Skip to main content

KEBUDAYAAN AKKADIA SAMPAI KE BABYLONIA BARU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Asia barat salah satu bagian dari wilayah benua Asia yang terletak dengan julukan “Timur Tengah”.Timur tengah kuno yang terdiri dari tiga daerah penting, yaitu Mesopotamia, Surya-Palestina, dan Mesir.Pada umumnya Negara-negara yang terletak di Asia barat memiliki sejarah dan latar belakang sebagai bangsa Arab karena di perkirakan para leluhur dari bangsa timur tengah (Sumeria, Akkadia, Babylonia, Assyiria, Kaldea, Ameria, Phonesia, Ibrani, Arab, dan Abissina) pernah hidup bersama sebagai satu bangsa pada satu tempat dan masa tertentu.
Peradaban kuno berkembang pesat di tepi sungai Eufrat dan Tigris di daerah Mesopotamia.Bangsa timur tengah di katakan sebagai bangsa penakhluk dunia karena bangsa ini merupakan penghasil peradaban umat manusia yang pertama di dunia. Salah satu contohnya adalah peradaban Mesopotamia kuno yang mendominasi peradaban lain pada zamannya. Pusat peradaban kuno Mesopotamia menjadi pusat perhatian dunia karena di yakini sebagai peradaban tertua di dunia oleh bangsa sumeria yang membangun kota kuno seperti Ur.

1.2  Rumusan masalah
1.      Bagaimana kebudayaan dan corak hidup pada masa peradaban Akkadia ?
2.      Bagaimana kebudayaan dan corak hidup pada masa peradaban Assyiria?
3.      Bagaimana kebudayaan dan corak hidup pada masa peradaban Babylonia Baru?




1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui kebudayaan dan corak hidup pada masa perdaban Akkadia.
2.      Dapat mengetahui kebudayaan dan corak hidup pada masa perdaban Assyria.
3.      Dapat mengetahui kebudayaan dan corak hidup pada masa peradaban Babylonia Baru.

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peradaban Akkadia
Peradaban masa Akkadia ini diawali dari adanya suku bangsa yang memiliki asal-usul Semit berimigrasi dari wilayah barat daerah Bulan Sabit ke bagian Atas dan Tengah Mesopotamia.Walaupun kurang berkembang dibandingkan bangsa Sumeria, bangsa nomadik ini secara perlahan membangun negara-kota seperti halnya bangsa di Mesopotamia Bawah.Pada kira-kira 2400 SM, salah seorang dari pemimpin suku-bangsa Semit ini, yang kemudian dikenal dengan Sargon I, membentuk kesatuan dari negara-kota yang ada di Mesopotamia Atas.Sargon I kemudian berhasil memperluas wilayahnya sampai ke Mesopotamia Bawah dengan menaklukkan bangsa Sumeria, dan memaksa mereka untuk tunduk terhadap pemerintahannya.Peristiwa inilah yang menandai dimulainya asimilasi secara perlahan antara bangsa Sumeria dan bangsa Semit.Setelah penaklukkan tersebut, berdirilah univikasi Mesopotamia yang pertama, yang kemudian dikenal sebagai Imperium Akkadia.
Jadi, Keturunan bangsa Semit yang pertama kali datang ke wilayah Mesopotamia bagian selatan adalah suku Akkadia.Pendiri dinasti Akkadia adalah Sargon I. Prestasi Sargon I adalah dapat merebut kerajaan Sumeria yang disatukan Lugalzagizi.Sargon I memulai kariernya sebagai penguasa Kish, yang kemudian keluar untuk membangun kotanya sendiri di Agade.Keberhasilan Sargon I merebut kerajaan yang dikuasai Lugalzagizi bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh seorang penguasa berbahasa Semitik dalam catatan sejarah.Orang-orang Byblos (600-700 sebelum masa Sargon I) yang berbahasa Semitik adalah yang pertama kali menjalin hubungan perdagangan dan kultural dengan Mesir semasa Fir‟aun.Namun demikian, Kerajaan Akkadia semasa Sargon I merupakan kekuasaan besar pertama.Akkadia semasa Sargon I, dengan ibukotanya di Agade, kekuasaannya mengangkangi sungai Tigris dan Eufrat yang mengalir dari Sumeria, dan membentang ke arah barat laut sejauh batas-batas tanah gentingnya.
Sargon I di Agade berkuasa pada sekitar 2371-2316 SM, dan dinasti yang didirikannya bertahan sampai sekitar 2230 SM. Dalam kebesarannya, kerajaan yang didirikan Sargon I adalah dapat diimbangkan kepada Kerajaan Kuno dalam sejarah Mesir Fir‟aun. Agade sebagai ibukota kerajaan Akkadia terletak di luar batas-batas Sumeria bagian barat laut.Orang-orang Akkadia adalah penyelundup semi-barbar, dan Sargon I beserta keturunannya, seperti pendahulunya, Ligalzaggisi, merupakan manusia-manusia perang. Sargon I sendiri dilaporkan telah memimpin sebuah ekspidisi ke Asia Kecil bagian timur untuk merespon bantuan yang akan diberikan oleh sebuah pemukiman para pedagang. Langkah Sargon I yang luar biasa ini memang legendaris.

