Skip to main content

MAKALAH KONDISI ARAB SEBELUM MASUKNYA ISLAM



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jazirah Arab terletak di bagian barat daya Benua Asia. Daratan ini dikelilingi koleh laut dikedua sisinya, yaitu Laut Merah, Lautan Hindia, Laut Arab, Teluk Oman, dan Persia. Meskipun tanah Arab ini lebih tepat disebut semenanjung.  Istilah orang-orang Arab, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam pengertiannya yang luas meliputi semua penduduk di Semenajung Arab. Dalam pengertian sempit, kata itu merujuk pada orang-orang Arab Utara, yang tidak menonjol dalm pencaturan internasional hingga munculnya kekuatan Islam. Bangsa Arab sebelum Islam tidak hanya mendiami Jazirah Arab, namun menyebar di daerah-daerah jazirah Arab. jazirah Arab terbagi dalam dua bagian besar, yaitu bagian tengah (pedalaman), dan pesisir, di sana tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang hanya ada lembah-lembah yang berair dimusim hujan.

Secara umum, sejarah Arab terbagi ke dalam tiga periode utama. Pertama periode Saba-Himyar, yang berakhir pada awal abad keenam Masehi. Kedua periode Jahiliyah,yang dalam satu segi dimulai dari “penciptaan Adam” hingga kedatangan Muhammad, tetapi lebih khusus lagi-seperti dalam makalah ini meliputi kurun satu abad menjelang kelahiran Islam. Ketiga, periode Islam, sejak kelahiran Islam hingga masa sekarang. Istilah Jahiliyah, yang biasa diartikan sebagai “masa kebodohan” atau “kehidupan bar-bar” atau “kehidupan Pra-Islam”, sebenarnya berarti bahwa ketika itu orang-orang Arab tidak memilki otoritas hukum, nabi, dan kitab suci. Pengertian ini dipilih karena kita tidak bias mengatakan masyarakat yang berbudaya dan mampu baca tulis seperti masyarakat Arab Selatan disebut sebagai masyarakat bodoh dan barbar. Salah satu fenomena social yang menggejala di Arab menjelang kelahiran Islam adalah apa yang dikenal dengan sebutan “hari-hari orang Arab”. Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan keadaan semenanjung Arab Pra islam yang meliputi keadaan geografis, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kepercayaannya.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
            1.2.1 Bagaimanakah kondisi semenanjung Arab Pra Islam?
            1.2.2 Apasajakah jenis-jenis Bangsa Arab Pra Islam?
            1.2.3 Bagaimanakah kehidupan sosial Bangsa Arab Pra Islam?
            1.2.4 Bagaimanakah kehidupan ekonomi Bangsa Arab Pra Islam?
            1.2.5 Bagaimanakah kehidupan kebudayaan Bangsa Arab Pra Islam?
            1.2.6 Bagaimanakah kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan makalah ini sebagai berikut.
            1.3.1 Mengetahui kondisi semenanjung Arab Pra Islam.
            1.3.2 Mengatahui jenis-jenis Bangsa Arab Pra Islam.
            1.3.3 Mengatahui kehidupan sosial Bangsa Arab Pra Islam.
            1.3.4 Memahami kehidupan ekonomi Bangsa Arab Pra Islam.
            1.3.5 Memahami kehidupan kebudayaan Bangsa Arab Pra Islam.
            1.3.5 Memahami kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam.






II. PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Semenanjung Arab Pra Islam

Istilah Arab digunakan untuk menyebut daerah padang pasir ”jazirah arab”. Sedangkan secara etnis ia digunakan untuk menyebut penduduk yang tinggal di Timur tengah dan Afrlka Utara. Semenanjung Arab merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayah Semenanjung Arab luasnya 1.745.900 km2, dihuni sekitar empat belas juta jiwa. Arab Saudi dengan luas daratan sekitar 1.014.900 km2, berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa; Yaman lima juta jiwa; dan Selebihnya tinggal di Kuwait, Qatar, Emirat Arab, Oman, Masqat dan Aden. Menurut para ahli geologi bahwa wilayah semenanjung Arab pada awalnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dataran Sahara (sekarang dipisahkan oleh Lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi.

Ahli geografi Arab membagi wilayah Arab menjadi 5 bagian jika ditinjau dari keadaan tanahnya, yaitu:
1. Tihamah, yaitu dataran rendah yang terbentang lurus di sepanjang pantai laut merah, dari Yanbu' sampai Najran di Yaman. Disebut Tihamah karena panas dan kelembabannya sangat tinggi. Tihamah juga disebut dengan Ghawr karena tanahnya yang rendah jika dibandingkan dengan kondisi tanah di Najd.

2. Hijaz, yaitu daerah yang terletak di sebelah utara Yaman dan sebelah timur Tihamah. Hijaz terdiri dari beberapa lembah yang menembusjajaran pegunungan Saraat yang membentang dari Syria sampai Najran di Yaman. Disebut Hijaz karena memisahkan Tihamah dengan Najd. Hijaz mempunyai dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah.

3. Najd, yaitu daerah yang membentang antara Yaman di sebelah selatan dan padang pasir Syria di sebelah utara dan antara AIArud dengan perbatasan Irak di sebelah timur. Dinamakan Najd karena ketinggian tanahnya.

4. Yaman, membentang dari Najd sampai laut Hindia di sebelah selatan dan sampai laut Merah di sebelah barat. Daerah Yaman menghubungkan Hadramaut, Shibr dengan Oman di sebeiah timur.

5. Al-arud, terdiri dari Yaman dan Bahrein. Disebut Al-Arud karena terletak melintang Yaman , Najd dan Irak.

Dari sisi kondisi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkerlng dan terpanas. Meskipun diapit oleh lautan di sebeiah barat dan timur, laut tersebut terlalu kecil untuk dapat mempengaruhi cuaca Afro-Asia yang jarang turun hujan. Lautan di sebelah selatan memang membawa partikel air hujan, tetapi badai gurun (samum) musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisakan sedikit kelembaban di wilayah daratan. Angin n'mur (al-shaba) yang sejuk dan menyegarkan menjadi tema yang sangat disukai oleh para penyair Arab.

