Skip to main content

Sistem Pendidikan Islam


.      Sistem Pendidikan Islam
1.         Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts) Di antara bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”Menurut Campbel menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut D.G. Ryans sistem adalah sejumlah elemen (obyek, orang, aktivitas, rekaman, informasi dan lain-lain) yang saling berkaitan dengan proses dan struktur secara teratur dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan hasil yang dapat diamati (dapat dikenal wujudnya) sedangkan tujuan yang tercapai. Menurut Sanafiah Faisal istilah sistem munuju kepada totalitas yang bertujuan dan tersusun dari rangkaian unsur dari komponen.
J.W. Getzel and E.G. Guba mengemukakan pad umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)        Terdiri dari unsur-unsur yang berkaitan anatara satu sama lainnya.
2)        Berorientasi pad tujuan ( goal oriented ) yang telah ditetapkan.
3)        Didalamnya terdapat peraturan – peraturan tata tertib berbagai kegiatan sebagainya.
Pengertian lainnya yang umum difahami di kalangan awam adalah bahwa sistem itu merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan usaha pencapaian tujuan tersebut.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa sistem merupakan hal penting yang harus dibangun untuk menjalankan / menggerakan maksud dari sebuah cita-cita atau sebuah pekerjaan yang akan kita lakukan.

2.         Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

3.         Definisi Pendidikan dalam Pandangan Islam (Pendidikan Islam)
Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan kata ta’lîm yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah (tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya manusia.Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inhern dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang harus dipahami secara bersama-sama.
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara sesuai dengan ajaran Islam.Rumusan ini sesuai dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan fisik dan psikis siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan metoda tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu sesuai dengan ajaran Islam.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan sebagai sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam.


4.         Komponen Sistem Pendidikan
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang digunakan dalam acuan penelitian ini yaitu : 1. Tujuan, 2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan baik. Yang mana pendidik, siswa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1)        Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan  berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas, banyak tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh siswa. Menurut Langeveld yang dikutip Noeng Muhadjir terdapat beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan umum (2) tujuan tak sempurna, (3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5) tujuan insidental.
Di Indonesia tujuan pendidikan terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang menjadi acuan tertinggi di Negara Indonesia apapun bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn).Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
a.         Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
b.        Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
c.         Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
d.        Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam.
2)        Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan teknologi maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Siswa di samping sebagai objek pendidikan, ia juga sebagai subjek pendidikan, karena sumber belajar bukan hanya guru, tapi siswa juga dapat menjadi sumber belajar terutama dalam pembelajaran aktif. Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan juga sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
3)        Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang  yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak pada usia dini meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.

4)        Komponen Materi/isi Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, (b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
5)        Komponen Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa lingkungan berpengaruh besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga menjadi pembatas pendidikan. Indikator lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
6)        Komponen Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.

Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah sarana pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran aktif dan efektif. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 

(SNP). Ditentukan bahwa setiap satuan pendidikan  wajib memiliki sarana yang meliputi, perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan dan laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B.       Metode Pendidikan Islam
1.         Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor Syam, secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
1)        Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
2)        Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
3)        Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.

Selain itu ada pula yang menyebutkan Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut. Materi pelajaran yang mudah pun kadang-kadang sulit berkembang dan sulit diterima oleh peserta didik, karena cara atau metode yang digunakannya kurang tepat. Namun, sebaliknya suatu pelajaran yang sulit akan mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian dan metode yang digunakan mudah dipahami, tepat dan menarik.
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode mengajar yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Adapun menurut Abudin Nata, (1997:91), metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi muslim. Atau dengan kata lain metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun dalam pelaksanaannya, faktor gurulah yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jadi bukan hanya terletak pada bentuk metode mengajar maupun pada fasilitas yang tersedia. Dengan demikian, keterampilan guru dalam penggunaan metode mengajar merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan sangat signifikan untuk mencapai tujuan bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Suatu realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi siswa walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna siswa. Oleh karena itu, penerapan metode yang sangat tepat akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.