2.1.1        Bahasa dan Kebudayaan
Di lihat dari peradaban yang pernah mereka dirikan sebenarnya hanyalah adopsi dari peradaban yang pernah ada.Dikatakan bahwa, Akkadia mengadopsi peradaban Sumeria nyaris secara enbloc, termasuk tulisan dan bahkan kebudayaannya.Secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaraan perang. Pada millennium ke-3 SM berkembang simbiosis kebudayaan yang dekat antara bangsa Sumer dan bangsa Akkad yang semit, yang meliputi penyebaran bilingualisme. Bahasa Akkad secara perlahan menggantikan bahasa Sumer sebagai bahasa lisan utama pada peralihan milenium ke-3 dan ke-2 SM. Bahasa Akkadia ditulis dengan huruf Sumeria, walaupun huruf-hurufnya terasa janggal untuk mengekspresikan sebuah bahasa dari keluarga Semitik, karena akar sebuah kata Semitik bukanlah sebuah urutan dari silabel-silabel tetapi satu rangkaian dari tiga konsonan.
2.1.2        Kepercayaan
Bangsa Akkadia merupakan penganut Politheisme (menyembah banyak dewa). Agama yang dianut bangsa Akkadia sama dengan agama yang dianut dengan bangsa Sumeria. Dikarenakan adanya integrasi antar penduduk Akkadia dengan Sumeria.Sebagian besar dewa Akkadia adalah dewa-dewa Sumeria yang disamarkan secara halus dengan nama-nama Semitik.Namun ada yang berbeda, Dewi Najrusu dan Ishtar (Dewi Venus). Orang-orang akkad juga menyembah api. Mereka menganggapnya sebagai sumber utama kehidupan dan kebaikan.Peradaban Sumeria telah mengembangkan ciri yang menonjol dalam bidang agama ketika orang-orang Akkadia mengambil alihnya.Ciri tersebut adalahketaatan religius.Ketaatan tersebut diekspresikan secara hidup dalam arca-arca sesembahan yang kecil bentuknya, yang merupakan genre pokok dari seni rupa Sumeria.
2.1.3        Perekonomian
Ekonomi dari Kekaisaran Akkad bersumber pada sektor pertanian, terdapat 2 pusat utama pertanian di Akkadia yakni daerah selatan yang menggunakan system irigasi dan daerah utara tepatnya di daerah Upper yang menggunakan system pertanian hujan musiman
2.1.4        Akhir Peradaban Akkadia
Sekitar tahun 2230 SM, dinasti Sargon I digulingkan oleh orang-orang gunung Gutaean yang barbar dari timur laut.Sejak tahun 2130-2120 SM, baik wilayah Sumeria maupun Akkadia berada di bawah kekuasaan Gutaean.Selama periode kekuasaan Gutaean ini, orang-orang Amoriah yang berbahasa Semitik masuk ke Akkadia dari arah barat daya dan kemudian mendirikan Kerajaan Babilonia.Orang-orang Gutaean yang sebelumnya dibenci oleh masyarakat Sumeria dan Akkadia pada akhirnya dibunuh dan diusir oleh Amoriah.Sementara itu, orang-orang Amoriah memainkan peran kepemimpinan pada fase berikutnya.

