AYAT TENTANG
TUJUAN PENDIDIKAN
PEMBAHASAN
A.
SURAT AL-HAJJ AYAT 41
الذين ان مكنا هم في الارض اقاموا الصلاة واتوا الزكاة وامروا
بالمعروف ونهوا عن
المنكر ولله عاقبة الامور
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
B. MUFRADAT
Mendirikan Shalat : اقاموا الصلاة
Menunaikan zakat : واتوا الزكاة
Menyuruh berbuat ma’ruf : وامروا
بالمعروف
Mencegah perbuatan munkar : عاقبة الامور
Kembali segala urusan : ونهوا عن
المنكر
Jika kami teguhkan kedudukan mereka : ان مكناهم
C. PENAFSIRAN
Ayat
diatas menyatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang jika Kami
anugerahkan kepada kemenangan dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
yakni Kami berikan mereka kekuasaan mengelola satu wilayah dalam keadaan mereka
merdeka dan berdaulat niscaya mereka yakni masyarakat itu melaksanakan shalat
secara sempurna rukun, syarat dan sunnah-sunnahnya dan mereka juga menunaikan
zakat sesuai kadar waktu, sasaran dan cara penyaluran yang ditetapkan Allah,
serta mereka menyuruh anggota-anggota masyarakat agar berbuat yang ma’ruf,
yakni nilai-nilai luhur serta adat istiadat yang diakui baik dalam masyarakat
itu, lagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai Ilahiah dan mereka mencegah
dari yang munkar; yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal sehat
masyarakat, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.Dialah yang memenangkan
siapa yang hendak dimenangkan-Nya dan Dia pula yang menjatuhkan kekalahan bagi
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia juga yang menentukan masa kemenangan dan
kekalahan itu.
Ayat
diatas mencerminkan sekelumit dari ciri-ciri masyarakat yang diidamkan Islam,
kapan dan dimanapun, dan yang telah terbukti dalam sejarah melalui masyarakat
Nabi Muhammad saw. dan para sahabat beliau.
Masyarakat
itu adalah yang pemimpin-pemimin dan anggota-anggotanya secara kolektif dinilai
bertakwa, sehingga hubungan mereka dengan Allah swt. sangat baik dan jauh dari
kekejian dan kemunkaran, sebagaimana dicerminkan oleh sikap mereka yang selalu
melaksanakan shalat dan harmonis pula hubungan anggota masyarakat, termasuk
antar kaum berpunya dan kaum lemah yang dicerminkan oleh ayat diatas dengan
menunaikan zakat. Disamping itu mereka juga menegakkan niali-niai yang dianut
masyarakat, yaitu nilai-nilai ma’ruf dan mencegah perbuatan yang munkar.
Pelaksanaan kedua hal tersebut menjadikan masyarakat melaksanakan kontrol
sosial, sehingga mereka saling ingat mengingatkan dalam hal kebajikan, dan
saling mencegah terjadinya pelanggaran.
Dalam
hal kependidikan kita tahu bahwa penanaman nilai ketakwaan sangatlah penting
untuk menumbuhkan moral bangsa yang baik. Penanaman sikap ketakwaan dapat
dilaksanakan apabila pendidikan itu dilandaskan pada pembelajaran yang
berpondasikan Islam.
Dari
situlah kita sebagai calon tenaga pendidik haruslah mengerti bagaimana
menanamkan sikap ketakwaan sebagai cerminan dari surat Al-Hajj ayat 41. Yaitu
dengan cara mengajarkan sikap untuk selalu mendirikan shalat, menunaikan zakat,
dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Tujuan
pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan
yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula
penciptaannya. Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi
pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai pengabdian kepada Allah SWT
semata.
Inilah
saatnya kita kembali kepada rujukan yang tidak ada cacatnya yaitu Al-Qur’an.
Al-Quran ternyata lebih memiliki system yang komprehensif dan integritas
dibandingkan system pendidikan dunia barat. Islam mempunyai tujuan utama yaitu
“mendapatkan ridho Allah SWT”, diharapkan dengan diterapkan tujuan ini di dalam
pendidikan, manusia bisa menjadi orang-orang yang bermoral, mempunyai kualitas,
dan bermanfaat, tidak hanya buat diri sendiri tetapi juga buat keluarga,
masyarakat, Negara, bahkan buat ummat manusia sedunia dengan landasan
mendapatkan ridho Allah SWT.
Abdul
Fatah Jalal menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari ayat ini
yaitu mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang membentuk masyarakat yang
diidam-idamkan, yaitu mempunyai pemimpin dan anggota-anggota yang bertakwa,
melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menegakkan nilai-nilai ma’ruf
(perkembangan positif) dalam masyarakat dan mencegah perbuatan yang munkar
Untuk
itu hendaklah kita benahi pendidikan kita yang telah terpedaya dengan system
yang dibuat oleh dunia barat. Dari sekarang hendaklah kita pada umumnya dan
pendidik pada khususnya merubah tujuan pendidikan kita, yaitu untuk
“mendapatkan ridho Allah S.W.T. dan menjadi hamba Allah yang patuh terhadap
perintah-Nya”. apabila tujuan kita berlandaskan dengan ini, maka dunia akan
terjamin keselamatannya, dan manusia akan mempunyai moral yang berakhlak mulia.