2.         Macam Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar diatas tentang pengertian Metode Pendidikan Islam dapat diartikansebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Nabi Muhammad SAW. Juga telah meberikan beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai berikut:

مرو ا الصبي با لصلاة اذا بلغ سبع سنين واذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها

“Suruhlah anak-anakmu bersembahyang apabila ia telah berumir tujuh tahun dan apabila ia sudah berumur sepuluh tahun ia meninggalkan sembahyang itu maka pukul ia.” (HR. Tirmizi)
Adapun Metode yang digunakan oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu ada lima macam yaitu:
1)        Metode Pendidikan Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan sukses.
2)        Metode Pendidikan Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu kata-kata harus diulang-ulang.
3)        Metode Pendidikan Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan manusia, sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh kehidupan mereka.
4)        Metode Pendidikan Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena  kebiasaan yang mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
5)        Metode Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan dan merupakan pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru yang baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa di ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggunakanya untuk membina, mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh hanya sebentar itu saja.

Pada jaman sekarang pendidikan sangat beragam dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan televisi, komputer dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra. Jakiah Drajat dalam bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang akurat adalah bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya mudah menyampaikan materi kepada anak-anak didik.

C.      Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya
Antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan  sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat islam khususnya di Indonesia, adalah metode-metode yang digali dari sumber-sumber pokok ajaran islam sendiri serta metode-metode yang baru muncul akhir-akhir ini di dalam dunia pendidikan yang tidak menghilangkan faktor keimanan dan nilai moralitas islami.
Masa depan manusia adalah masa depan kehidupan Tekno, Bio dan Sosio, dimana umat manusia berada dalam tahap kehidupan yang banyak diberi kemudahan-kemudahan iptek yang canggih, disamping itu kehidupan masa depan juga terkena dampak-dampak negative dari kemajuan iptek yang pada dasarnya lebih mengandalkan rasio (akal dan kecerdasan otak) daripada nilai-nilai moral dan spiritual.
Pendidikan secara metodologis merupakan serangkaian proses berdasarkan kaidah-kaidah teknologis yang pertama-tama dideteksi inputnya lebih dahulu, apakah sesuai dengan produk yang hendak dicapai, kemudian disiapkan seperangkat instrument untuk memproses input tersebut, seefektif mungkin, dan terakhir adalah produk kependidikan yang diharapkan bermutu sesuai yang direncanakan.
Pendidikan islam harus dilaksanakan oleh para pendidik yang professional karena memang sejalan dengan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut:

اِذَا وُسِدَ اْلاَمْرَ اِلَى غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan saat kehancurannya” (na’udzu billahi min dzalik).

Arah perkembangan yang semakin maju dalam pendidikan Islam harus dipandang sebagai tantangan yang penuh perjuangan. Karena itu, perlu perencanaan kegiatan pendidikan yang strategis. Strategi tersebut diwujudkan dalam program pendidikan, mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum, atau memberi nafas keimanan dan ketakwaan kepada Allah pada setiap bidang studi pendidikan umumdi semua jenjang sekolah atau madrasah.
Khusus mengenai metode pendidikan islam, sasaran prosesnya tidak hanya terbatas pada masalah internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama atau tidak saja mengajarkan agama tetapi juga ilmu dan teknologi. Metode pendidikan islam adalah jalan yang harus dilalui dimana faktor iman dan kemampuan bertakwa dalam perilaku pribadi dan sosial, dijadikan pusat program kurikuler baik di lembaga pendidikan umum maupun keagamaan.
Tidak ada sebuah metode apapun yang dianggap paling efektif tanpa dikaitkan dengan kemampuan pendidikan dalam penerapannya. Karena itu, pendidikan profesional keguruan yang menjadikan produknya memiliki kompetensi sebagai guru yang profesional, menjadi lebih penting lagi.
Pendidikan secara metodologis merupakan serangakaian proses berdasarkan kaidah- kaidah teknologi, kemudian di siapkan seperangkat instrument untuk memproses metode tersebut seefektif mungkin. Jadi, jelas bahwa suatu jenis metode yang  efektif dan efisien direncanakan kaum teknolog didasarkan atas pola dan mekanisme mesin-mesin.
Pada era kehidupan saat ini masyarakat banyak menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah, padahal saat ini banyak terjadi krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor moralitas dan keterampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat manusia perlu berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam menerapkan sistem dan metode yang mampu mengintegrasikan antara iman dan ilmu serta teknologi modern. Inilah yang menjadi problema pokok dalam strategi pendidikan islam masa kini dan akan datang.
Krisis pendidikan itu pada hakikatnya bersumber dari krisis nilai-nilai dalam masyarakat yang  belum menemukan metode efektif. Nilai-nilai yang  sangat rawan terhadap dampak iptek tersebut adalah nilai-nilai cultural yang  sifat dasarnya relative, berubah-ubah sesuai kecendrungan masyarakat.

















