Skip to main content

KEADAAN ARAB SEMASA ISLAM (KELAHIRAN NABI MUHAMMAD DAN KHALIFAH)


BAB 1

PENDAHULUAN



Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termaksud hukum-hukum yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam memenangkan kepercayaan Bangsa Arab relative singkat. Kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab yang sebelumnya jahiliah kejalan orang-orang yang bermoral Islam. Dalam berdakwah Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan aspek kenabiannya dengan menggunakan tablig namun juga menggunakan strategi politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat kita lihat adanya strategi Nabi dalam menyeru umat manusia untuk beribadah kepada Allah Swt.



BAB II

PERMASALAHAN


1.      Bagaimana Latar Belakang Pembinaan Peradaban Islam ?
2.      Bagaimana kelahiran Islam dan Nabi Muhammad SAW ?
3.      Bagaimana Pembinaan Peradaban Islam di Mekkah ?
4.      Bagaimana Membangun Masyarakat Islam Di Madinah ?
5.      Bagaimana Kekhalifahan Sebagai Lembaga Politik itu ?

1.3  Tujuan
·         Memberikan pemahaman mengenai Latar Belakang Pembinaan Peradaban Islam.
·         Memberikan pemahaman mengenai kelahiran Islam dan Nabi Muhammad SAW.
·         Memberikan pemahaman mengenai Pembinaan Peradaban Islam di Mekkah.
·         Memberikan pemahaman tentang Membangun Masyarakat Islam Di Madinah.
·         Memberikan pemahaman mengenai Kekhalifahan Sebagai Lembaga Politik.















Secara geografis, letak tanah Arab sangat strategis, berada pada pusat dunia. Jazirah Arab terbuka ke segala penjuru dunia, baik melalui daratan maupun lautan. Melalui daratan, Jazirah Arab terbuka dari tiga benua besar (Asia, Afrika dan Eropa), dan terbuka pula benua-benua lainnya melalui jalan laut. Letak yang strategis mendukung peradaban Islam yang dibina oleh Muhammad saw. dalam lingkungan budaya bangsa Arab, sehingga sangat memungkinkan untuk dapat dengan apat menyebar ke uluran bangsa bangsa yang ada di sekelilingnya, dan selanjutnya merambah keseluruh penjuru dunia. Biia demikian halnya, misi rahmatan Iill’ aiamin atau benar benar dapat terealisir.

Dunia Arab pada mana itu, secara politis senantiasa menjadi rebutan pengaruh antara tiga kekuatan negara besar yang ada di aekitarnya, yaitu Romawi, Persi dan Abbesinia. Ketiganya secara silih berganti menguasai dunia Arab, sehingga dengan sendirinya kehidupan politik di dunia Arab banyak dipengaruhi oleh ketiga kerajaan besar tersebut. Keberadaan yang demikian ini membuat bangsa Arab pada saat itu tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan politis secara mandiri, dalam arti pemerintahan pusat yang besar. Kekuasaan politik berada pada kepala suku yang ada, yang sering terjadi pertentangan peperangan di antara mereka, dan sering pula dimanfaatkan oleh kekuatan besar (diadu domba) untuk menanamkan pengaruh kekuasaan mereka masing-masing.
Karena situasi politik yang demikian, maka ketika Muhammad datang dengan misi pembaharuan, mereka tidak dapat memberikan periawanan yang berarti, sebab sewaktu ada kabilah yang menentangnya, dengan mudah Muhammad saw. segera mendapat bantuan dari kabilah lainnya yang menjadi musuh kabilah yang memusuhi Muhammad saw tersebut. Keadaan demikian ternyata merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pembentukan kekuatan politik yang kemudian mampu mempersekutukan bangsa Arab, yang semuia saling bermusuhan antara kabilah-kabiiahnya. menjadi satu kesatuan politik dan budaya islam yang dibina oleh Muhammad saw., yang akhirnya mempermudah terjadinya kontak budaya dengan bangsa-bangsa di sekitarnya dan kemudian dengan lancar menyebar ke seluruh penjuru dunia.






Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa di dalam bidang keagamaan bangsa Arab telah mewarisi ajaran tauhid lbrahim nenek moyang mereka, dengan Ka'bah sebagai pusat kehidupan keagamaan. Di samping itu sebagian suku ada yang memeluk agama Yahudi dan Nasrani, yang pada hakikatnya juga merupakan ajaran Ibrahim as. Sungguhpun ajaran keagamaan (Tauhid) warisan lbrahim tersebut telah diselimuti oleh praktek-praktek kemusyrikan-penyimpangan dari ajaran tauhid sebenarnya-namun hal ia dapat dijadikan dasar dan tempat pijakan Muhammad saw. membudayakan Islam di lingkungan budaya bangsa Arab, sebab antara keduanya memiliki fungsi. Muhammad saw. tak lain hanyalah untuk meluruskan kembali dan sekaligus menyempurnakan ajaranajaran agama yang telah ada tersebut.

2.2  Kelahiran Islam dan Nabi Muhammad SAW

Agama Islam mulai dikenal oleh seluruh penduduk di dunia karena di bawakan oleh seorang nabi pilihan Allah SWT yang bernama Muhammad. Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah pada 12 Robbiulawal Tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, sedangkan sang ibu yang melahirkannya bernama Aminah binti Wahab. Kedua orang tuanya berasal dari suku Quraisy, sebuah suku yang sangat terhormat karena keturunannya mendapat kedudukan terhormat di Mekkah sebagai penjaga, pemelihara, dan pelayan Ka'bah.
Kehidupan Nabi Muhammad saat bayi tidak seperti kebanyakan orang lainnya. Beliau telah kehilangan sang ayah sejak belum dilahirkan. Nabi Muhammad belum pernah melihat sosok ayahnya secara langsung. Ketika berumur enam tahun, Nabi Muhammad telah menjadi anak yatim piatu. Ibunya meninggal dunia saat dia masih sekecil itu. Sejak saat itu, Muhammad diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib. Namun, tidak lama kemudian kakeknya pun meninggal dunia. Oleh karena itu, semenjak berumur delapan tahun, Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Islam semakin bersinar di Yasrib. Orang-orang bekerjasama dengan baik demi kemajuan Islam. Nabi Muhammad SAW dapat memimpin rakyat sesuai dengan syariat Islam. Yasrib menjadi sebuah negara besar dengar! sistem pemerintahan yang kuat. Nabi Muhammad menjalin hubungan yang baik dengan banyak kalangan. Beliau mulai menyebarkan agama Islam ki geluruh penjuru dunia termasuk Eropa, Asia, dan Afrika. Pembangunan masjid sebagai tempat ibadah semakin digalakkan. Fungsi masjid lainya yang utama adalah sebagai tempat persatuan umat muslimin. Waktu itu mgan dari orang-orang Qurais untuk melengserkan Nabi Muhammad terus berjalan. Perang-perang untuk melawan orang-orang kafir yang menentang nabi berjalan berkali-kali. Pasukan muslimin pernah meraih kemenangan gemilang, tetapi juga pernah merasakan pedihnya kekalahan.


