ke pusat lainnya,sehingga yang tertinggal hanya Kerajaan Granada. Namun tradisi masyarakat Muslim itu dilanjutkan dengan pelbagai cara di kota-kota Maghrib, khususnya di Maroko yang menjadi tujuan migrasi orang-orang Andalusia. Spanyol, yang jauh dari pusat-pusat utama peradaban telah diperintah sebelum penaklukan Arab oleh sebuah aristokrasi Jerman yang jauh dari suatu hirarki gereja yang ketat yang gabungan keduanya telah menekan dorongan-dorongan intelektual atau sipil apapun.
Setelah kaum Muslim berkuasa di Spanyol model-model kultural dikembangkan dan jauh lebih menarik dibanding dengan apa yang dimiliki oleh orang-orang Spanyol. Masyarakat Kristen Spanyol yang diperintah Muslim cenderung berbagi kebudayaan yang bercorak Islam.Mereka lebih banyak memelajari bahasa Arab ketimbang Latin. Kultur Islam yang dibawa dari Timur dan dimodifikasi diSpanyol diterima oleh berbagai kelompok masyarakat Spanyol, Muslim, Yahudi, dan Kristen. Bumi Spanyol yang gersang dari budaya dan peradaban, kemudian tumbuh menjadi bumi yang subur di mana budaya dan peradaban Islam disemai dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat.Syed Ameer Ali mengatakan bahwa sebelum Islam masuk ke Spanyol masyarakat Spanyol mengalami penderitaan yang berat.Namun setelah datang Islam bumi Spanyol tumbuh menjadi wilayah yang tertib, aman dan makmur. Sejak kaum Muslim menjejakkan kakinya di Spanyol mereka merasakan kebebasan dan kedudukan yang sama tanpa memandang suku, asal-usul dan agama mereka. buruk yang timbul karenanya. Kawasan yang luas menjadi kosong melompong karena ditinggalkan penduduknya.
Namun sejak diperkenalkan hukum Islam telah membebaskan seluruh rakyat dan tanah dari perbudakan feodal. Padang pasir menjadi subur. Kota-kota yang makmur bermunculan di segala penjuru. Anarki
digantikan dengan ketertiban dan keamanan.Begitu menjejakkan kaki di bumi Spanyol,orang-orang Muslim Arab mengeluarkan perintah yang menjamin kemerdekaan setiap penduduk, tanpa memandang suku,asal-usul dan agama mereka; tak soal apakah mereka itu bangsa Suaevi, Goth, Roma, atau Yahudi. Semuanya memunyai kedudukan yang sama dengan kaum Muslim. Mereka menjamin kebebasan orang-orang Yahudi dan Kristen untuk menjalankan ibadah dan bebas menggunakan tempat ibadah mereka. Mereka juga menjamin sepenuhnya keamanan dan harta benda kedua golongan tersebut. Dalam batas tertentu, mereka bahkan mengijinkan orang Yahudi dan Kristen menggunakan hukum mereka sendiri. Kemakmuran ekonomi semakin meningkat.Akibat dari perubahan sosial dan ekonomi ini adalah timbul konsolidasi politik. Meskipun kultur Islam di Spanyol berasimilasi dengan beberapa aspek kultur lokal, namun pada dasarnya ia merupakan sisi luar dari peradaban Islam Arab-Timur Tengah. Sebagaimana di wilayah Timur,kultur istana berusaha menyatukan simbolsimbol Muslim dan kosmopolitan. Pada sisi kosmopolitan, syair atau sastra pada umumnya merupakan ekspresi utama dari peradaban Spanyol.
Perkembangan ilmiah semakin maju bahkan sampai ke puncaknya yang brilian. Falsafat dan sains mencapai puncak kejayaannya. Arsitektur meliputi masjid, istana, dan tempat pemandian umum juga diilhami model arsitektur bangsa Timur.Spanyol mewujud menjadi sebuah peradaban Muslim yang sekaligus merupakan peradaban bangsa Arab. Madzhab hukum terutama Mālikī diminati, studi Ḥadīts, teologi, dan fiqh tak ketinggalan. Puncak pencapaian intelektual sebagaimana dijelaskan di atas seiring dengan perubahan sosial dan gerakan sosial dalam bidang lainnya. Beberapa gerakan sosial yang utama dari kelas masyarakat juga berkenaan dengan beberapa kecenderungan (trends) keagamaan.
Kemakmuran ekonomi tidak selamanya dirasakan secara merata, dengan muncul kesenjangan dan ketidakadilan.Penguasa berupaya mengoptasi para ulama,yang diberikan tanggung jawab politik dan sebagai sarana untuk mengarahkan masyarakat. Namun kalangan sufi malah mengepalai sebuah gerakan kelas masyarakat yang lebih rendah yang menentang akumulasi kekayaan secara eksploitatif oleh kelas yang lebih tinggi, dan mengekspos doktrin asketik,mistikal, dan doktrin komunalitas.