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
 Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Selain itu ada pula yang menyebutkan Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut.
Metode menurut  Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu:
a.         Metode Pendidikan melalui Teladan
b.         Metode Pendidikan melalui Nasihat
c.         Metode Pendidikan melalui Cerita
d.        Metode Pendidikan melalui Kebiasaan
e.         Metode Pendidikan melalui Peristiwa-Peristiwa
Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan  sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai.

B.       Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami sebagai penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami.
Namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pakar penulis dan pembaca kami minta saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Tatang Amirin, Pengantar Sistem(Jakarta: Rajawali Press, 1886), h. 11
Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem (Bandung: Rosda Karya, 1997), h. 21-26
Eneg Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Diadit Media. 2010 ) h. 123-124
Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita (Yogyakarta:Tiara Wacana,1991), h. 67

Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita, h. 68
Imam Barnadib, Sistem Pendidikan Nasional Menurut Konsep Islamdalam ”Islam dan Pendidikan Nasional” (Jakarta: Lembaga Penelitian IAIN, 1983), h. 135-136.
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium Baru(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 65

Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan, h. 79
Yusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 96
PP No. 19 TAHUN 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan(Jakarta: PT. Bina Aksara, 2004), h. 21
Djohar, Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik(Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999), h. 7
A Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam(Bandung:  Fakultas Tarbiyah IAIN SGD, 1995), h. 27
A. A. Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa, h. 7
A. A. Navis, ”Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah  disampaikan dalam Diskusi Ahli tentang Pendidikan untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999), h. 4
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, h. 42


Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1   LATAR BELAKANG Program terencana Dinasti Umayyah yang paling direncanakan adalah invasi ke Timur dan ke Barat. Semasa Pemerintahan Khalifah Al- Walid, penyusunan strategi penakhlukan ke Barat dirancang dengan serius. Namun, pasukan perang   islam lebih dulu menundukkan wilayah Afrika Utara yang pada masa itu telah dikuasai oleh Romawi. Masuknya pengaruh Romawi ke Afrika di mulai dari ekspedisi ke Mesr yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu Mesir di bawah kepemimpinan Dinasti Ptolomeus. Cleopatra VII menjadi permaisuri dan menjaid istri dari adik kandungnya sendiri. Kekauatan muslim semakin kuat dan berhasil mengalahkan kekuasaan Romawi di Afrika yang telah lama dikuasai ole orang- orang Eropa tersebut. Kemenangan itu member i dorongan yang sangat kuat kepada tentara muslim untuk   memperluas pengaruh islam dengan   mengincar daerah Spanyol. Pasukan tentara Dinasti umayyah yang melakukan penyerangan ke Spanyol berasal dari b...

KOLONIALISME BELGIA DI AFRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Afrika adalah benua terbesar   di kedua di dunia setelah Asia, Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan penduduknya. Sampai dengan permulaan abad 19 Afrika belum mempunyai daya tarik yang memikat bagi bangsa Barat. Pada saat itu belum ditemukan bukti-bukti tentang kekayaan alam Afrika.  Se telah penjelajahan Inggris bernama D. Livingstone dan Henry Morton Stanley membuka rahasia “benua gelap” itu, mulailah bangsa Barat mengenal daerah-daerah Afrika beserta kekayaan alamnya. Perkembangan industri di negara-negara Eropa mendorong para pedagang dan petualang memasuki benua Afrika. Menjelang akhir abad 19 bangsa Barat berbondong-bondong datang ke Afrika untuk mencari daerah-daerah yang mempunyai potensi  komersial Dari sinilah dimulai lembaran baru dalam sejarah bangsa Afrika Yang diwarnai dengan kolonialisme dan imperialisme bangsa barat. Yakni salah satunya Kolonial belgia pada waktu sebelum Perang Dunia I ...

Makalah Masalah Atau Kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar sering ditemukan masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah belajar yang dialami oleh para siswa, hal ini dapat menggangu siswa dalam kegitan belajarnya sehingga menyebabkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka alami. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik itu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Dengan adanya kesulitan atau masalah belajar yang dialami oleh para siswa harus dapat segera diatasi sesegera mungkin karena akan dapat menggangu jalannya kegiatan belajar siswa. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak menemukan solusinya maka akan menyebabkan prestasinya rendah atau dapat tidak lulus. Sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, yang harus dihadirkan atau ditemukan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah atau kesulitan belajar tersebut. Dengan begitu diharapkan masal...