Sebelum menjadi Rasul, Muhammad saw. telah dipersiapkan secara matang untuk menerima tugas-tugas kerasulan, untuk membina (mengembangkan) pertumbuhan dan perkembangan peradaban bangsanya, dan mengarahkannya pada sistem peradaban/budaya islam, yang selanjutnya siap untuk merambah dan mempengaruhi serta berasimilasi dengan budaya-budaya bangsa lain yang ada di dunia. Persiapan tersebut setidak-tidaknya berlamgsung melalui tiga hal, yaitu pengalaman, pengenalan dan peran sertanya secara aktif dalam kehidupan sosial bangsanya. Pengalaman dalam kehidupan dan keterlibatannya secara langsung dalam kehidupan bangsanya, baik sebagai penggembala, pedagang maupun sebagai anggota masyarakat, merupakan suatu persiapan matang untuk menerima tugas kerasulan, utamanya yang menyangkut pemberian contoh teiadan tentang bagaimana pengalaman ajaran islam dalam kehidupan seharihui. !uga penderitaan dalam kehidupan, di mana sejak kecil beiiau sudah ditinggal kedua orang tuanya dan kemudian oleh istri dan pamannya-Khadijah dan Abu Thalib-memberikan didikan untuk mandin' dan bersifat sabar, kemudian dikala menghadapi tantangan dengan cercaan orang musyrik Quraisy dalam dakwahnya.
Keterlibatan Muhammad saw. dalam kehidupan bangsanya, yang dipenuhi dengan praktik agama watsaniyah, dengan potensi fitrah yang dimilikinya, Muhammad mampu menyesuaikan diri dengan Engkungan budayanya, tanpa larut sama sekali di dalamnya. Bahkan ia mampu menemukan mutiara-mutiara warisan ajaran ibrahim yang telah tenggelam dan terpendam dalam budaya watsaniyah dari bangsanya. Para ahli sejarah mengatakan: Muhammad menyembah Allah menurut ajaran Nabi Ibrahim as., yang banyak dianut Bangsa Arab yang tidak suka menyembah berhala, seperti Quis ibnu Sa'idah. Aktsam ibn Shoih, dan Umayah ibn Abi Shlat. Beliau tidak pernah menyembah berhala bahkan amat membencinya, demikian pula beliau tidak mau mengerjakan perbuatan keji yang digemari oieh pemuda pemuda Arab masa itu. Selain itu, pada waktu tertentu Muhammad saw. sering melakukan 'tahannus', yaitu menjauhkan diri dari kehidupan ramai dan ber-khalwat mendekatkan diri kepada Allah untuk mengharap Munjuk-Nya.Ber-tahannus, sebenarnya merupakan tradisi bangsa Arab Pada masa itu, bahkan jika ditelusuri, tradisi tahannus merupakan warisan suci dari agama Ibrahim as.
Ahmad Syalabi menjelaskan beberapa faktor yang mendorong orang-orang musyrik-Quraisy menentang seruan Islam, yaitu:
1.      Persaingan dalam berebut kekuasaan, yakni mereka beranggapan bahwa tunduk kepada agama Muhammad berat tunduk kepada kekuasaan Bani Abdul Muthalib. Padahal di kalangan kabilah-kabilah Arab senantiasa terjadi persaingan untuk berebut pengaruh dan kekuasaan (politis) dan kekuasaan adalah lebih utama dari segala-galanya.
3.      Takut dibangkitkan setelah mati, untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama di dunia. Bagi orang kafir Quraisy, ajaran semacam ini-ajaran Islam-dianggap sangat kejam, sehingga mereka menolak dan berkeberatan untuk menganutnya.
4.      Taqlid kepada nenek moyang. Taqlid kepada nenek moyang secara membabi buta, dan mengikuti Iangkah-iangkah merek dalam soal-soal peribadatan dang pergaulan merupakan suatu tradisi yang dipandang mutlak dan membawa keberuntungan bagi bangsa Arab. Islam yang didakwahkan Nabi saw. dianggap sebagai sesuatu yang baru dan tidak dapat menggantikan tradisi yang sudah ada. Itulah sebabnya mereka merasa berat untuk menerima agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. (Q.S. aI-Maidah/5:104).
5.      Memperniagakan patung. Bagi sebagian orang Arab Mekah, memahat patung yang menggambarkan aI-Lata, aI-'Uzza, Makan dan Hubal merupakan sumber perekonomian bagi mereka. Tetapi islam melarang menyembah patung, memahat dan menjualnya. Itu pula penyebab mereka menentang Islam karena dianggap mematikan sumber perekonomian. Sementara itu, para penjaga Ka'bah juga merasa terancam kehilangan sumber perekonomian karena sumber perekonomian. Sementara itu, para penjaga Ka'bah iuga merasa terancam kehilangan sumber perekonomian karena sumber perekonomian mereka berasal dari patungx patung yang diabadikan dan melayani para pengunjung yang datang ke Mekah untuk mengunjungi patung-patung tersebut.



1.      Mendirikan Masjid

Kaum yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, setiap kaum terdiri dari berbagai suku dan kabilah. Sebelum masuk Islam mereka memiliki kebiasaan untuk berselisih dan berperang, saling menuntut balas tentara satu kabilah dengan kabilah lainnya. Untuk mengikis habis kebiasaan jahat ini, Nabi saw. berusaha mempersaudarakan mereka, sehingga di antara mereka timbul ikatan yang kokoh dan kuat yang didasarkan pada keimanannya kepada Allah (QS. Al-hujurat:10). Dengan demikian terbinalah suatu solidaritas yang tinggi di kalangan umat Islam Madinah. Dengan kata lain Nabi Muhammad saw. telah berhasil membangunaI-wahdah al. Islamiyah, menggantikanaI-wahdah al-qaummiyah.