2.5  Kontribusi dan Pengaruh Intelektual Muslim Andalusia
Kekuasaan intelektual Muslim Spanyol dimulai pada abad 10, tetapi kontribusinya yang paling signifikan dilakukan selama periode paruh terakhir abad 11 sampai pertengahan abad 13. Kita menemukan orang-orang yang menonjol seperti al-Indrisī dan al-Bakrī (ahli geografi), Ibn Ẓuhr (fisika), Ibn ‘Arabī (mistikus), Maimonides (terpelajar Yahudi), musafir Ibn Jubayr, dan failsuf Ibn Rusyd. Eropa telah menyerap kontribusi-kontribusi intelektual dari orangorang tersebut, bersama-sama dengan Islam Timur, ketika Toledo jatuh ke tangan orangorang Kristen pada tahun 1085, Cordova tahun 1236, Seville tahun 1248, dan Granada pada tahun 1492. Apa yang sudah disumbangkan Muslim di Spanyol dalam bidang intelektual meliputi berbagai disiplin ilmu seperti aljabar, geometri,trigonometri dan astronomi, musik, ilmu kimia, dan sastra. Berbagai disiplin ilmu tersebut tumbuh, berkembang dan mencapai puncaknya, dan menjadi mata air yang melimpah bagi pembangunan Eropa pada abad-abad berikutnya. Karenanya, bila sumbangan itu diakui secara jujur, sesungguhnya utang intelektual Eropa kepada bangsa-bangsa Muslim di Spanyol khususnya tiada taranya dalam sejarah peradaban dunia.
Dalam aljabar kontribusi al-Khwārizmī tak dapat dilupakan, demikian pula dalam trigonometri dan astronomi Tables al-Zarqalī,Astronomical Tables al-Khwārizmī, Tables al-Battānī dan al-Zarqalī, Risālah Ibn Aflāh,Iṣlāḥ al-Majistī (Koreksi atas Almagest),Kitāb al-Hay’ah karya al-Bitrūjī, Kitāb al-Manāẓir dari Ibn al-Ḥaytsām dan Nihāyāt al-Idrāk (The End of Thought) karya Quṭb al-Dīn al-Syīrāzī. Juga terdapat terjemahanterjemahan Arab ke Latin karya Theodosius,Febonacci, dan Abraham bar Hiyya. Dalam geometri terdapat terjemahan Euclid oleh ‘Abd al-Baqī. Dalam ilmu kimia Kitāb al-Syifā’ (The Book of Healing) karya Ibn Sīnā memunyai pengaruh mendalam dan bermanfaat atas penulis-penulis Latin.
Demikian juga Kitāb al-Taṣrīf karya Abū al-Qāsim al-Zahrawī,Zād al-Musāfī karya Ibn Ja‘far, terjemahan Arab atas Galen oleh Ḥunayn ibn Isḥāq.Dalam kedokteran kitab Qānūn (The Medical Encyclopedia) karya Ibn Sīnā memberikan pengaruh besar selama berabad-abad bagi dunia kedokteran Eropa. Dalam bidang sastra kontribusi karya Muslim dari 1250-1600 tak dapat diabaikan. Di antaranya Indian Fables (Disciplina Clericalis), Calila wa Dimna, Sidibad, dan The Thousand and One Night terus-menerus berulang dalam sastra Spanyol. Peranan intelektual masa Andalusia itu bahkan masih dirasakan setelah keruntuhannya,dan setelah pengusiran kaum Muslim dan Yahudi dari daratan Eropa itu. Pengungsi Muslim dan Yahudi dari Spanyol membawa ilmu pengetahuan yang nyaris tidak dikenal di ‘Utsmānī pada waktu itu. Kontribusi mereka sangat penting terutama dalam bidang pengobatan, percetakan, dan ilmu militer.
Sejarawan terkemuka Bernard Lewis memerinci peranan para pengungsi dari Spanyol dalam menghidupkan kembali ilmu pengobatan ‘Utsmānī. Sejarawan besar Arnold Toynbee mengakui bahwa “kejatuhan Andalusia oleh penaklukan Kristen dengan tumbang Cordova memunyai dampak budaya yang sama sebagaimana tumbang Baghdad. Andalusia itulah melahirkan failasuf Averroes, dan seorang mistikus Ibn ‘Arabī. Sumbangan Andalusia pada kebudayaan Islam sama dengan sumbangan Afrika sebelumnya pada kebudayaan Barat Kristen.”