2.2 Peradaban Assyria
Peradaban Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban Babylonia. Dengan mengambil peradaban bangsa lain, bangsa Assyria mengembangkan peradabannya hingga hampir ke seluruh penjuru dunia. Sekalipun demikian, mereka tidak sekedar menjiplak peradaban bangsa lain. Sumbangan peradaban mereka yang asli adalah dalam bidang seni pahat, arsitektur, dan seni lukis. Sennacherib telah merubah ibukota Nineveh menghiasinya menjadi kota yang sangat indah, sehingga berkat keindahannya menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota matahari. Sebagian raja-raja Assyria adalah kaum terpelajar dan sangat mencintai kepustakaan.Ashurbanibal merupakan seorang raja yang mendirikan sebuah perpustakaan dengan berbagai kumpulan buku-buku yang luar biasa.Perpustakaan ini dipandang sebagai satu-satunya peninggalan bangsa Semit yang terpenting.
Seringkali bangsa Assyria dipandang sebagai bangsa “Romawinya-Asia”.Lantaran sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga berhasil mendirikan kekuasaan yang luas.Jika bangsa Romawi mengambil peradaban Yunani yang ditaklukkannya kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia, demikian juga bangsa Assyria.Mereka mengambil alih peradaban Babylonia, mengembangkannya dan kemudian menyebarkannya ke seluruh wilayah kekuasaannya.Sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga memperkenalkan sistem sentralisai administrasi pemerintahan.Wilayah-wilayah propinsi dikuasakan kepada seorang kepala wilayah yang bergelar gubernur yang bertanggung jawab secara langsung kepada raja.Mereka membangun sejumlah jalan raya untuk memperlancar perhubungan wilayah-wilayah kekuasaannya yang berjauhan.
Warisan kerajaan Assyria berupa alfabet Phoeic dan bahasa versi Armenia.Dalam hal ini alfabet Phoeic sebagai sarana bahasa Armenia. Untuk menulis alfabet dan bahasa armenia lebih mudah dan lebih cepat karena ditulis di atas daun lontar dibanding menuliskan di lembaran tanah liat versi Sumeria pada masa Akkadia. Sebuah bas-relief dari istana Sennacherib pada Nineveh melukiskan dua pelajar Assyria berdiri berdampingan.
2.2.1        Sistem Sosial
Munculnya bangsa Assyria merupakan kisah baru dalam sejarah Iraq.Jadi bangsa Semit lainnya yang kekuasaannya mendominasi bagian utara wilayah Mesopotamia adalah bangsa Assyria. Negara kota baru yang tumbuh dan disuplai air dari sungai Tigris meliputi Ashur, Arbela, Nimrud (atau Calah), dan Nineveh. Sejarah Assyria pada dasarnya merupakan kisah raja-raja.Melalui pertumpahan darah, mereka menaklukkan negara demi negara, dan akhirnya mereka berhasil mendirikan kerajaan Assyria yang kuat. Lantaran kekejaman mereka dalam medan peperangan, membuat mereka sering dijuluki sebagai momok atau hantu. Dalam setiap peperangan, mereka selain menjarah juga membantai kehidupan, dan dengan cara demikian ini mereka merasakan kepuasan.
Diketahui, Assyria muncul pada abad ke-14 SM sebagai sebuah kekuasaan militer.Sekitar tahun 932-745, Assyria mulai melancarkan agresinya terhadap tetangga-tetangganya.Selama tahun 932-859 SM, Assyria menaklukkan komunitas-komunitas Aramaen yang telah hidup mapan di sebelah timur sungai Eufrat, persis di ambang pintu barat wilayah Assyria.Pada tahun 858-856 SM, Shalmaneser III membawa tentara Assyria memasuki Syria dengan menaklukkan Bit Adini, sebuha negara Aramaen yang mengangkangi tonjolan barat sungai Eufrat.
2.2.2        Sistem Mata Pencaharian
Basis ekonomi Assyria adalah sabuk tanah agrikultural yang kaya di wilayahnya sendiri antara tepi kiri sungai Tigris dan kaki barat daya dataran Zagros.Jantung Assyria yang subur ini lebih luas daripada tanah agrikultur di sekitar Napata yang menjadi basis ekonomi bagi kekuasaan militer Kush, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanah pertanian di Babylonia.Tidak seperti Babylonia dan Kush, Assyria sangat bergantung pada bukan irigasi, tetapi curah hujan untuk tanaman agrikultur. Perekonomian masyarakat Assyria bertumpu pada bidang pertanian dengan hasilnya antara lain, gandum, zaitun, buah anggur, dan sayur mayur.
2.2.3        Kepercayaan
Agama Assyria sebagian besar diwarisi dari Babilon, dan meskipun orang Assyria menganggap Assyur, dewa nasional mereka sendiri, paling unggul, mereka tetap menganggap Babilon sebagai pusat utama keagamaan. Raja Assyria menjadi imam besar bagi Assyur. Salah satu meterai, yang ditemukan oleh A. H. Layard dalam reruntuhan sebuah istana Assyria dan yang sekarang disimpan di British Museum, menggambarkan dewa Assyur dengan tiga kepala. Kepercayaan akan dewa tiga serangkai dan juga dewa lima serangkai menonjol dalam ibadat Assyria. Dewa tiga serangkai yang utama terdiri dari Anu, yang menggambarkan surga; Bel, yang menggambarkan wilayah yang dihuni manusia, binatang, dan burung-burung; dan Ea, yang menggambarkan air di darat dan di bawah permukaan tanah. Dewa tiga serangkai yang kedua terdiri dari Sin, dewa bulan; Syamas, dewa matahari; dan Raman, dewa badai, meskipun kedudukannya sering ditempati oleh Istar, ratu bintang-bintang. Selain itu, ada lima dewa yang menggambarkan lima planet. Ketika mengomentari dewa-dewa yang membentuk kelompok-kelompok tiga serangkai, Unger’s Bible Dictionary (1965, hlm. 102) menyatakan, ”Ketika meminta bantuan kepada dewa-dewa ini, umat kadang-kadang menggunakan kata-kata yang tampaknya mengunggulkan yang satu di atas yang lain secara bergantian.” Akan tetapi, jajaran dewa mereka mencakup tidak terhitung banyaknya dewa-dewi lain yang kurang terkemuka, dan banyak di antaranya bertindak sebagai pelindung kota. Disebutkan bahwa Nisrokh sedang disembah oleh Sanherib pada waktu ia dibunuh.
Agama yang dipraktekkan sehubungan dengan dewa-dewa ini bersifat animistik, dalam hal bahwa orang Assyria percaya bahwa dalam setiap benda dan fenomena alam terdapat suatu roh yang memberikan nyawa kepada hal-hal itu. Ini agak berbeda dengan bentuk penyembahan lain kepada alam, yang umum di kalangan bangsa-bangsa di sekitarnya, karena bagi orang Assyria, perang merupakan cara yang paling benar untuk mengekspresikan agama nasional mereka.Misalnya, tentang pertempurannya, Tiglat-pileser I mengatakan, ”Tuanku ASYUR mendorong aku.” Dalam catatan sejarahnya, Asyurbanipal mengatakan, ”Atas perintah ASUR, SIN, dan SYAMAS, dewa-dewa besar, tuan-tuanku yang melindungi aku, aku memasuki Mini dan berbaris dengan berkemenangan.” (Records of the Past: Assyrian and Egyptian Monuments, London, 1875, Jil. V, hlm. 18; 1877, Jil. IX, hlm. 43) Sargon secara teratur memohon bantuan Istar sebelum pergi berperang. Bala tentara berbaris di belakang panji-panji para dewa itu, berupa lambang-lambang dari kayu atau logam yang dipasang pada tiang-tiang. Pertanda-pertanda dianggap sangat penting, yang mereka tentukan dengan memeriksa liver binatang yang dikorbankan, terbangnya burung, atau posisi planet. Buku Ancient Cities, karya W. B. Wright (1886, hlm. 25) menyatakan, ”Bertempur adalah pekerjaan sehari-hari bangsa itu, dan para imamnya terus menghasut mereka untuk berperang. Sebagian besar tunjangan untuk para imam berasal dari jarahan perang; mereka selalu diberi bagian tertentu sebelum orang lain, karena ras penjarah ini sangat religius.”
2.2.4        Kebudayaan
A.    Mendirikan perpustakaan yang bukunya terdiri dari lempengan-lempengan tanah liat yang telah ditulisi
B.     Mengenal system astronomi
C.     Mengenal ilmu astrologi
D.    Mengenal system perhitungan tahun ( 1 tahun 365 ¼ hari)
E.     Menyempurnakan tulisan huruf paku