Di Hijaz, tempat kelahiran Islam, musim kering yang berlangsung selama tiga tahun atau lebih merupakan hal yang lumrah. Hujan badai yang singkat dan banjir yang cukup besar terkadang menimpa Mekkah dan Madinah serta beberapa kali hampir meruntuhkan bangunan Ka'bah. Setelah turun hujan, tanaman gurun untuk makanan ternah tumbuh subur. Di sebelah utara Hijaz, oasis terpencil yang paling besar luasnya sekitar 17 km2 merupakan sumber pendukung kehidupan satu-satunya.

Bangsa Arab asli yaitu kaum Baidah Kaum Baidah hidup sebagai pengembara. Hidup mengembara di atas padang pasir berarti suatu penyesuaian hidup dalam keadaan alam yang serba sulit. Hidup kaum Baidah masih seperti hidup nenek moyangnya yaitu tinggal di dalam kemah yang dibuat dari bulu kambing atau unta, sedang domba dan kambingnya masih digembalakan di atas padang rumput. Pekerjaan yang biasa dikerjakan seorang laki-laki Baidah ialah beternak domba dan unta serta kadang-kadangjuga kuda, berburu dan keluar mencari nafkah. Sedangkan kaum perempuan Baidah bercocok tanam dan mengerjakan segala ragam perdagangan dan kerajinan. Tidak banyak yang dapat diusahakan dan gandum sangat sedikit. Roti adalah suatu kemewahan bagi orang Arab Baidah. Jenis pohon kayu hanya beberapa saja seperti pohon kurma dan pohon kopi di sebelah selatan yang menghasilkan kopi Arab yang termasyur. Selain itu juga ada kebun anggur dan pada wahah-wahah didapati banyak buahbuahan seperti buah bedam dan semangka.

Keadaan alam berupa padang pasir, hawanya kering dan tanahnya mengandung garam. Tidak didapati satu sungai pun yang terus menerus mengalir dan dapat diarungi. Sebagai ganti sungai-sungai adalah wadi-wadi yang hanya mengandung air pada musim hujan. Manfaat dari wadi selain sebagai sumber air adalah sebagai jalan untuk kafilah-kafilah dan orang-orang yang pergi haji ke Mekkah. Kaum Baidah, unta,dan kurma adalah pemegang kekuasaan yang tertinggi di atas padang pasir Arab. Bersama dengan lautan pasir, mereka merupakan pelaku besar dalam drama padang pasir. Sifat yang tidak mengenal putus asa dan tahan ujilah yang membuat orang Baidah untuk dapat bertahan. Sifat individualis sangat tebal sehingga rasa penghormatan atas hak milik keluarganya sangat besar. Disiplin serta ketaatan atas perintah dan kekuasaan bukanlah termasuk soal yang dijunjung tinggi oleh kaum Baidah. Pakaian orang Baidah juga sangat sederhana. Pakaian terdiri dari satu kemeja panjang dengan sehelai kain yang dipakai pengikat pinggang. Di samping itu juga baju jubah yang sangat longgar. Kepala ditutup dengan semacam ikat kepala yang kemudian diikat dengan seutas tali. Orang baidah jarang mengenakan celana panjang dan sepatu.

Di antara binatang-binatang yang di Arab, ada dua macam binatang yang diutamakan, yaitu unta dan kuda. Bagi kaum Baidah, unta adalah binatang yang memberi bekal sehari-hari, alat pengangkutan dan alat tukar menukar. Jumlah mas kawin, besarnya denda atas pembunuhan, keuntungan main judi, kekayaan seorang penghulu (Syeikh) dinyatakan dengan nilai unta. Berbeda dengan unta, kuda adalah suatu benda luks karena makanan dan pemeliharaannya sangat memberikan kesulitas bagi pemiliknya. Bago orang Arab, iya manfaat yang utama dari kuda adalah dapat bergerak dengan cepat dari satu tempat ke tempat lainnya.

Seorang Arab pada umumnya dan seorang Baidah pada khususnya adalah seorang demokrat tulen yang dibawanya sejak lahir. Dalam pergaulan sama kedudukannya dengan seorang Syeikh yang menjadikan orang samarata. Gelar Malik atau raja hampir tidak dipakai oleh orang Arab. Disamping menjadi seorang demokrat, seorang Arab juga menjadi seorang aristokrat. Kemurnian daerahnya, kefasihan lidahnya dan jiwa sastranya, pedang dan kudanya, keturunan yang mulia menjadi alasan kebanggaan hati yang tidak terhingga dari orang Arab. Orang Arab gemar silsilah-silsilah yang ajaib dan sering dibuatnya silsilah yang terus sampai kepada nabi Adam.

Kedudukan seorang wanita Baidah mempunyai kebebasan yang sangat terbatas atau dipingit. Wanita Baidah hidup dalam keluarga yang berdasar poligamy. Wanita Baidah tunduk kepada tradisi perkawinan, yaitu suamilah yang berkuasa. Meskipun memiliki kebebasan yang terbatas, akan tetapi wanita Baidah masih mempunyai kebebasan untuk memilih suami sendiri atau meninggalkannya jika ia tidak diperlakukan sebagaimana layaknya seorang istri.

2.2 Jenis-Jenis Bangsa Arab

Para pakar sejarah membagi kaum arab menjadi tiga, yaitu;
 a. Arab Bai'dah, yaitu bangsa arab yang sejarahnya tidak pernah diketahui secara detail. Misalnya kaum Ad, Tsamud, Thasm, Hadramaut dan sebagainya.

b. Arab 'Aribah, yaitu bangsa arab keturunan Yasyjub bln Ya'rub bin Qahthan. Kebanyakan dari mereka tinggal di Yaman. Adapun dua kabilah yang sangat terkenal dari 'Aribah adalah Himyar dan Kahlan.

c. Arab Musta'rabah, yaitu arab keturunan nabi lbrahim as.