Sehingga dapat kita capai tujuan akhir dari pendidikan seperti yang dikatakan
oleh Muhammad Athiyah al- Abrasyi, yaitu: Terbinanya akhlak manusia. Manusia
benar-benar siap untuk hidup didunia dan diakhirat. Ilmu dapat benar-benar
dikuasai dengan moral manusia yang mantap dan manusia benar-benar terampil
bekerja di dalam masyarakat.
D. ASBABUN NUZUL
Ibnu
abbas mengatakan tentang asbabun nuzul ayat ini tatkala rasulullah saw diusir dari mekah, abu bakar
berkata “ mereka telah mengusir nabi, mereka sesungguhnya kepunyaan
Allah,sesungguhnya kita kembali pada nya benar-benar “ hancurlah kaum itu”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat ini yang artinya :
Di
izinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka dizalimi. Dan sesungguhnya Allah maha kuasa menolong mereka itu. Abu
bakar berkata:
Maka
tahulah aku sesungguhnya akan ada peperangan riwayat Ahmad Al-Tarmizi,An-Nasai
dan Ibnu Majah.
E. HUBUNGAN DENGAN AYAT POKOK BAHASAN
SURAH Al-IMRAN
Surat
al-hajj ayat 41 membicarakan tentang kedudukan manusia di muka bumi agar
melaksanakan perintah Allah dan berbuat ma’ruf serta mencegah perbuatan munkar.
Sedangkan
dalam surat Al-imran ayat 110 membicarakan tentang umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia berbuat ma’ruf dan mencegah yang munkar.
F. AYAT-AYAT TERKAIT
Pada
surah Al-hajj ayat 41 menjelaskan
tentang mewujudkan seseorang yang selalu menegakkan kebenaran dan mencegah
kemunkaran, dan bertawaqal kepada Allah.
Sedangkan
surah Al- Dzariat ayat 56 menjelaskan tentang gerak langkah dan hidup manusia
haruslah senantiasa diniatkan untuk mengabdi kepada Allah.
Tujuan
pendidikan yang utama dalam Islam menurut Al-Qur’an adalah agar terbentuk
insan-insan yang sadar akan tugas utamanya di dunia ini sesuai dengan asal mula
penciptaannya, yaitu sebagai abid. Sehingga dalam melaksanakan proses
pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai
pengabdian kepada Allah SWT semata.
Mengabdi
dalam terminologi Islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar
ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan
yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang
terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi.
Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang
memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas. Ibadah dalam
pandangan ilmu Fiqh ada dua yaitu ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh.
Ibadah mahdloh adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah bentuk, kadar
atau waktunya seperti halnya sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah
ghoiru mahdloh adalah sebaliknya, kurang lebihnya yaitu segala bentuk aktivitas
manusia yang diniatkan untuk memperoleh ridho dari Allah SWT.
Segala
aktivitas pendidikan, belajar-mengajar dan sebagainya adalah termasuk dalam
kategori ibadah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
“Menuntut ilmu adalah
fardlu bagi tiap-tiap orang-orang Islam laki-laki dan perempuan” (H.R Ibn
Abdulbari).
من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع
“barangsiapa
yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah
(orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali”. (H.R.
Turmudzi).
Pendidikan
sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal,
hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap
potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan
untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan
merupakan suatu proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan
kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi
dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai kompleksitas yang
ada.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa al-Qur’an telah memberikan
rambu-rambu yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yang
komperehensif. Yaitu pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk kepentingan
hidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi untuk keberhasilan hidup di
akhirat kelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk menuju
kehidupan sebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.
Manusia
sebagai insan kamil dilengkapi dua piranti penting untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang dengan dua piranti ini manusia mampu
memahami “bacaan” yang ada di sekitarnya. Fenomena maupun nomena yang mampu
untuk ditelaahnya. Karena hanya manusia makhluk yang diberi kelebihan ini.
Pengetahuan
yang telah didapat manusia sudah seyogyanya diorientasikan untuk kepentingan
seluruh umat manusia. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia seluruhnya. Namun, tidak boleh dilupakan bahwa manusia juga hidup
berdampingan dengan lingkungan, sehingga tidak bisa serta merta kemajuan
pengetahuan pengetahuan dan teknologi malah menghancurkan dan merusak
keseimbangan alam. Karena sudah menjadi tugas manusia untuk melestarikan alam
ini sebagai pengejawantahan kekhalifahan manusia sekaligus bentuk ta’abbudnya
kepada Allah swt.
B. SARAN
Makalah
yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang tujuan pendidikan yang ada dalam al-quran
yang lebih mendalam.
Penulis
mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis
mengharapkan kritik atau saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi
untuk menyempurnakan makalah ini.
M.Quraish
sihab,opcit,Hlm.73.
Ibid,hlm,75.
Departemen agama, al-qur’an dan tafsirnya,(jakarta: proyek pengadaan kitab suci
al-qur’an,1990).hlm,84-87
Hadits
web: http//opi110mb.com
Comments
Post a Comment