2.6 Masa Keruntuhan
Selain kemakmuran dan kegiatan hidup masyarakat perkotaan, maka pada sisi lainnya tingkat perpecahan politik yang sedemikin menghangat sangat mengancam keberadaan peradaban Islam bangsa Spanyol. Selama beberapa abad masyarakat Kristen telah bersiaga untuk merebut kembali Spanyol. Penaklukan pihak Kristen terhadap Granada pada tahun 1492 menandai awal berakhir sejarah warga Muslim di Spanyol. Kaum Muslim pun terusir dari Spanyol dan sebagiannya lagi tinggal dengan pilihan pindah ke agama Kristen, walau sangat sedikit. Pihak Kristen melakukan cara paksaan atau dengan cara pengusiran warga Yahudi dan Muslim. Apa yang sudah dijanjikan penguasa Kristen Spanyol untuk menjamin kebebasan dan keamanan bagi seluruh masyarakat Spanyol termasuk Yahudi dan Muslim, ternyata tidak berapa lama diingkari. Mereka melakukan paksaan dan pengusiran terhadap mereka yang tidak menerima iman Kristen.



Apa yang menjadi penyebab runtuh Spanyol-Muslim? Tentu banyak teori yang menjelaskannya. Dua ratus tahun sebelum Auguste Comte (lahir 1798), muncul bapak ilmu sosial modern memerkenalkan teori perkembangan masyarakat, dan dia adalah Ibn Khaldūn. Bagi Ibn Khaldūn, perspektif masyarakat yang terpenting adalah organisme yang tumbuh,matang, dan bukan karena kebetulan atau takdir Ilahi, namun karena seba-sebab real yang memengaruhinya.
Menurutnya,masyarakat menjalani masa kanak-kanak,remaja, dewasa, dan tua. Tahap kanak-kanak adalah kehidupan masyarakat pedusunan danpertanian, yang disebutnya sebagai badw (nomadisme.) Tahap berikutnya adalah tahap ghazw (agresi), akibat populasi yang semakin besar, demi memenuhi kebutuhannya,dengan cara menyerang masyarakat lain yang keadaanya lemah, lebih lemah atau sama. Perang antar suku di kalangan orang Arab adalah cermin masyarakat pada tahap ini. Tahap ketiga adalah tahap ḥaḍār(peradaban), tahap di mana kehidupan yang semakin makmur mendorong masyarakat mencari pemukiman permanen. Namun masyarakat dalam tahap yang maju ini semakin menua dan lemah. Faktor yang dapat memerkuat ikatan masyarakat disebut oleh Ibn Khaldūn dengan istilah ‘aṣabiyyah (ikatan anggota-anggota masyarakat dari
suku yang sama.) Menurut Ibn Khaldūn,masyarakat mengalami siklus sejarah.
Masyarakat lahir dan tumbuh lalu mati,dan digantikan masyarakat lain, yang juga tumbuh dan mati, seperti pendahulunya.
Bagi K. Ali, sebab runtuh pemerintahan Islam di Spanyol berhubungan dengan kecakapan penguasa yang memerintah, krisis politik dalam negeri disebabkan konflik internal, bangkit militansi Kristen, fanatisme kesukuan yang sangat besar dan kurang rasa kebangsaan, serta kondisi ekonomi yang semakin parah akibat paceklik yang panjang. Menurut K. Ali, “Akibatnya imperium ini terpecah menjadi sejumlah kelompok yang saling bertentangan sehingga memercepat kehancuran pemerintahan Muslim di Spanyol.”




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Islam awal berkembang di Jazirah Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Latar belakang sebelum Islam secara singkat masih belum mengenal hukum, lembaga hukum dalam kehidupan masih relatif terbatas. Walaupun kota Makkah merupakan kota dagang pada saat itu.1 Istilah hukum adat bagi bangsa Arab sebelum Islam adalah asli sampai pada masa tertentu tetap berlangsung dalam hukum Islam, yaitu sunnah.
Islam masuk ke wilayah Andalusia tidak sesingkat penyebarannya, melalui beberapa tahapan yang mendukung Islam menduduki wilayah itu. Beberapa tokoh pendiri Islam meyakini bahwa Andalusia memiliki potensi yang luar biasa terhadap kemajuan Islam.