Menurut Muhammad Hussein Haikal dalam Hayatu Muhammad, yang dimaksud Arab Musta'rabah, yaitu orang-orang Arab yang mempunyai garis hubungan dengan Arab AI-Ariba keturunan Ya'rub bin Qathan dari Yaman. Sedangkan lbu Ismail berasal dari Mesir dan lbrahim berasal dari Irak dan berpetualang ke Palestina. lbrahim diperintahkan Allah Swt. untuk membangun Ka'bah di Mekkah. Ritual haji yang dilakukan oleh umat Islam pada hakikatnya merupakan warisan Ibrahim.

Pasca Ibrahim, Mekkah dikuasai oleh kabilah Jurhum. Mereka adalah kabilah yang datang dari Yaman. Mereka dikabarkan terlibat dalam persengketaan diantara kabilah, yang menyebabkan diantara mereka harus mencari tempat perlindungan. Tentu hal tersebut tidak mudah karena Yaman sudah terlebih dahulu sebagai kota yang makmur dan merupakan salah satu pusat perdagangan di wilayah Arab. Mereka akhirnya melancong dan tiba di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Mekkah.

Pada suatu hari burung-burung mendekati pusat air yang ditemukan oleh Hajar dan Ismail. Mereka terkejut dengan apa yang dilihatnya sehingga mereka mendatangi Hajar dan meminta agar hidup bersama Hajar dengan kesepakatan bahwa sumber air tetap milik Hajar dan putranya. Hajar menyepakati proposal yang diajukan kabilah Jurhum sampai akhirnya Ismail tumbuh besar. Dalam sejarah disebutkan bahwa Ismail pada akhirnya mempersunting istri dari klan Jurhum. Dari keturunan Ismail inilah lalu dikenal sebagai orang-orang Arab Musta'rabah. Agar lebih mudahnya untuk memahami jenis-jenis bangsa Arab maka akan disajikan secara terperinci sebagai berikut:
     2.1.1. Bangsa Arab Yang Telah Punah

Bangsa Arab yang telah punah yaitu satu jenis bangsa Arab yang telah dimusnahkan oleh Tuhan dari permukaan bumi dan tidak mempunyai keturunan lagi, antara lain:

            a. Kaum Aad

Kaum Aad bertempat tinggal di Al-Ahgaf (daerah Yaman) dan telah mempunyai kerajaan yang besar. Hal ini ditunjukkan dengan wilayah kekuasaannya yang sampai Syam dan Irak. Kaum Aad tidak menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi menyembah berhala sehingga diutuslah nabi Hud untuk memberikan peringatan kepada kaum Aad. Diantara kaum Aad ada yang mengikuti seruan nabi Hud dan ada yang tidak. Bagi kaum Aad yang tidak mengikuti seruan nabi Hud sebagaimana tercantum dalam surat Hud. yaitu ”Sama saja buat kami, engkau beri kami peringatan atau tidak", maka mereka dibinasakan oleh Tuhan dengan menurunkan angin dingin yang sangat deras. Kaum Aad yang dibinasakan Tuhan tersebut dinamakan Aad al Ula (Aad Pertama). Sedangkan nabi Hud dan kaum Aad yang mau mengikuti seruan nabi Hud diselamatkan dari bencana dan kaum ini dinamakan Aad at-Tsaniah (Aad kedua).

Kaum Aad yang selamat kemudian hijrah ke Hadramaut dan ada yang tetap tinggal di Yaman tetapi akhirnya melebur dengan Bani Qathan yang berpindah ke Yaman dari Mesopotamia. Bekas-bekas peninggalan kaum Aad yang sekarang terpendam di bawah pasir Sahara Al-Ahqaf menunjukkan tingginya taraf kebudayaan yang telah mereka capai diantaranya bekas Kota Irama Zati'il Imad. Di Hadramaut yaitu di sebuah kota yang bernama Qabni Hud! terdapat makam nabi Hud.




            b.Kaum Tsamut:

Kaum Tsamut mendiami daerah AI-Hijr dan Wadii Qura (antara Hijaz dan Syam). Kaum Tsmaut memiliki kekayaan yang terdiri dari binatang ternak dan tanam-tanaman. Rumah-rumah mereka tidak seperti kebiasaan rumah kita, tetapi rumah kaum Tsmaut dipahat dari gunung-gunung batu. Gunung-gunung batu tersebut dibentuk kaum Tsamud menjadi istana, rumah, dan kuburan para petinggi kaum. Pahatan ukiran dan ornamennya sangat halus dan indah serta menakjubkan. Dikisahkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum Tsamud memiliki keahlian arsitektur luar biasa. Nabi Shaleh, nabi kelima dari 25 nabi dan rasul yang tertulis, diutus Allah Swt., mengajak mereka untuk bertauhid. Namun, kaum Tsamud tidak menerima Nabi Shaleh begitu saja. Mereka minta ditunjukkan satu mukjizat sebagai bukti bahwa Shaleh adalah utusan Allah. Di luar batas kewajaran manusia, mereka minta seekor unta betina keluar dari celah bebatuan. Nabi Shaleh berdoa meminta kepada Yang Maha Kuasa. Doanya dikabulkan, dan keluarlah seekor unta betina dari celah bebatuan. Nabi Shaleh lalu berpesan kepada umatnya, jangan sampai menyakiti unta tersebut, apalagi membunuhnya. Azab Allah akan menyapu bersih, kalau sampai unta tersebut dibunuh. Kaum Tsamud akhirnya sepakat menjadi umat Nabi Shaleh.