Perjanjian tersebut dikenal dengan sebutanKonstitusi Madinah”, atau menurut A Hasjmy disebutManifesto Politik Pertamadalam Negara Islam, yang dl dalamnya digariskan dasart dasar kehidupan politik, ekonomi, sosial dan militer bagi segenap penduduk Madinah, baik Muslim, Yahudi maupun musyrikin. Dengan adanya konstitusi Madinah inilah masyarakat islam di Madinah berkembang menjadi satu kesatuan politik, dan berdasar pada konstitusi ini pula berkembang sistem politik dan pemerintahan dalam budaya Islam.


Setelah terbentuk masyarakat lslam di Madinah, kebiasaan iahiliyah bangsa Arab sebagaimana diuraikan di atas, secara bertahap ditiadakan oteh Nabi saw. Penghapusan dan perubahan dengan diperkenalkan sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang baru yang sesuai dengan karakteristik kemanusiaan. Keluarga bukanlah dibentuk atas dasar paksaan, melainkan rasa saling mencintai antara seorang Ielaki dan wanita. Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, suami bukannya lebih penting dibanding istri dan begitu pula sebaiknya. Katana ituhh islam menetapkan adanya hak-hak dan lewaflbanyang harus dipenuhi secara seimbang dalam kehidupan keluarga itu. Tentang tradisi poligami, Islam tidak menghapusnya secara total. Pada dasarnya, prinsip ajaran Islam tentang perkawinan adalah monogami, tetapi dalam kondisi yang memaksa poligami tidak dilarang asalkan syarat-syarat yang ditetapkan terpenuhi. Di samping itu islam juga menetapkan atman tentang perwakilan, pewarisan, muhtim dll., yang semuanya itu dimaksudkan terbentuknya masyarakat yang sejahtera. Dalam sistem kemasyarakatan Islam, individu dan keluarga mempunyai kedudukan yang mandiri, sedangkan hubungan kekerabatan yang diikat oleh hubungan kemuhriman, pewarisan dan pemanah tersebut bersifat sekunder.


Konsep kekhalifahan yang sudah semakin mundur di masa Usman disebabkan oleh kepentingan suku yang lebih diprioritaskan di atas kepentingan bersama. Polemik yang terjadi sudah semakin membesar. Beberapa daerah takhlukkan Islam di masa sebelumnya melakukan pembelotan. lskandariyah bisa melepaskan diri karena campur tangan dan kaisar Konstan ll dari Bizantium, sehingga pasukan islam tidak mampu menghindari serangan.
Setelah Usman wafat, Ali diangkat menjadi khalifah keempat di masjid Nabawi Madinah pada 24 Juni 656 M. Secara otomatis, seluruh dunia Islam mengakui kekhalifahannya. Khalifah baru ini merupakan sepupu dari Nabi Muhammad SAW, suami anak perempuannya yang paling disayang Nabi, Fatimah. Ali ialah ayah dari dua anak laki-laki al Hasan dan al Husayn. Ia seorang pribadi yang ramah, bersahabat, saleh, dan pemberani. Kelompok pendukungnya dengan gigih menegaskan bahwa sejak awal Allah dan Rasul-Nya telah dengan jelas mengangkat Ali sebagai penerusnya (Hitu) 2008: 223).