2.2.5        Kesenian
Bahasa Aramaik merupakan bahasa yang digunakan masyarakat Assyria, Kaldynia, Yahudi, dan Syria sejak 900 tahun sebelum Masehi. Istilah Aramaik diambil dari kata aram, cucu Nabi Nuh dari anak kelimanya, Sam. “Makanya, ada yang menyebut bahasa aram. Bahasa ini pertama kali berkembang di Padan Aram, lembah di barat daya Mesopotamia, yang dihuni anak-cucu Aram.Dari lembah inilah bahasa aramaik berkembang menjadi bahasa Aramaik berkembang menjadi bahasa utama masyrakat Mesopotamia dan menembus Imperium Assyria dan Baylonia.
Sebagai bahasa yang terus berkembang, Aramaik mengalami penyesuaian dengan tradisi local.Idiom yang digunakan bercampur dengan budaya setempat.Begitu pula dialek, pengucapan, dan penulisanya yang tak berhenti pada satu pakem.Selama 15 abad perjalanannya, bahasa Aramaik terbelah dalam dua aliran besar terbelah dalam dua aliran besar, Aramaik Barat dan Aramaik Timur.Aliran ini muncul berdasarkan dialek utama masyarakat yang menggunakannya.
2.2.5        Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
A.    Bidang Ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia
B.     Perkembangan ilmu perobatan, kerajaan Assyria mementingkan kesehatan anggota tentaranya dengan membuat 500 jenis obat-obatan termasuk herbal dan ramuan perobatan, serta cara mengobati.
2.2.6        Keruntuhan Peradaban Assyria
Pada tahun 853 SM, Shalmaneser III menderita kekalahan dari koalisi di Qarqar di sungai Orontes sebelah utara Hamath (Hamah). Dia kembali menginvansi Syria pada tahun 849, 848, dan 845 SM. Karena lemahnya koalisi anti-Assyria, maka pada 841 SM dapat memukul Damaskus dan memaksa bekas sekutu Damaskus untuk mengakui kekuasaan Assyria. Namun demikian, Shalmaneser III menderita kekalahan di Urartu, dan pada tahun 831 SM dia digulingkan oleh sebuah pemberontakan dalam negeri, dan akhirnya meninggal pada tahun 824 SM. Demikian pula, pemberontakan ini melumpuhkan penerusnya. Shamshi-Adad V, sampai tahun 822 SM. Orang-orang Urartu yang telah bersatu dalam sebuah negara yang kuat berhasil menyaingi Assyria selama kekuasaan Raja Argistis I (785-753 SM) yang memerintah Syria utara dan Sisilia timur.Pada tahun 745 SM, daerah-daerah penting dan strategis ini berada di bawah kendali orang-orang Urartu, bukan Assyria.
Dalam proses sejarah diceritakan bahwa pada pergolakan tersebut, penguasa kota Assyria, Nineveh dan Arbela memberontak bersama dengan beberapa propinsi. Pada 746 SM, ibukota Kalkhu bergolak yang mengakibatkan Raja Asshurnirari V terbunuh, dan tahta ditempati pada tahun 745 oleh seorang pria yang tak dikenal asal-usulnya dan berpura-pura bernama Tiglath-Pileser III. Selanjutnya, Shalmaneser V, pengganti Tiglath-Pileser II, telah digantikan oleh seorang raja dari keluarga yang berbeda, yang dikenal dengan nama Sargon II. Pada masa Sargon II inilah kerajaan Assyria mendapatkan pencerahan kembali.
Sargon II (722-705 SM) merupakan salah seorang raja yang kejam. Pada tahun 722 SM, dia menaklukkan Samaria, ibukota kerajaan Israel, dan menahan pembesar-pembesar dari sepuluh bangsa Israel. Para tahanan ini dikenal sebagai “sepuluh tahanan yang hilang”, karena keadaan nasib mereka tidak pernah diketahui lagi.Sennacherib, putra Sargon II, merupakan raja penakluk ulung.Ia berhasil menaklukkan Babylonia, menguasai Mesir dan Syria. Asshurbanipal (668-626 SM), sebagai cucu Sargon II, merupakan raja Assyria yang terbesar.Hampir seluruh Asia Barat tunduk pada kekuasaannya.Setelah kematiannya kerajaan Assyria menurun secara drastis.
Bangsa Assyria asli musnah disebabkan oleh perang yang terjadi terus menerus dan karena wajib militer bagi tenaga laki-laki sebagai pekerja di koloni bangsa Assyria dan menjadi pasukan yang ditempatkan di dalam suatu negara yang telah ditaklukkan.Kekosongan di wilayah tempat tinggal penduduk Assyria dipenuhi oleh pengungsian orang asing yang masuk, sampai jumlah penduduk dari Assyria menjadi semi orang-orang Armenia. Selain itu, ketegangan sosial yang terjadi memaksakan penduduk Assyria untuk terus menerus berpindah untuk meningkatkan jarak yang akan memancing ketidak teraturan politik dalam negeri. Pada akhirnya di tahun 612 SM Nineveh, ibu kota kerajaan Assyria diserbu dan ditaklukkan oleh Aryan Medes dari Persia. Dengan peristiwa ini berakhirlah kekuasaan kerajaan Assyria.