Seiring perjalanan waktu, salah seorang umatnya kemudian mengingkari dan membunuh unta tersebut. Menurut riwayat, konon sang pembunuh adalah utusan bersama para petinggi kaum yang diiming-imingi hadiah seorang wanita cantik. Nabi Shaleh marah luar biasa. Ia tahu, azab Allah tidak lama lagi akan datang dan membumi hanguskan kaumnya. Karena, ”mukjizat unta” hanyalah simbol kepatuhan kaum Tsamud kepada Allah. Setelah kejadian tersebut, kaum Tsamud masih menantang Nabi Shaleh, karena ternyata azab tidak kunjung datang melanda mereka. Maka, tidak lama berselang, murka Allah pun datang. Angin puting beliung dengan suhu udara yang sangat dingin menyelimuti hari-hari kaum Tsamud, diiringi gempa dahsyat. Akhirnya, kaum Tsamud tenggelam ditelan bumi. Yang tertinggal hanya beberapa rumah dan istana gunung batu sebagai hasil karya besar mereka.
     2.2.2. Bani Qathan

Bani Qathan adalah keturunan Ya'rup Ibnu Qathan. Kaum ini berasal dari Mesopotamia dan kemudian pindah ke Yaman. Di negeri Yaman telah berdiam kaum Aad kedua sehingga terjadilah peperangan diantara mereka. Di dalam peperangan tersebut, Bani Qathan memperoleh kemenangan sehingga kaum Aad kedua tunduk pada Bani Qathan. Bani Qathan kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan, antara lain:

            a. Kerajaan Sabalah

Didirikan oleh Saba yang juga merupakan raja pertama dari kerajaan Sabaiah. Raja Saba mendirikan sebuah kota sebagai pusat pemerintahan yang bernama Ma'rib. Di dekat Kota Ma'rib didirikan sebuah bendungan untuk membendung air hujan yang turun selama tiga bulan tiap tahun. Bendungan tersebut mempunyai pintu-pintu yang boleh dibuka dan ditutup sesuai keperluan dan airnya dialirkan ke kanaI-kanal. Dengan pengairan yang teratur, Yaman menjadi negeri yang subur. Bendungan air yang didirikan oleh raja Saba dinamakan Saddu Ma'rib.

Setelah raja Saba wafat digantikan oleh raja-raja dari keturunannya, di antaranya adalah ratu Balqis yang hidup pada zaman nabi Sulaiman. Dalam perkembangannya rakyat Kerajaan Sabaiah hidup dalam kemewahan dan berpaling dari ajaran Tuhan sehingga Tuhan membinasakan mereka dengan mendatangkan air bah yang sangat dahsyat. Rakyat kerajaan Sabaiah alpa dalam menjaga dan memperbaiki Saddu Ma'rib sehingga bendungan air yang besar akhirnya runtuh oleh air bah. Kota Ma'rib hancur dan penduduknya yang masih selamat berpindah ke beberapa tempat di seluruh semenanjung Arab. Menrut Gedillot, rubuhnya Saddu Ma'rib terjadi pada 120 M. Keruntuhan Saddu Ma'rib dapat dibaca dalam surat Saba ayat 15-17.

           

            b. Kerajaan Himyariyah

Kerajaan Himyariyyah didirikan setelah runtuhnya kerajaan Sabaiah oleh suku Himayar yaitu satu cabang dari kaum Saba yang berpusat di San'a. Raja terkhir dari kerajaan Himyariyyah adalah Yusuf Zu Nuas. Yusuf Zu Nuas menganut agama Yahudi. Pada 534 M, Yusuf Zu Nuas memaksa menyeru kepada penduduk Ur agar menyembah Allah, tetapi penduduk Ur tidak mau mengikuti seruan itu. Bahkan lbrahim dibakar hidup-hidup, tetapi Tuhan menyelamatkan lbrahim. Pada akhirnya Ibrahim meninggalkan Kota Ur dan pindah ke Palestina. Pada waktu di Palestina terjadi kelaparan maka Ibrahim dan Sarah pergi ke Mesir. Di Mesir, Sarah diberi hadiah oleh Firaun, yaitu Siti Hajar. Seteiah sampai ke Palestina, Siti Hajar diberikan Sarah kepada Ibrahim untuk dinikahi agar memperoleh keturunan.

Dengan Siti Hajar, nabi Ibrahim memperoleh putra yang diberi nama Ismail. Atas suruhan Sarah, Siti Hajar dan Ismail diantarkan ke Hejaz dan didiamkan di wadi Mekkah. Pada waktu itu Ismail masih menyusu dan wadi belum didiami manusia. lbrahim kembali ke Palestina dan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Mekkah. cerita siti hajar.

Hiduplah Ismail bersama kabilah Jurhurn dan dipelajarinya bahasa mereka. Ismail kemudian juga menikah dengan wanitg dari kabilah Jurhum. Ismail kemudian diutus menjadi nabi kepada penduduk Hejaz. Tuhan memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun Ka'bah di Mekkah.

Setelah pekerjaan membangun Ka'bah selesai, Ibrahim memberitahukan kepada penduduk Hejaz bahwa dirinya dan lsmai| telah mendirikan Baitullah untuk beribadah kepada Tuhan. Ibrahim kemudian berdoa agar Mekkah dijadikan suatu negeri yang aman dan penduduknya diberi rizki. lbrahim dalam doanya juga meminta agar manusia berdatangan ke Mekkah dari segala penjuru dunia untuk melakukan ibadah serta agar dari keturunan Ibrahim dan Ismail diutus seorang Rasul yang akan mengajarkan AI-Kitab. Doa lbrahim telah dikabulkan Allah dengan mengutus nabi Muhammad saw. dan mensyariatkan haji ke Baitullah. Nabi Ismail mempunyai putra sebanyak 12 orang yang masing-masing mempunyai keturunan. Dalam perkembangannya keturunan dari [Ismail menjadi pupus, kecuali hanya keturunan Adnanlah yang tetap lestari sehingga Bani Ismail juga dinamakan Bani Adnan.