Islam yang hakekatnya Agama rahmatan lil alamin, agama yang penuh kedamaian, memiliki hukum-hukum agama yang fleksibel, mudah diterima bagi kehidupan manusia di bumi ini.  Berkembangnya berbagai pendapat sesama muslim mengakibatkan  terpisah belahnya Islam menjadi banyak aliran agama di dalamnya. Seperti pada tahun750 an berkembang aliran Syiah, Muktazilah, dan ahli hadits (dikenal kontra dengan aliran muktazilah). Ahli hadits bersikukuh bahwa hukum Islam harus didasarkan pada laporan saksi mata para perawi dan amal kebiasaan (Sunnah) Nabi.
Sejak kaum Muslim mendarat di Spanyol dan berdiri sebuah dinasti yang tercipta dan berkuasa selama tiga ratus tahun,masyarakat Spanyol (Andalusia) mengalami perkembangan dan perubahan sosial yang sangat maju. Kaum Muslim yang mayoritas memimpin mayoritas non-Muslim, yang lambat laun mengalami integrasi sosial.
Kekuasaan intelektual Muslim Spanyol dimulai pada abad 10, tetapi kontribusinya yang paling signifikan dilakukan selama periode paruh terakhir abad 11 sampai pertengahan abad 13. Kita menemukan orang-orang yang menonjol seperti al-Indrisī dan al-Bakrī (ahli geografi), Ibn Ẓuhr (fisika), Ibn ‘Arabī (mistikus), Maimonides (terpelajar Yahudi), musafir Ibn Jubayr, dan failsuf Ibn Rusyd.
Selain kemakmuran dan kegiatan hidup masyarakat perkotaan, maka pada sisi lainnya tingkat perpecahan politik yang sedemikin menghangat sangat mengancam keberadaan peradaban Islam bangsa Spanyol. Selama beberapa abad masyarakat Kristen telah bersiaga untuk merebut kembali Spanyol. Penaklukan pihak Kristen terhadap Granada pada tahun 1492 menandai awal berakhir sejarah warga Muslim di Spanyol. Kaum Muslim pun terusir dari Spanyol dan sebagiannya lagi tinggal dengan pilihan pindah ke agama Kristen, walau sangat sedikit.
3.2  Saran
Kecermelangan dan kehancuran peradaban islam di spnyol bukanlah tanpa sebab,factor  manusianya lah yang paling utama yang menjadi sebab maju dan mundurnya peradaban ketika itu.Motifasi umat isalam untuk melakukan pembangunan,motifasi untuk kebaikan motifasi yang di dorong oleh pemahaman agam dan untuk kesejahteraan,karena tidak akan ada kesejahteraan dan kenyamanan hidup tanpa adanya motifasi yang kuat untuk sejahtera ynga berupa usaha dan kerja keras. Ketika motifasi agama dan keinginan untuk hidup sejahtera hilang pada manusia maka keterpurukanlah yang terjadi,gambaran itulah yang terjadi di spanyol,ketika agama tidak menjadi dasar pergerakan dan motifasi kehidupannyamaka,perpecahan,ketidakadilanperebutan kekuasaan, ketamaan, kerakusan kebodohan,selanjutnya yang ada adalah kemiskinan,kterbelakangan dan ketidak berdayaan,ini adalah kaca benggala penting untuk kehidupan umat islam,yang perlu di simak ,di fahami dan di mengerti agar tidak terjadi kesekian kalinya lagi ,walllahu a’lam.
Walaupun kekuasaan Andalusia telah berakhir oleh berbagai faktor yang melemahkannya seperti rasa nasionalisme yang lemah, konflik politik elit, pemberontakan kelas masyarakat bawah di bawah pimpinan para ulama terutama ulama sufi, dan gerakan kaum Kristen yang merebut kekuasaan kembali hingga benteng terakhir di Granada jatuh ke tangan Kristen pada 1492, sehingga membuat Andalusia mengalami keruntuhan, namun pengaruh peradabannya masih tetap berlangsung di Eropa. Api peradaban Islam itu telah memantik bangsa Eropa menjadi magnet yang menarik hati. Bangsa Eropa kemudian menempuh jalan sebagaimana yang ditempuh kaum Muslim. Mereka mengadopsi karya paling agung dan lebih orisinal untuk “mengeluarkan bangsa Eropa itu dari kebiadaban, memersiapkan jiwa-jiwa maju.
