2.3 Peradaban Babylonia Baru.
Sejarah peradaban dunia mencatat, bahwa bangsa Babylonia sangat besar peranannya.Bangsa ini melahirkan banyak pakar dan tenaga ahli dalam bidang pertanian.Mereka menggali sejumlah sungai untuk keperluan pengairan pertanian di musim kemarau.Selain itu, mereka juga membuat bendungan untuk melindungi pertanian mereka dari ancaman banjir di musim hujan.Dalam bidang industri dan perdagangan, bangsa ini telah mencapai kemajuan.Para pedagang ini menciptakan sistem timbangan dan takaran.Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri Babylonia menjadi pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah sungai Tigris-Eufrat.
Pada saat itu bangsa Babylonia telah mengenal ragam tulisan yang dinamakan cuneiform.Sistem ini dipandang lebih maju daripada tulisan bangsa Mesir Kuno.Bangsa Babylonia menggunakan 400-500 simbol suku kata.Tidak diketahui apakah mereka telah menggunakan kertas, tetapi biasanya menggunakan lempengan-lempengan sebagai media tulis.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bangsa babylonia telah banyak mencapai kemajuan. Kemajuan mereka dalam ilmu astronomi mengungguli kemajuan bangsa Mesir.Pengetahuan mereka dalam bidang astronomi berawal dari hasrat mereka dalam bidang astrologi.Mereka membagi zodiak ke dalam dua belas simbol dan menyebutkan kedudukan masing-masing.Mereka mampu meramalkan terjadinya gerhana matahari dan juga bulan.Demikian pula mereka menggunakan sistem kalender yang lebih maju dibanding bangsa Mesir.Mereka membagi bilangan tahun menjadi dua belas bulan, membagi malam dan siang menjadi bilangan jam, dan membagi tujuh bilangan hari dalam satu minggu.Dalam bidang matematika peran mereka juga sangat besar.Hitungan inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai rujukan sistem hitungan modern.

2.3.1        Sistem Sosial dan Religi
Setelah kekuasaan Assyria mengalami kehancuran dengan matinya raja Asshurbanipal pada tahun 626 SM, bangsa Babylonia bangkit kembali di bawah kekuasaan dinasti Chaldean atau dinasti Babylonia baru (625-538 SM).Pendiri dinasti ini adalah Nabopolassar. Pada masanya, daerah sampai perbatasan Mesir dapat ditaklukkan, mengalahkan Raja Yahudi, Hebrew, dan secara bengis menaklukkan kota Yerusalem pada tahun 586 SM. Pada pertengahan abad ke-6 SM, kekuasaan Babylonia-Chaldean ini dikalahkan oleh bangsa Persia.
Bangsa Babylonia menyembah banyak Tuhan, yakni dewa-dewa alam.Marduk merupakan dewa mereka yang terbesar, sedangkan Isthar diyakini sebagai dewa kasih sayang.Bentuk utama keyakinan mereka adalah kepercayaan terhadap-roh-roh jahat.Mereka juga mempercayai ramalan dari langit dan bintang-bintang mengenai suatu peristiwa yang terjadi.Para ahli nujum Chaldean mahir dalam bidang perbintangan, sehingga mereka tersohor ke penjuru dunia.
2.3.2        Ekonomi
Pada periode babilonia baru, banyak tanah yang dibuka untuk diolah.Kedamaian dan kekuasaan kekaisaran membuat tersedianya sumber daya untuk memperluas irigasi dan membangun system kanal. Daerah perdesaan babylonia didominasi oleh perkebunan-perkebunan besar, yang diberikan kepada pejabat pemerintah sebagai bentuk pembayaran. Perkebunan-perkebunan ini biasa dikelola melalui penguasa local, yang mengambil sebagian keuntungan.Penduduk desa ikut serta dalam perkebunan tersebut dengan menjadi buruh dan penyewa tanah.
Mata pencaharian dan sistem ekonomi yang banyak digunakan oleh masyarakat Babylonia adalah perniagaan atau perdagangan.Barang yang mereka perdagangkan berupa logam, perunggu ataupun timah putih dan hitam, mereka juga terjun dalam perdagangan gandum, sutra, kayumanis, dan yang lainnya. Babilonia juga terkenal dengan kota yang memiliki sistem pengairan yang bagus. Didukung oleh pengairan yang bagus maka, sistem pertanian banyak dilakukan oleh masyarakat Babilonia.Masyarakat Babilonia juga mengenal perternakan, terbukti bahwa mereka banyak mempergunakan binatang sebagai alat transportasi.Binatang yang dijadikan hewan peliharaan yaitu domba, kuda, dan yang lainnya.
Bangsa ini melahirkan banyak pakar dan tenaga ahli dalam bidang pertanian.Mereka menggali sejumlah sungai untuk keperluan pengairan pertanian di musim kemarau.Selain itu, mereka juga membuat bendungan untuk melindungi pertanian mereka dari ancaman banjir di musim hujan.Dalam bidang industri dan perdagangan, bangsa ini telah mencapai kemajuan.Para pedagang ini menciptakan sistem timbangan dan takaran.Lebih kurang selama dua ribu tahun, negeri Babylonia menjadi pusat perdagangan dan perniagaan wilayah lembah sungai Tigris-Eufrat.Kemudian bangunan Zigurat selain tempat untuk pemujaan dewa orang juga digunakan sebagai tempat perdagangan atau ekonomi karena seluruh hasil panen yang dihasilkan oleh orang mesir di kumpulkan di dalam kuil. Dan ketika tiba musim pancaroba, maka kuil tersebut akan dibuka dan hasil panen yang telah dikumpulkan akan dibagikan kepada para penduduk, ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kehidupan.
Jika boleh dianalisis bahwa mata pencaharian penduduk bangsa babylonia ini rata-rata bercocok tanam karena wilayah ini berdekatan dengan sungai Efrat dan Tigris menjadi sumber perairan dan alur perdagangan dalam wilayah atau pendatang. Kemudian wilayah Mesopotamia ini terkenal dengan tanah liatnya yang bagus.Belum lagi setiap tahun sungai Eufrat dan Tigris mengalami banjir yang cukup besar hingga ke daratan yang membuatnya semakin subur dan cocok untuk bertani ataupun bercocok tanam. Masyarakat kemudian dalam bercocok tanam tidak jauh beda dengan bangsa sebelumnya yaitu assiriya yang menghasilkan gandum yang menjadi bahan pokok mereka, zaitun, buah anggur dan sayur mayur otomatis tumpuan perekonomian lebih kepada pertanian atau bercocok tanam karena wilayah ini berdekatan dengan sungai efrat dan tigris sebagai sumber perairan. Aktivitas perdagangan pun lebih menekankan kepada cocok tanam. Komoditas perdagangan selain cocok tanam biasanya berasal dari dari dataran selatan di Arab sana.