2.3 Kehidupan Sosial Bangsa Arab Pra Islam

Secara sepintas, Arab pra-lslam merupakan lokus masyarakat yang mempunyai kebudayaan dan dapat membangun relasi antar manusia yang relatif dinamis. Hal ini juga ditunjukkan dari sikap orang-orang Arab pra-Islam pada umumnya dan Mekkah pada khususnya yang ramah dalam menerima tamu. Para tamu diperlakukan dengan sangat baik. Ajaran tentang ramah tamah (hospitality) telah memberikan inspirasi kepada para tamu yang datang bahwa kekudusan Mekkah juga disempurnakan dengan keramahan penduduknya, khususnya kabilah Quraysh. Pemandangan seperti itu masih membekas bahkan menjadi salah satu keitimewaan warga Arab khususnya yang tinggal di sekitar Mekkah karena mereka sadar bahwa sebagai tempat yang menyimpan sejarah bagi peradaban manusia, Mekkah harus memberikan contoh terbaik untuk membangun solidaritas sosiaI. Hidup di tengah kemajemukan adalah adanya kehangatan persahabatan dan saling menghormati di antara kelompok. Warga Arab di Mekkah telah menjadi warisan sejarah yang sangat berarti dalam rangka membina hubungan antar kelompok yang dibangun di atas prinsip toleransi.

Satu istilah yang penting dijelaskan di sini adalah perihal konteks sosial masyarakat Arab pra-lslam, yaitu al-Jahiliyyah. Bagi sebagian kalangan, al-Jahiliyyah diartikan sebagai komunitas orang yang bodoh, tidak berpendidikan. Mereka memahaminya hanya dari segi kebahagiannya. Benarkah masyarakat Jahiliyah itu benar-benar bodoh? Muhammad aI-Jabiry membantah pandangan tersebut karena orang-orang Arab pra-lslam sudah mempunyai kebudayaan tersendiri. Mereka sudah mempunyai nalar yang memungkinkan diantara mereka untuk hidup dengan sistem kebudayaannya. Pandangan tersebut juga dibenarkan oleh Philip K.Hitti dalam The History of The Arabs, karena orang-orang Arab selatan sudah mengenal baca tulis. Pemaknaan yang lebih tepat dari istilah Jahiliyyah, yaitu masyarakat yang tidak mempunyai otoritas hukum, nabi, dan kitab suci. Masyarakat Jahiliyyah pada hakikatnya lebih tepat disebut sebagai masyarakat primitif karena mereka hidup sebagaimana layaknya masyarakat yang lain. Hanya saia sistem hidupnya ditentukan sejauhmana otoritas klan dan kekuasaan ekonomi mempengaruhi sebuah tatanan sosial.

Amstrong juga membenarkan pandangan Philip K. Hitti, karena masyarakat Arab pra-lslam adalah masyarakat pagan meskipun kehidupan mereka relatif modern. Ada beberapa penganut Yahudi di Yatsrib, Khaybar dan Fadek dan sebagian lagi memeluk Kristen Suriah tetapi jumlahnya tidak begitu signifikan. Mayoritas penduduk Mekkah adalah orang-orang Pagan. Dalam sejumlah sumber sejarah kita mengenal nama-nama orang Kristen seperti Waraqah bin Naufal dan Pendeta Buhaira. Menurut Fahmi Huwaydi, orang-orang Kristen lebih banyak tinggal di Mekkah, sedangkan orang-orang Yahudi berdomisili di Yatsrib. Meskipun demikian jumlah mereka tidak signifikan karena sebagian besar penduduknya adalah pagan. Kakek Nabi Muhammad saw., Abdul Muthalib adalah penganut pagan dan bertahan atas keyakinannya sampai meninggal dunia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Abdul Muthalib bertahan pada posisinya agar menjadi bagian dari komunitas yang merupakan mayoritas dan juga agar dapat melindungi cucunya yang diramal banyak kalangan sebagai pembawa ajaran monotheisme sebagaimana yang dibawa oleh Ibrahim.

Tidak adanya norma, hukum, dan nabi di tengah-tengah kalangan Quraish telah menyebabkan munculnya konflik diantara mereka. Maka pada saat itu lalu dikenal istilah Ayyam aI-Arab (Hari-Hari Orang Arab). Menurut Philip K. Hitti, tradisi ini mengisahkan tentang permusuhan antarsuku yang disebabkan oleh persengketaan dalam soal hewan ternak, padang rumput dan mata air. Konteks sosial tersebut merupakan salah satu cara masyarakat Arab bertahan hidup, khususnya bagi orang-orang Baidah. Pada saat hidup dalam kelaparan, maka cara terbaik untuk mempertahankan hidup adalah berperang. Bahkan hal tersebut dapat menjadi salah satu ekspresi keberagaman mereka dalam ranah sosial. Meskipun demikian, satu hal yang perlu mendapatkan apresiasi bahwa mereka juga tidak menjadikan persengketaan sebagai tradisi yang permanen, Ada kalanya berdamai, terutama jika ada pihak ketiga yang lebih netral. Bukan hanya itu, mereka yang korbannya lebih sedikit harus membayar tebusan kepada pihak yang korbannya lebih besar. Jumlah tebusan disesuaikan dengan kerugian yang dialami oleh pihak yang korbannya lebih besar. Ada sejumlah perang yang bisa dicatat, antara lain perang Basus dan Banu Bakr yang kasusnya sepele. Perang Basus disebabkan oleh unta betina milik perempuan Basus dilukai oleh kepala suku Taghlib. Ada juga perang Dahis dan aI-Ghabra yang sangat dikenal pada periode Jahiliyyah.

Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian perihal periode Jahiliyyah ini bahwa meskipun mereka berperang antara satu suku dengan suku yang lain, tetapi mereka telah mempunyai kebudayaan yang tinggi, terutama dalam hal puisi. Salah eorang penyair yang terkenal pada zaman itu adalah Antarah bin Syaddad. Ia ikut terlibat dalam peperangan tetapi juga menulisnya dalam bentuk puisi-puisi. Dalam hal ini, tidak bisa diragukan lagi tentang kedahsyatan bahasa Arab, yang mana keindahannya bisa menyihir perasaan seseorang. Menurut Philip K.Hiiti jika orang-orang Yunnai menuangkan kesenian mereka dalam arsitekstur, maka orang-orang Arab menuangkannya dalam bentuk ungkapan. Dari sini juga dapat dipahami kenapa Alquran menggunakan bahasa yang tingkat keindahannya sangat tinggi karena dalam rangka menyesuaikan dengan kebudayaan pada zamannya.