Penetapan Khalifah dan Kelahinn Dinasti
Abu Bakar seorang pendukung dan teman setia Muhammad paling awal. yang percaya kepadanya dan memimpin salat jamaah selama sakit terakhir yang diderita Nabi, ditunjuk sebagai penerus Muhammad (8 Juni 632) melalui pemilihan yang melibatkan para pemimpin masyarakat islam yang berkumpul di Madinah. la melaksanakan semua tugas dan meneladani semua keistimewaan Nabi, kecuali hal-hal yang terkait dengan kenabiannya-karena kenabian berakhir seiring dengan wafatnya Muhammad.
Istilah khalifah Rasul Allah (Penerus Rasul Allah), yang dalam hal ini dinisbahkan kepada Abu Bakar, tidak ia gunakan untuk gelarnya. Istilah khalifah hanya muncul dua kali dalam Alquran (QS. 2: 30; 38: 26), dalam kedua ayat tersebut istilah itu tampaknya tidak memiliki signifikansi teknis atau tidak mengindikasikan bahwa ia dimaksudkan untuk diterapkan pada penerus Muhammad.
'Umar, kandidat khalifah setelah Abu Bakar, ditunjuk oleh Abu Bakar sebagai penerusnya dan diriwayatkan pernah menggunakan gelar khalifah khalifah (penerus penerus) Rasul Allah. Tapi karena terdengar terlalu panjang, akhirnya diperpendek, Khalifah kedua (634-644) itu dinobatkan sebagai khalifah pertama yang sekaligus memangku jabatan panglima tertinggi pasukan Islam, dengan gelar khusus amir al-mu'minin (panglima orang-orang beriman). Menjelang wafatnya, 'Umar diriwayatkan telah membentuk sebuah dewan formatur yang beranggotakan enam orang: 'Ali ibn Abi Thalib, “Utsman ibn 'Affin, Zubayr ibn al 'Awwam. Thalhah ibn 'Abdullih. Sa'd ibn Abi Waqqash. dan 'Abd al-Rahman ibn 'Awf, dengan ketentuan bahwa anaknya tidak boleh dipilih sebagai penggantinya. Pembentukan dewan yang disebut sebagai al-Syura (permusyawarahan) ini, yang meliputi para sahabat tertua dan terkemuka, memperlihatkan bahwa gagasan Arab kuno renang kepala suku telah mengalahkan gagasan tentang kerajaan turun temurun.
Setelah “Utsman wafat, 'Ali diangkat sebagai khalifah keempat di Masjid Nabawi Madinah pada 24 Juni 656. Secara otomatis. seluruh dunia Islam mengakui kekhalifahannya. Khalifah baru ini merupakan saudara sepupu Muhammad. suami anak perempuan Nabi yang paling disayang, Fathimah, ayah dua orang anak lakilaki, aI-Hasan dan al-Llusayn, serta merupakan orang kedua atau ketiga yang beriman kepada Nabi. Ia adalah seorang yang ramah, bersahabat, saleh, dan pemberani. Kelompok pendukungnya. abl al-nashsh wa al-ta’yin (pengikut ketentuan dan ketetapan Tuhan = kaum legitimis), dengan gigih menegaskan bahwa sejak awal Allah dan Rasul-Nya telah dengan jelas mengangkat 'Ali sebagai satu-satunya penerus yang sah, tetapi tiga khalifah sebelumnya telah mencuri kekhalifahan darinya.
Persoalan petama Ali adalah menyingkirkan dua saingan utama kekhalifahan yang baru ia duduki, Thalhah dan Zubayr, yang mewakili kelompok Mekah. Keduanya, Thalhah maupun Zubayr memiliki pengikut di Hijaz dan Irak yang tidak mau mengakui kekhalifahan 'Ali. 'A'isyah, seorang istri yang paling disayang Nabi dan kini menjadi “ibunda orang-orang beriman”, yang tidak meacegah tapi justru membantu pemberontakan terhadap 'Utsman, kini bergabung dengan para pemberontak menentang 'Ali di Bashrah. 'A'isyah yang masih muda. yang menikah sedemikian dini sehingga ia masih membawa boneka dari rumah ayahnya (Abu Bakr). membenci 'Ali yang pernah melukai kehormatannya, karena suatu ketika, saat ia tertinggal sendirian di belakang barisan rombongan Muhammad, 'Ali mencurigainya telah berbuat mesum. sehingga Allah turun tangan dan membelanya melalui sebuah wahyu (QS. 24: 11-20). Di luar Bashrah, pada 9 Desember 656. 