2.3.3        Seni
A.    ARSITEKTUR
Kita tidak memiliki pengetahuan langsung tentang seni orang kheldea, Karena monumen-monumen mereka telah hancur. Tapi seniman Assyria yang karyanya meniru seni orang-orang kheldea, sehingga kita dapat membuat penilaian pada saat yang sama tentang kedua negara. Bangsa Assyria seperti Kheldea membangun dengan bata mentahyang dijemur, tetapi mereka menghiasi eksterior dinding dengan batu. Pada zaman Nebukadnezzar, ia membangun Gerbang Ishtar yang amat megah.
B.     ISTANA
Mereka membangun istana-istana mereka diatas gundukan buatan, menjadikan istana-istana ini rendah dan datar seperti teras besar.Batu bata mentah tidak disesuaikan dengan lengkungan yang luas dan tinggi.Oleh Karena itu, balai-balai harus lurus dan rendah, tetapi sebagai kompensasi mereka sangat panjang.Maka, sebuah istana Assyria mirip rangkaian galeri atap berupa teras yang datar dilengkapi dengan banteng.Pada pintu gerbang berdiri lembu bersayap raksasa.Di dalam, dinding disana-sini ditutupi dengan panel kayu berharga, dengan batu bata enamel, dengan lempeng-lempeng alabaster patung.Kadang-kandang ruang di cat, dan bahkan kelereng yang kaya tatahan digunakan.
C.    PATUNG
Patung istana-istana Assyria sangat mengagumkan.Sebenarnya, patung mereka jarang dan kasar; pematung lebih suka membuat relief yang mirip dengan gambar diatas lempengan besar alabaster.Relief itu mengagambarkan adegan yang sering sangat rumit-pertempuran, kejar-kejaran, pengepungan kota-kota, upacara-upacara dimana raja muncul dengan rombongan besar.Setiap detail dibuat dengan cermat; orang melihat para pelayan yang bertanggung jawab atas pesta raja, pasukan pekerja yang membangun istananya, taman-taman, ladang, tambak, ikan di air, burung-burung bertengger diatas sarang mereka atau melayang dari pohon ke pohon.Orang diperlihatkan dalam profil, tak diragukan lagi Karena artis (seniman) tidak bias menggambarkan wajah; tetapi mereka memiliki martabat dan kehidupan.Hewan sering muncul, terutama dalam adegan berburu; mereka biasanya dibuat dengan kehalusan mengejutkan.Orang Assyria mengamati alam dan memproduksinya dengan persis; maka itu menjadikan keunggulan seni mereka.
Orang-orang Yunani sendiri belajar di sekolah ini, dengan meniru relief-relief Assyria. Mereka telah mengunggulinya, tetapi tidak ada orang (bahkan orang-orang Yunani) yang lebih tahu tentang cara menggambar binatang.
2.3.4    Keruntuhan Peradaban Babylonia Baru
Nebukadnezzar memerintah selama empat puluh tiga tahun tapi bahkan kita tidak tahu dimana tubuhnya dimakamkan, karena yang ada adalah sebuah enam tahun yag kacau. Semua sejarawan sepakat bahwa Amel Marduk atau Ewil-Marodakh menjadi pewaris yang jelas dari Kerajaan Besar ini.Namun beberapa literatur menyebutkan Nebukadnezzar memerintahkan Amel Marduk untuk dipenjara karena pengkhianatan. Lalu setelah kematian sang ayah ia dibebaskan dan menjadi pemegang tahta sah dari Kerajaan. Ia lalu membongkar tubuh ayahnya untuk dimakan burung nasar.Akhir yang amat tragis bagi seorang raja yang menganggap dirinya agung.
Amel Marduk memerintah dengan tidak teratur dan tidak taat terhadap hukum.Akhirnya sanak saudaranya bernama Neriglissar melancarkan kudeta dan membunuhnya.Penggantinya ini memerintah selama empat tahun lalu dilanjutkan dengan putranya Labashi-Marduk yang masih seorang anak-anak. Namun sayangnya, ia dibunuh oleh persepakatan setelah Sembilan bulan memerintah. Digantikan oleh Nabonidus, seorang panglima yang dahulu sempat membantu Kerajaan Medes dan Lydia berdamai, dan itu adalah tiga puluh tahun yang lalu. Dan sekarang di usia senja nya yang mulai memasuk enam puluh tahun ia harus memerintah sebuah Kerajaan Besar yang masih diakui dunia. Mungkin ini adalah akhir dari kegemilangan menuju kehancuran dari Kerajaan kuat yang singkat ini.
Nabonidus tidak memiliki darah raja walupun memiliki pengalaman sebagai tentara dan juga pejabat istana.Ia diperkirakan berasal dari kota Haran. Menjadi seorang raja adalah warisan kehormatan, walau ia tidak memiliki darah raja sekalipun seperti yang diakui oleh Nabonidus sendiri, dalam prasastinya sendiri yang amat terkenal ia berkata,”aku adalah Nabonidus yang tidak memiliki Kehormatan menjadi seorang raja, Kerajaan tidak ada dalam diriku”.
Tapi kedudukannya didukung oleh para perwira angkatan perang dan pejabat istana. Lagi babilonia yang diserahkan kepadanya adalah Babilonia yang telah melemah karena konflik internal selama enam tahun sehingga ia tidak memiliki dana untuk melakukan ekspansi militer kearah selatan melawan Mesir. Kelihatan pada masa ini, Babilonia baru seperti tidak memiliki musuh, Di sebelah timur Astyages masih seorang Raja Medes dan Persia juga sekutu yang amat setia.Di Barat Daya bangsa Lydia yang kini dipimpin oleh Croesus, penerus dari raja sebelumnya Alyattes.Ia memperluas kekaisarannya dan bersekutu dengan orang-orang Yunani sepanjang pantai.
Nabonidus mengajak gencatan senjata sekaligus mengadakan persekutuan resmi dengan Croesus yang berarti Babilonia dengan Lydia.Nabonidus juga mengadakan perjanjian damai dengan Mesir.Mungkin dalam waktu singkat itu, Nabonidus dan Kerajaannya aman dari musuh yang berbahaya.
Nabonidus adalah raja yang kurang memperhatikan kerajaannya pada waktu itu, ia sudah membuat putranya Beltazar menjadi wali bersamanya pada waktu itu. Ia menyerahkan kekuasaan pada anaknya dan pergi ke selatan menuju daratan Arabia, dimana ia menetapkan rumahnya jauh dari pusat kota tersebut.41
Hal ini bersangkutan dengan kasus yang sedang dihadapi raja Nabonidus dengan rakyatnya.Raja Nabonidus diceritakan tidak menyembah dewa Marduk, dewa yang amat dominan menguasai kepercayaan rakyat Babilonia Baru pada waktu itu.Sesembahan Nabonidus adalah Dewa Bulan atau Sin dan tidak menyembah Dewa Marduk, sehingga membuatnya kesulitan dalam mempertahankan tahta kerajaannya.Ia berurusan dengan pendeta Marduk yang amat berpengaruh sejak masa pemeritahan Nebukadnezzar dan menyulitkannya sehingga ia tak dapat menghuni kotanya sendiri.
Solusinya amatlah mudah, ia menyerahkan seluruh kekuasaanya setelah memerintah selama hampir tujuh belas tahun kepada anaknya yaitu Belthazar dan pergi ke Arabia dan bermukim di suatu tempat bernama Tema.
Kepergiannya bukanlah suatu yang harus disesali, karena sejatinya ia pergi ke kota perdagangan. Tema adalah sebuah kota yang dilewati emas dan perak juga barang berharga terus-menerus. Dari kota tersebut Nabonidus dapat mengendalikan perdagangan Bablilonia karena ia cukup berpengaruh di sana. Dan juga ia dapat beribadah tanpa gangguan berarti dari para penyembah Marduk. Belthazar pun masih hijau dan merasa perlu arahan dari sang Ayah, sehingga Nabonidus dapat dikatakan mengendalikan pemerintahan pula secara tidak langsung.
Sementara internal Babilonia Baru sedang bermasalah, Cyrus Agung yang telah mendapat kerajaan dari sang kakek mulai menyerang Babilonia Timur melalui perang-perang kecil di perbatasan. Hal ini mulai menjadi serius sehingga memaksa Raja aslinya yaitu Nabonidus harus kembali ke jantung kota untuk memberikan komando.
Dengan Nabonidus sebagai pemimpin mereka, Pasukan babilonia bersiap menghalau pergerakan Raja Cyrus yang telah merencanakan menggempur langsung Babilonia. Kedua pasukan pun bentrok dan Babilonia kalah dan dipukul mundur menuju ke dalam kota. Sehingga Babilonia membarikade diri di dalam kota, mereka lebih percaya diri melakukan hal ini, karena mereka memiliki persediaan makanan yang cukup bahkan untuk dua puluh tahun ke depan.
Cyrus yang cerdik tidak diam saja, dalam pengepungan kota tersebut, ia memutar otak untuk menghadapi kekuatan barikade pasukan Babilonia. Anak Sungai Tigris yang mengalir di tengah kota Babilonia, ketinggiannya mencapai empat sampai lima meter. Hal ini memudahkannya jika ingin membanjiri kota, namun pekerjaan Nebukadnezarlah yang membuat hal itu mustahil terjadi. Cyrus tidak berputus asa, sehingga ia memiliki ide lain. Ia menggali parit di berbagai hulu sebelum memasuki kota Babilonia, sehingga dikala seluruh parit dibuka bersamaan, ia mengalihkan arus utama ke berbagai tempat, sehingga ketinggian air berkurang drastis. Dan pasukan dapat masuk melalui lumpur yang tersisa dari dasar sungai dan menyerang kota pada malam hari.42
Pada penyerangan ini di tahun 539 SM, Belthazar terbunuh dalam pertempuran. Sedangkan ayahnya yang sedang berada di suatu bagian kota hanya menahannya tanpa dilukai. Cyrus yang akrab dengan Marduk mudah akrab dengan penduduk Babilonia dan dianggap sebagai pembebas Babilonia dalam memulihkan keagungan kunonya.
Raja Cyrus juga menghormati Yahudi sehingga ia disanjung-sanjung oleh umat Yahudi pada waktu itu. Ia mengembalikan orang-orang Yahudi kembali ke Yerussalem dan mengembalikan harta jarahan kuil Solomon yang tersisa.
Dan inilah akhir dari pemerintahan Belthazar raja terakhir dari Kerajaan besar Babilonia Baru. Kerajaan yang bertahan kurang dari satu abad, namun peninggalan yang ditinggalkan amatlah berarti bagi peradaban modern seperti kita sekarang ini.43
Berikut faktor-faktor yang meyebabkan kehancuran Kerajaan Babilonia Baru.
a.       Kurangnya kualitas dan kredibilitas pengganti dari Nebukadnezzar yang Agung.
b.       Banyaknya konflik internal di dalam tubuh pemerintahan Babilonia Baru.
c.       Penguasa yang lemah dan tidak memiliki pengaruh yang kuat.
d.      Konflik keagamaan atau kepercayaan
e.       Semakin melemahnya pemerintahan dikarenakan berbagai konflik internal.
f.       Dan terakhir, serangan Raja Cyrus terhadap Babilonia Baru