2.4 Kehidupan Ekonomi Bangsa Arab Pra Islam

Arab pra-lslam, khususnya Mekkah juga ditandai dengan sebuah fenomena yaitu perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa Arab pra-islam telah membangun hubungan perniagaan dengan bangsa-bangsa lain. Menurut Zamakhsyari, Quraysh yang merupakan pemegang otoritas tinggi di Mekkah pasca kabilah Jurhum dan Khuzaa sesungguhnya merupakan kelompok pekerja keras. Quraysh berasal dari kata al-kasb, yang artinya orang-orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi. Etos kerja mereka tidak hanya dilakukan di dalam Mekkah, tetapi justru membuka hubungan dengan bangsa, pangsa lain. Pada musim dingin mereka datang ke Yaman yang dikenal sebagai salah satu kota perdagangan di Arab. Sedangkan Pada musim panas mereka datang ke Yordania dan Mesir. Abdullah, ayah Muhammad saw. adalah seorang pedagang, Bahkan ia meninggal dalam misi perdagangan. Khadijah binti Khuwaylid yang nantinya menjadi istri Muhammad saw. adalah seorang pedagang: perempuan adalah salah satu penggerak perdagangan di Mekkah. Setidaknya ada sosok yang dikenal di Mekkah yaitu Khadijah, Asma' dan Hindun. Mereka seringkali mewakili kalangan Quraysh ketika menerima tamu dari Yaman, khususnya dalam misi perdagangan. Mereka seringkali mewakili kalangan Quraysh ketika mnerima tamu dari Yaman, khususnya dalam misi perdagangan.

Di Mekkah terdapat pasar tahunan yang biasa digelar di Ukadz. Pasar ini terletak di daerah antara Mekkah dan Thaif. Mereka biasanya datang ke tempat tersebut sebelum melaksanakan ibadah haji. Di pasar ini pula para pedagang mendengarkan puisi-puisi yang ditulis oleh penyair Arab. Puncaknya pada abad ke-5, Mekkah disebut-sebut sebagai salah satu pusat perdagangan yang berpengaruh di dataran Arab. Selain Ukadz ada dua pasar lagi yang terkenal, yaitu Dzul Majaz dan Al-Majinnah. Kondisi tersebut bertahan sampai Muhammad saw. diangkat sebagai utusan Tuhan yang mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan pesan kenabian dan kerasulan. Mekkah menjadi pusat perdagangan Arab bertahan sampai pertengahan abad ke-7. Sekitar lebih dari 200 tahun, Mekkah mempunyai pengalaman emas dalam hal perdagangan.Setelah Islam datang, mereka mulai menjadikan tempat-tempat haji yang dikenal sekarang, seperti Arafah dan Mina sebagai salah satu pusat perdagangan.
Akar-akar dari perdagangan di Mekkah, menurut Patricia Crone dalam bukunya Meccan Trade and The Rise of Islam, dirintis oleh Hasyim. Ia melakukan perjanjian dengan orang-orang Suriah untuk memudahkan perdagangannya sampai akhirnya ia meninggal di Gaza dalam misi perdagangan. Upaya tersebut dilanjutkan oleh saudara-saudaranya untuk meneruskan perjanjian perdagangan dengan Persia, Yaman, dan Habsyah. Adapun tokoh-tokoh kunci yang melakukan perdagangan ke Suriah, antara lain Abu Sofyan, Shafwan Ibnu Umayyah, Utsman, Said Ibnu Al-Ash, termasuk Muhammad saw. Mereka mempunyai tempat khusus di Suriah_ bahkan diantara mereka ada yang menetap sampai belasan tahun Gaza juga diduga sebagai salah satu tempat transit para pedagang dari Mekkah. Hasyim, Abu Sofyan dan Abdu Manaf juga pernah singah di kota yang menjadi gempran tentara Israel tersebut.

Menurut Crone, Mesir juga menjadi salah satu persinggahan para pedagang dari Mekkah. Diantaranya Amr bin Ash yang dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pedagang yang menjual wangi-wangian dan barang-barang yan terbuat dari kulit. Mughirah bin Syu'bah juga sosok yang terlibat dalam perdagangan di Mesir Yaman juga menjadi tempat yang penting bagi para pedagang dari Mekkah sebab Yaman merupakan tempat yang penting dalam perdagangan Arab. Tokoh-tokoh yang pernah ke Yaman dalam misi perdagangan antara lain Abdul Muthalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Abu Rabi' bin Mughirah, Walid bin Mughirah, Imarah bin Walid dan lain-Iain. Tempat-tempat yang pernah disinggahi di Yaman, antara lain Radman dan Shan'a. Habsyah (Negus) juga menjadi salah satu mitra perdagangan Mekkah. Bahkan Negus menjadi tempat perdagangan yang nyaman dan menguntungkan bagi orang-orang Quraysh. Mereka biasanya berdagang di Negus setelah singgah di Yaman. Mereka juga disebut-sebut mempunyai hubungan perdagangan dengan Irak.

2.5 Kehidupan Kebuyaan Bangsa Arab Pra Islam

Dalam bidang budaya, watak seni orang Arab Pra Islam dituangkan ke dalam satu media, yaitu ungkapan. Jika orang-orang Yunani mengungkapkan seni melalui patung dan arsitektur, maka orang-orang Arab pra-lslam mengungkapkannya dalam bentuk syair. Ada peribahasa Arab yang menarik yang menggambarkan tingginya nilai syair, yaitu ”Keelokan seseorang terletak pada kefasihan lidahnya”. Bahkan ada peribahasa lain yang menyatakan bahwa "Kebijakan muncul dalam tiga hal: otak orang Prancis, tangan orang China, dan lidah orang Arab". Kefasihan, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan jati diri secara tegas dan elegan dalam bentuk prosa dan puisi. Kemampuan dalam bersyair, menunggang kuda dan memanah pada masa Arab pra-Islam dipandang sebagai tiga ciri utama manusia sempurna (al-kamil).