'Ali berperang dan mengalahkan pasukan gabungan dalam sebuah pertempuran yang dikenal "Perang Unta", karena 'A'isyah menunggangi seekor unta, di tengah oleh para prajurit pemberontak. Kedua saingan 'Ali gugur, ia meratapi keduanya dan menguburkan mereka dengan penuh penghormatan. 'A'isyah tertangkap dan diperlakukan dengan sangat hati-hati dan dengan cara yang dapat memelihara kehormatannya sebagai 'ibu negara" tanah Arab. Ia dikirim kembali ke Madinah. Dengan begitu, berakhirlah peperangan pertama, tapi sama sekali bukan yang terakhir, antar orang Islam sendiri. Peperangan memperebutkan kerajaan yang melemahkan sendi-sendi Islam dari masa ke masa dan akhirnya menggoyahkan fondasi utama yang baru dibangun.
Langkah pertama yang dilakukan 'Ali adalah memindahkan pusat pemerintahan ke Kufah. Kemudian-mungkin untuk mengamankan kekhalifahannya-ia memberhentikan sebagian besar gubernur yang diangkat oleh pendahulunya dan mengangkat pejabar-pejabat lain. Namun 'Ali tidak memperhitungkan Mu'awiyah. gubernur Suriah dan kerabat “Utsman, karena kemudian Mu'awiyah bangkit melawan dan menuntut kematian “Utsman. Di masjid Damaskus. ia mempertontonkan baju “Utsman yang terkena bercak darah dan potongan jari tangan istrinya, Na'ilah. yang putus ketika melindungi suaminya. Dengan taktik dan kecerdikannya, ia mempermainkan emosi umat Islam. Mu'awiyah tidak mau menghormati 'Ali, dan menyudutkannya pada sebuah dilema, menyerahkan para Pembunuh 'Utsman, atau menerima status sebagai orang yang Manggung jawab atas pembunuhan itu, sehingga ia harus di turunkan dari jabatan khalifah. Namun, persoalan itu lebih dari sekedar persoalan pribadi, tetapi merupakan persoalan lintas individu bahkan keluarga. Persoalan sebenarnya adalah apakah Kufah atau Damaskus, Irak atau Suriah, yang dipandang sebagai pemegang mandat tertinggi dalam pemerintahan Islam. Madinah, yang segera ditinggalkan oleh “Ali setelah pengangkatannya sebagai khalifah tahun 656 dan tidak pemah dikunjungi lagi. tetsingkirkan dari percaturan politik saat itu. Penaklukan besar telah mengubah pusat gravitasi ke sebelah utara.
Di dataran terbuka Shiffin, sebelah selatan Raqqah, di tepi barat sungai Efrat, dua pasukan akhirnya saling berhadapan, 'Ali yang dikabarkan membawa pasukan sebanyak 50.000 orang irak. dan Mu'awiyah membawa tentara Suriah. Dengan sikap setengah hati, karena kedua belah pihak berusaha mereka-reka hasil akhir. pertempuran berlangsung berlatut-larut selama beberapa minggu. Pertempuran terakhir terjadi pada 28 Juli 657. Di bawah pimpinan Milik al-Asytar, pasukan Ali hampir menang ketika 'Amr ibn al-Ash yang cerdik dan licin, pemimpin pasukan Mu'awiyah, melancarkan siasat. Salinan Al-quran yang dilekatkan di ujung tombak tiba-tiba terlihat diacung-acungkan sebuah tanda yang diartikan sebagai seruan untuk mengakhiri bentrokan senjata dan mengikuti keputusan Al-quran. Peperangan akhirnya berhenti. Karena desakan para pengikutnya, 'Ali yang baik hati itu menerima usulan Mu'awiyah untuk melakukan arbitrase dalam persoalan mereka dan menyelamatkan jiwa umat Islam. Arbitrase itu tentu saja “sesuai dengan firman Allah”, apa pun makna yang tercetap darinya.