DAFTAR PUSTAKA
Sejarah Asia Barat/Syaiful, M., Anisa Septianingrum-Edisi Pertama. Cet. Ke-1,- Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018.
Ejournal. Yoyo Hambali. Sejarah Sosial Dan Intelektual Masyarakat Muslim Andalusia dan Kontribusinya Bagi Peradaban Dunia.
Ejournal. Fitri Wahyuni. Islam Di Andalusia (Spanyol) dan Pengaruhnya Terhadap Renaissance Barat.
digilib.uinsby.ac.id



Comments

Popular posts from this blog

KOLONIALISME BELGIA DI AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Afrika adalah benua terbesar   di kedua di dunia setelah Asia, Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya. Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.  Se telah penjelajahan Inggris bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para pedagang dan petualang memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19 bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang mempunyai potensi  komersial Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa Afrika Yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat. Yakni salah satunya Kolonial belgia pada waktu sebelum Perang Dunia I ...

Makalah Masalah Atau Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah belajar yang dialami oleh para siswa, hal ini dapat menggangu siswa dalam kegitan belajarnya sehingga menyebabkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka alami. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Dengan adanya kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh para siswa harus dapat segera diatasi sesegera mungkin karena akan dapat menggangu jalannya kegiatan belajar siswa. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak menemukan solusinya maka akan menyebabkan prestasinya rendah atau dapat tidak lulus. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, yang harus dihadirkan atau ditemukan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar tersebut. Dengan begitu diharapkan masal...