Para penyair Arab pra-Islam pada mulanya adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mencapai pengetahuan yang tersembunyi bagi sebagian besar manusia, yaitu pengetahuan dari setan. Seorang penyair dianggap dapat memiliki kemampuan berhubungan dengan alam ghaib dan melalui kutukannya dapat menimpakan bencana kepada musuhnya. Oleh karena itu, bentuk syair atau puisi Arab yang pertama kali berkembang adalah puisi hujatan atau satir (hija). Seiring dengan perkembangan karismanya, seorang penyair memainkan berbagai peran sosial. Dalam pertempuran, lidahnya sama efektifnya dengan keberanian masyarakatnya. Pada masa damai, kecaman pedas seorang penyair merupakan ancaman bagi ketertiban publik. Seorang penyair dapat membuat sebuah suku mengambil tindakan tertentu dipengaruhi oleh puisi-puisinya yang mirip dengan hasutan seorang demagog dalam sebuah kampanye politik modern.

Seorang penyair selain menjadi dukun, penuntun, orator dan juru bicara kaumnya juga merupakan sejarawan dan ilmuwan. Orang-orang Baidah mengukur kecerdasan seseorang berdasarkan puisinya. Sebagai seorang sejarawan dan ilmuwan sukunya, seorang penyair sangat memahami geneologi dan dongeng-dongeng rakyat, mengenal prestasi dan pencapaian sukunya pada masa lalu, mengetahui hak-hak mereka, serta mengenali padang rumput dan batas-batas wilayah mereka. Lebih jauh lagi, sebagai seorang pemerhati kelemahan psikologis dan kegagalan historis suku-suku lawannya, seorang penyair mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan secara luas kekurangan itu dan menjadikannya sebagai bahan ejekan. Puisi pada masa Arab pra-Islam memiliki signifikansi historis yaitu sebagai bahan utama untuk mengkaji perkembangan sosial yang terjadi pada saat puisl-puisi tersebut dibuat. Realitanya,

Kebudayaan Arab Pra-lslam adalah kebudayaan yang identik dengan mistik. Di sekitar Mekkah terdapat Bukit Qaf yang dikenal sebagai tempat media antara manusia dengan alam gaib. Orangorang Arab pra-Islam menjadikan Bukit Qaf sebagai tempat untuk mengajukan hal-hal yang menjadi problem dalam kehidupan mereka untuk memecahkan masalah yang pelik dan menyakini sebagai tempat yang keramat. Selain Bukit Qafjuga ada Gua Hira yang dikenal sebagai tempat nabi bersemedi, juga jauh sebelum Islam datang dikenal sebagai tempat orang-orang penganut al-Hanifiyyah untuk melakukan semedi.

Orang-orang Arab pra-Islam mempunyai kebiasaan dan kebudayaan membangun komunikasi dengan alam gaib. Konon, dalam hal puisi juga dibuat setelah mendapatkan ilham dari alam gaib. Menurut Albert Hourani, puisi begitu kuat menjadi bahasa publik, terutama apabila dilihat dalam puisi-puisi yang berbentuk qashida, diwan, mu'allaqat. Puisi=puisi sering diga ntung di dindingdinding Ka'bah sebagai bagian dari upaya untuk menunjukkan eksistensi mereka. Ada tokoh-tokoh yang dikenal antara lain Labid, Zuhayr, lmru el-Qays dan lain-lain.

2.6 Kepercayaan Bangsa Arab Pra Islam

Dari segi keyakinan, mereka dikenal sebagai penyembah berhala. Ada tiga berhala yang sangat populer pada saat itu yaitu AI-Uzza, AI-Lat, dan Manat. Ketiganya diyakini sebagai anak perempuan Tuhan. AI-Lat (Tuhan Perempuan) berada di dekat Thaif, Di Thaif, orang-orang Mekkah berkumpul untuk melaksanakan haji dan menyembelih binatang kurban. Ada atauran yang harus dipatuhi oleh para penyembah berhala aI-Lat, yaitu larangan untuk menebang pohon, memburu binatang dan menumpahkan darah. Mereka melarang siapapun untuk mengganggu dan menebang pohon karena diyakini disitulah Tuhan mereka berada. Sedangkan Al-Uzza (yang paling agung) berada di Nakhlah sebelah timur Mekkah. Al-Uzza menjadi berhala yang paling diagungkan oleh orang-orang Quraish. Cara pemujaannya dengan menggunakan tiga batang pohon. Adapun Manat (pembagian nasib) adalah dewa yang menentukan dan menguasai nasib. Lokasinya berbentuk batu hitam di Qudayd, wilayah antara Mekkah dan Madinah. Dewa ini sangat populer bagi orang-orang Arab. Bahkan menurut K.Hitti, Manat digunakan sebagai salah satu rujukan sebelum nabi Muhammad saw. melakukan hijrah ke Madinah. Di samping itu juga ada Hubal yang merupakan dewa tertinggi di Ka'bah. Hubal berbentuk manusia yanG mana di sampingnya disediakan busur panah yang digunakan untuk mengundi nasib para peramal.

Di antara orang-orang Arab Juga ada peramal yang disebut Kahin. Mereka pada hakikatnya para ahli puisi yang menyampaikan sejumlah pesan suci melalui syair-syair. Mereka adalah para spiritualis yang menggunakan puisi atau syair sebagai media untuk mennyampaikan pesannya. Di samping itu, mereka juga meramal mimpi, menemukan para kriminal, binatang yang hilang, pertentangan dan hal-hal etik lainnya. Oleh karena itu, mereka dipahami sebagai kelompok masyarakat yang dapat menafsirkan kehendak Tuhan.

Mereka yang meyakini adanya Tuhan, tetapi tidak menafikan keberadaan kelompok lain. Max Mlller menyebut mereka dengan henotheism. Kelompok ini pelan-pelan dapat mengambil alih dominasi dari kelompok Pagan yang menetap karena mereka mempunyai sebuah pandangan yang relatif rasional dan mempunyai kenyamanan bagi spiritualitas mereka sehingga kemudian mereka disebut dengan hanifsm.