Berdasarkan pertimbangannya. khalifah mengangkat wakilnya Abu Musa al-Asy'ari, orang yang terkenal saleh tapi tidak begitu loyal kepada 'Ali. Untuk menandinginya Mu'awiyah memilih 'Amr ibn al-'Ash, yang dikenal sebagai politisi ulung bangsa Arab. Keduanya memegang dokumen tertulis yang membenkan otorita penuh untuk mengambil keputusan. Lalu, dengan 400 orang saksi dari kedua pihak, kedua arbitor (bahasa Arab hakam)) mengadakan rapat umum pada bulan Januari 659 di Adhruh, jalan utama antara Madinah dan Damaskus dan separuh jarak amara Ma'an dengan Petra.
Apa yang tepatnya terjadi dalam perundingan bersejarah ini sulit dipastikan. Berbagai versi muncul dalam berbagai sumber yang berbeda. Riwayat yang ada menyebutkan bahwa kedua pihak sepakat untuk memecat kedua pemimpin mereka, sehingga melapangkan jalan bagi “kuda hitam", tapi setelah Abu Musa, yang lebih tua, berdiri dan menegaskan bahwa ia memecat 'Ali dari jabatan kekhalifahannya, 'Amr mengkhianatinya dan menetapkan Mu'awiyah sebagai khalifah. Namun, kajian kritis yang dilakukan oleh Pere Lammens, yang diawali oleh kajian dari Wellhausen, memperlihatkan bahwa riwayat-riwayat itu mencerminkan pandangan kelompok Irak-kebanyakan menjadi rujukan kita-yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah, musuh Dinasti Umayyah. Yang mungkin terjadi adalah bahwa kedua arbitor memecat kedua pemimpin mereka, sehingga 'Ali menjadi pihak yang kalah, karena Mu'iwiyah tidak memiliki jabatan kekhalifahan yang harus diletakkan. Ia tidak lain hanyalah seorang gubernur sebuah provinsi. Hasil arbitrase itu telah menempatkan dirinya setara dengan Ali, yang posisinya menjadi tidak lebih dari pemimpin yang diragukan Otoritasnya. Berdasarkan keputusan para arbitor, Ali dilengserkan dari jabatan kekhalifahan yang sebenarnya, sementara Mu'awiyah dilengserkan dari jabatan kekhalifahan fiktif yang ia klaim dan belum berani ia kemukakan di depan publik.
Ada kerugian lain yang diderita 'Ali karena menerima tawaran arbitrase, yaitu turunnya simpati sejumlah besar pendukungnya. Kelompok Khawarij (pembelot), demikian kelompok itu disebut Pada masa belakangan, sebuah sekte Islam paling awal, menjadi kelompok penentang yang mematikan. Dengan slogan La hukma illa li Allah (arbitrase hanya milik Allah). mereka muncul dengan kekuatan sebesar 4.000 pasukan di bawah pimpinan 'Abdullah  ibn Wahb al-Risibi. Di tepi kanal Nahrawan, Ali menyerang barak mereka (659) dan hampir memusnahkan mereka. tapi mereka kembali muncul dengan berbagai macam nama dan terap menjadi duri bagi kekhalifahan hingga masa dinasti Abbasiyah.
Pada 24 Januari 661, ketika 'Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid Kufah, ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang tersebut, yang mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut kelompok Khawarij, 'Abd al-Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematian keluarga seorang wanita, temannya, yang terbunuh di Nahrawan. Diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa Ibn Muljam adalah satu dari tiga orang yang bersumpah di depan Ka'bah bahwa pada hari yang sama mereka akan membersihkan komunitas Islam dari tiga tokoh pengacau: Ali, Mu'awiyah, dan 'Amr ibn al-'Ash, sebuah riwayat yang tampaknya terlalu didramatisir. Tempat terpencil di dekat Kufah yang menjadi makam 'Ali, kini Masyhad 'Ali di Najaf, berkembang menjadi salah satu pusat ziarah terbesar dalam agama Islam.