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangsa Akkadia adalah bangsa kedua yang menguasai Mesopotamia pada tahun 2300 SM. Pusat pemerintahan Kerjaan Akkadia adalah kota Akkad. Bangsa ini berasal dari daerah padang pasir yang terletak di daerah utara Mesopotamia. Dibawah kepemimpinan Sargon, bangsa Akkadia semakin bertambah kuat dan melakukan serangan besar ke Kerajaan Sumeria hingga berhasil menduduki seluruh daerah Mesopotamia. Keberhasilan menduduki Mesopotamia ini membuat bangsa Akkadia tidak lagi menjadi bangsa pengembara namun kini telah menetap di daerah Mesopotamia.Ekonomi bangsa Akkadia bersumber pada sistem pertanian. Terdapat dua pusat utama pertanian di Akkadia, yaitu:
· Daerah Selatan, menggunakan sistem pertanian irigasi.
· Daerah Utara, dikenal dengan daerah Upper yang menggunakan sistem pertanian hujan musiman.
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal. Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
Babilonia pernah runtuh, dan bangkit kembali. Peradaban Babilonia yang lama disebut Babilonia kuno. Sedangkan kebangkitan peradaban Babilonia disebut sebagai Babilonia baru.
       Babilonia bangkit kembali dan dikenal sebagai Babilonia Baru tahun 612 SM, pendukungnya bangsa Khaldea dengan raja yang terkenal adalah Nebukadnezar. Ia menyerbu Yerusalem dan memboyong semua orang Yahudi sebagai budak Babilonia, ini yang disebut masa pembuangan Babil.