Dari pemaparan di atas dapat dijelaskan bahwa Jahiliyyah bukan dalam maknanya yang literal, melainkan mengacu pada kenyataan masyarakat Arab pra-Islam yang pada umumnya mempunyai keyakinan yang lebih dekat pada polytheisme daripada monotheisme. Istilah Jahiliyyah digunakan oleh Al-Quran dalam rangka memberikan garis pemisah antara kebudayaan sebelum dan setelah Islam, yang artinya bahwa setelah Islam datang maka Arab tidak akan kembali pada masa lalunya, yaitu telah berubah menjadi tempat dimana tidak ada ruang bagi polytheisme atau kemusyrikan.

Meskipun demikian ada yang menyatakan bahwa tradisi yang berkembang pada zaman Jahiliyyah tidak sepenuhnya negatif sebagaimana disampaikan sebagian kalangan. Menurut Ibnu Qarnas, tradisi Jahiliyyah juga memberikan sumbangsih yang sangat baik, khususnya dalam rangka mengantarkan masyarakat Arab dapat menerima ajaran Islam. Meskipun dalam sejarah disebutkan proses transformasi dari Jahiliyyah mengalami ketegangan, tetapi harus diakui pula bahwa transmisi tersebut berjalan damai. Islam datang tidak daIam rangka menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru bagi mereka, justru melanjutkan sejumlah tradisi yang berkembang di tanah Arab. Setidaknya hal tersebut dikonfirmasi oleh Al-Quran bahwa haji merupakan ritual yang awalnya dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Sulaiman Bashir membenarkan bahwa tradisi Jahiliyyah merupakan semen yang memperkuat Mekkah sebagai 5ebuah pusat perhatian masyarakat Arab. Tradisi Jahilliyyah telah menjadi ruh yang dapat melahirkan peradaban dunia. Diantaranya, meskipun sangat banyak kepercayaan dan agama yang berkembang, tetapi perlindungan terhadap Ka'bah dan yang berziarah ke Ka'bah membuktikan komitmen mereka untuk menjadikan Mekkah sebagai salah satu kota suci yang berpengaruh di dunia. Bagaimanapun mereka yang hidup pada zaman Jahiliyyah mempunyai peran yang tidak sedikit bagi kelestarian Ka'bah sebagai simbol keagungan Islam.

Gua Hira merupakan salah satu bukti yang mana tradisi yang berkembang pada masa Jahiliyyah turut mengantarkan kehadiran Islam. Di dalam banyak riwayat disebutkan bahwa orang-orang Mekkah terbiasa melakukan olah spiritual di gua Hira. Tradisi inilah yang kemudian diikuti oleh Muhammad saw. sebelum mendapatkan wahyu yang pertama. Ada pihak lain yang mengatakan bahwa biasanya mereka bersemedi sebelum melakukan nota penandatanganan perjanjian.
Ahmad Amin dalam bukunya, Fajr aI-lslam membuktikan bahwa kultur nomaden bukanlah sebuah kemunduran, tetapi sebuah tangga menuju peradaban. Memang kultur yang berkembang pada masyarakat Arab pra-lslam pada umumnya adalah kultur klenik, yang mempercayai takhayul dan khurafat. Fakta Arab pra-Islam memang berbeda dengan Yunani yang dikenal kecenderungannya pada filsafat. Jika orang-orang Yunani melihat persoalan secara komprehensif dengan logika yang sempurna, tetapi orang-orang Arab cenderung melihat persoalan secara parsial. Meskipun demikian adalah yang biasa dalam sebuah masyarakat mempunyai individu-individu yang istimewa.

Kelompok kecil inilah yang menjadi lokomotif bagi kebangkitan sebuah masyarakat. Di samping itu, memang harus diakui bahwa Arab bukanlah masyarakat yang dikenal ilmu pengetahuan dan filsafatnya. Menurut Ahmad Amin, Arab dikenal karena bahasa, puisi, amtsal, dan kisah. Ketiga hal tersebut merupakan modal kebudayaan dan rasionalitas yang memungkinkan sebuah masyarakat mempunyai kehidupannya sendiri.


Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1   LATAR BELAKANG Program terencana Dinasti Umayyah yang paling direncanakan adalah invasi ke Timur dan ke Barat. Semasa Pemerintahan Khalifah Al- Walid, penyusunan strategi penakhlukan ke Barat dirancang dengan serius. Namun, pasukan perang   islam lebih dulu menundukkan wilayah Afrika Utara yang pada masa itu telah dikuasai oleh Romawi. Masuknya pengaruh Romawi ke Afrika di mulai dari ekspedisi ke Mesr yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu Mesir di bawah kepemimpinan Dinasti Ptolomeus. Cleopatra VII menjadi permaisuri dan menjaid istri dari adik kandungnya sendiri. Kekauatan muslim semakin kuat dan berhasil mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika yang telah lama dikuasai ole orang- orang Eropa tersebut. Kemenangan itu member i dorongan yang sangat kuat kepada tentara muslim untuk   memperluas pengaruh islam dengan   mengincar daerah Spanyol. Pasukan tentara Dinasti umayyah yang melakukan penyerangan ke Spanyol berasal dari b...

KOLONIALISME BELGIA DI AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Afrika adalah benua terbesar   di kedua di dunia setelah Asia, Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya. Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.  Se telah penjelajahan Inggris bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para pedagang dan petualang memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19 bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang mempunyai potensi  komersial Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa Afrika Yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat. Yakni salah satunya Kolonial belgia pada waktu sebelum Perang Dunia I ...

Makalah Masalah Atau Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah belajar yang dialami oleh para siswa, hal ini dapat menggangu siswa dalam kegitan belajarnya sehingga menyebabkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka alami. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Dengan adanya kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh para siswa harus dapat segera diatasi sesegera mungkin karena akan dapat menggangu jalannya kegiatan belajar siswa. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak menemukan solusinya maka akan menyebabkan prestasinya rendah atau dapat tidak lulus. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, yang harus dihadirkan atau ditemukan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar tersebut. Dengan begitu diharapkan masal...