                                                                        









BAB IV

PENUTUP



Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang di utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin negara yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta seorang administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab. Dengan mengamati pola keberagaman pembangunan dasar-dasar pemerintahan Islam dari masa Rasulullah Saw sampai dengan masa Khulafaurrasyidin, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Nabi Saw merupakan seorang yang dilahirkan dari keturunan para pemimpin, maka pantaslah jika beliau menjadi pemimpin yang handal dalam mengatur dan mengarahkan umatnya.
2.      Bahwa Nabi Saw telah meletakkan pola dasar pembangunan peradaban manusia diawali dengan pembangunan masjid Kuba.
3.      Nabi Saw telah membuat sistem perundang-undangan dalam menata kemasyarakatan di Madinah dalam upaya menegakkan sendi-sendi kenegaraan, yakni dengan membuat kesepakatan tidak saling mengganggu dan Nabi Saw melindungi penduduk Mekah dan menjamin hak-haknya meskipun mereka beragama Yahudi dan Nasrani.
4.      Nabi Saw mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar mempunyai peran strategis dalam upaya membangun Negara yang kokoh dan kuat. Dan hal ini merupakan satu contoh langkah politik yang berlandaskan agama.
5.      Berakhirnya pemerintahan Nabi Saw, Khulafaurrasyidin menggantikan peran beliau. Abu Bakar adalah Khalifah pertama yang meneruskan kepemimpinan Nabi Saw dengan sistem yang diwarisi dari nabi Saw.
6.      Peran Abu Bakar sebagai Khalifah sangat besar, beliau berupaya mengumpulkan Al Qur’an agar tidak punah, membangun baitul Mal, menumpas nabi-nabi palsu dan pembangkang zakat dan lain-lain.
7.      Pola kepemimpinan Umar yang adil dan tidak memihak menjadi contoh nyata bahwa sebagai pemimpin selayaknya kita berlaku demikian, adil tidak memandang pangkat dan golongan, status dan usia, agama dan ras budayanya.
8.      Umar bin Khattab membangun kantor-kantor perwakilan pemerintahan dan menunjuk gubernur-gubernur serta mendirikan jawatan pos dan perpajakan, merupakan gambaran umum bahwa dalam pemerintahannya sudah semakin lengkap dan teratur.
9.      Usaha perluasan pemerintahan Islam terjadi kemajuan yang signifikan, sehingga daerah-daerah di Afrika dan sebagaian eropa mampu dikuasai terutama Romawi.
10.  Utsman bin Affan sebagai Khalifah ke tiga membawa perubahan cukup banyak dalam pemerintahan Islam dan peradaban Islam. Pada masa pemerintahannya armada angakatan laut dibangun sebagai bentuk gambaran akan kuat dan lengkapnya militer dan pemerintahan pada masanya sehingga disegani musuh.
11.  Khalifah Ali bin Abi Thalib menggantikan kekhalifahan Umar dengan sebuah proses yang panjang, dalam pemerintahannya banyak ditemukan ganjalan-ganjalan sehingga roda pemerintahannya tidak berjalan lancar. Akan tetapi beliau tetap mengemban amanah kekahalifahan dengan baik.
                                                                                                             








DAFTAR PUSTAKA


Syaiful, dan Anisa Septianingrum. 2018. Sejarah Asia Barat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susmihara. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Ombak.
Khuri Hitti, Philips. 1937. History Of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1   LATAR BELAKANG Program terencana Dinasti Umayyah yang paling direncanakan adalah invasi ke Timur dan ke Barat. Semasa Pemerintahan Khalifah Al- Walid, penyusunan strategi penakhlukan ke Barat dirancang dengan serius. Namun, pasukan perang   islam lebih dulu menundukkan wilayah Afrika Utara yang pada masa itu telah dikuasai oleh Romawi. Masuknya pengaruh Romawi ke Afrika di mulai dari ekspedisi ke Mesr yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu Mesir di bawah kepemimpinan Dinasti Ptolomeus. Cleopatra VII menjadi permaisuri dan menjaid istri dari adik kandungnya sendiri. Kekauatan muslim semakin kuat dan berhasil mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika yang telah lama dikuasai ole orang- orang Eropa tersebut. Kemenangan itu member i dorongan yang sangat kuat kepada tentara muslim untuk   memperluas pengaruh islam dengan   mengincar daerah Spanyol. Pasukan tentara Dinasti umayyah yang melakukan penyerangan ke Spanyol berasal dari b...

KOLONIALISME BELGIA DI AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Afrika adalah benua terbesar   di kedua di dunia setelah Asia, Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya. Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.  Se telah penjelajahan Inggris bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para pedagang dan petualang memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19 bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang mempunyai potensi  komersial Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa Afrika Yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat. Yakni salah satunya Kolonial belgia pada waktu sebelum Perang Dunia I ...

Makalah Masalah Atau Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah belajar yang dialami oleh para siswa, hal ini dapat menggangu siswa dalam kegitan belajarnya sehingga menyebabkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka alami. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Dengan adanya kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh para siswa harus dapat segera diatasi sesegera mungkin karena akan dapat menggangu jalannya kegiatan belajar siswa. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak menemukan solusinya maka akan menyebabkan prestasinya rendah atau dapat tidak lulus. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, yang harus dihadirkan atau ditemukan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar tersebut. Dengan begitu diharapkan masal...