3.2 Saran
            Adapun saran yang diberikan oleh penulis kepada pembaca mengenai adanya sebuah peradaban-peradaban yang menjadi cikal bakal sebuah kebudayaan yang secara turun-temurun dapat kita lestarikan baik dari sisi kereligiusan atau sisi yang lainnya yang dapat menjadi suatu pembelajaran yang baik. Adapun hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai religi atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua, maka dapat kita tinggalkan atau menyaring dengan cara meluruskannya.  

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1   LATAR BELAKANG Program terencana Dinasti Umayyah yang paling direncanakan adalah invasi ke Timur dan ke Barat. Semasa Pemerintahan Khalifah Al- Walid, penyusunan strategi penakhlukan ke Barat dirancang dengan serius. Namun, pasukan perang   islam lebih dulu menundukkan wilayah Afrika Utara yang pada masa itu telah dikuasai oleh Romawi. Masuknya pengaruh Romawi ke Afrika di mulai dari ekspedisi ke Mesr yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu Mesir di bawah kepemimpinan Dinasti Ptolomeus. Cleopatra VII menjadi permaisuri dan menjaid istri dari adik kandungnya sendiri. Kekauatan muslim semakin kuat dan berhasil mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika yang telah lama dikuasai ole orang- orang Eropa tersebut. Kemenangan itu member i dorongan yang sangat kuat kepada tentara muslim untuk   memperluas pengaruh islam dengan   mengincar daerah Spanyol. Pasukan tentara Dinasti umayyah yang melakukan penyerangan ke Spanyol berasal dari b...

KOLONIALISME BELGIA DI AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Afrika adalah benua terbesar   di kedua di dunia setelah Asia, Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya. Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.  Se telah penjelajahan Inggris bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para pedagang dan petualang memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19 bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang mempunyai potensi  komersial Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa Afrika Yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat. Yakni salah satunya Kolonial belgia pada waktu sebelum Perang Dunia I ...

Makalah Masalah Atau Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah belajar yang dialami oleh para siswa, hal ini dapat menggangu siswa dalam kegitan belajarnya sehingga menyebabkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka alami. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Dengan adanya kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh para siswa harus dapat segera diatasi sesegera mungkin karena akan dapat menggangu jalannya kegiatan belajar siswa. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak menemukan solusinya maka akan menyebabkan prestasinya rendah atau dapat tidak lulus. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, yang harus dihadirkan atau ditemukan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar tersebut. Dengan begitu diharapkan masal...