. Sistem Pendidikan
Islam
1. Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa
Yunani “sistema” yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun
dari banyak bagian (whole compounded of several parts) Di antara
bagian-bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi
sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost
dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.”Menurut Campbel
menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling
berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut D.G. Ryans sistem adalah sejumlah elemen (obyek, orang, aktivitas,
rekaman, informasi dan lain-lain) yang saling berkaitan dengan proses dan
struktur secara teratur dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi untuk
mewujudkan hasil yang dapat diamati (dapat dikenal wujudnya) sedangkan tujuan
yang tercapai. Menurut Sanafiah Faisal istilah sistem munuju kepada totalitas
yang bertujuan dan tersusun dari rangkaian unsur dari komponen.
J.W. Getzel and E.G. Guba mengemukakan pad umumnya sistem sosial mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Terdiri dari
unsur-unsur yang berkaitan anatara satu sama lainnya.
2) Berorientasi pad
tujuan ( goal oriented ) yang telah ditetapkan.
3) Didalamnya terdapat
peraturan – peraturan tata tertib berbagai kegiatan sebagainya.
Pengertian lainnya yang umum difahami di kalangan awam adalah bahwa sistem
itu merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam
penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan
usaha pencapaian tujuan tersebut.
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa sistem merupakan hal penting
yang harus dibangun untuk menjalankan / menggerakan maksud dari sebuah
cita-cita atau sebuah pekerjaan yang akan kita lakukan.
2. Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
3. Definisi Pendidikan
dalam Pandangan Islam (Pendidikan Islam)
Dalam Islam, istilah pendidikan diyakini berasal dari bahasa Arab
yaitu tarbiyah yang berbeda dengan kata ta’lîm yang
berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua
istilah (tarbiyah dan ta’lîm) berbeda pula dengan
istilah ta’dzîb yang berarti pembentukan tindakan atau
tatakrama yang sasarannya manusia.Walaupun belum ada
kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam
adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat
meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra
bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inhern dalam
konotasi istilah tarbiyah, ta’lîm dan ta’dzîb yang
harus dipahami secara bersama-sama.
Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan Islam
berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan negara sesuai dengan ajaran Islam.Rumusan ini sesuai
dengan pendapat Endang Saefudin Anshari yang dikutip Azra bahwa pendidikan Islam
adalah proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan fisik dan psikis
siswa dengan bahan-bahan materi tertentu dengan metoda tertentu dan dengan alat
perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu sesuai dengan ajaran
Islam.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud sistem pendidikan sebagai sistem
pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur
pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam.
4. Komponen Sistem
Pendidikan
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6
komponen pendidikan yang digunakan dalam acuan penelitian ini yaitu : 1. Tujuan,
2. Siswa, 3. Pendidik, 4. Isi/materi, 5. Situasi lingkungan dan 6. Alat
pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal
yang paling penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud
berjalan dengan baik. Yang mana pendidik, siswa, materi pendidikan, alat
pendidikan dan lingkungan pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian
tujuan pendidikan itu.
1) Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam
aktivitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen
pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan,
sehingga efektivitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam
rangka mencapai tujuan atau tidak. Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat luas, banyak tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh siswa. Menurut Langeveld yang
dikutip Noeng Muhadjir terdapat beberapa tujuan pendidikan yaitu: (1) tujuan
umum (2) tujuan tak sempurna, (3) tujuan sementara, (4) tujuan perantara, (5)
tujuan insidental.
Di Indonesia tujuan pendidikan terdiri dari lima tingkatan yaitu tujuan
pendidikan nasional, tujuan pendidikan institusional, tujuan pendidikan
kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang menjadi acuan
tertinggi di Negara Indonesia apapun bentuk dan tingkatan pendidikannya. Tujuan
pendidikan nasional tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor 20 Tahun 2003. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir
Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa (muttaqîn).Selanjutnya Faisal
merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
a. Dapat melaksanakan
ibadah mahdah dan ghair mahdah,
b. Membentuk warga Negara
yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya, bangsanya, dalam rangka bertanggung
jawab kepada Allah.
c. Membentuk dan
mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil untuk memasuki
teknostruktur masyarakatnya.
d. Mengembangkan tenaga
ahli di bidang ilmu agama Islam.
2) Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang sebagai organisme yang
pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini makin cepatnya
perubahan sosial, dan berkat penemuan teknologi maka komunikasi antar manusia
berkembang amat cepat. Siswa di samping sebagai objek pendidikan, ia juga
sebagai subjek pendidikan, karena sumber belajar bukan hanya guru, tapi siswa
juga dapat menjadi sumber belajar terutama dalam pembelajaran aktif. Sebagai
salah satu input di lembaga pendidikan juga sebagai komponen yang turut
menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
3) Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan
atau melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik
sebagai pendidik dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang yang
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
keahlian yang relevan. Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak pada usia dini
meliputi, (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi
profesional, (4) kompetensi sosial.
4) Komponen Materi/isi
Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh
pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha
pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat,
terdapat syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu: (a)
materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, (b) materi harus sesuai dengan
kebutuhan siswa.
5) Komponen Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai
potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang
kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa lingkungan
berpengaruh besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya potensi
diri siswa.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan
sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara
negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu juga menjadi pembatas
pendidikan. Indikator
lingkungan pendidikan adalah sebagai berikut interaksi pelaku, iklim
organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan masyarakat.
6) Komponen Alat
Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang
berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh
pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan
ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan
pemilihan bahan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat
pula. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan
patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang
menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras
yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah sarana pembelajaran dan
media pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran aktif dan
efektif. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
(SNP). Ditentukan bahwa
setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi, perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan dan
laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
B. Metode Pendidikan Islam
1. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti
jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor Syam, secara teknis
menerangkan bahwa metode adalah :
1) Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
2) Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan
dari suatu materi tertentu.
3) Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Selain itu ada pula yang menyebutkan
Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni yang digunakan
dalam penyampaian materi tersebut. Materi pelajaran yang mudah pun
kadang-kadang sulit berkembang dan sulit diterima oleh peserta didik, karena
cara atau metode yang digunakannya kurang tepat. Namun, sebaliknya suatu
pelajaran yang sulit akan mudah diterima oleh peserta didik, karena penyampaian
dan metode yang digunakan mudah dipahami, tepat dan menarik.
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai
macam metode mengajar yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan
berbagai hal, seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Adapun menurut Abudin Nata, (1997:91),
metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan
agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu
pribadi muslim. Atau dengan kata lain metode Pendidikan Agama Islam adalah
sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun dalam pelaksanaannya, faktor
gurulah yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jadi
bukan hanya terletak pada bentuk metode mengajar maupun pada fasilitas yang
tersedia. Dengan demikian, keterampilan guru dalam penggunaan metode mengajar
merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan secara efektif
dan efisien.
Dalam proses pendidikan Islam, metode
mempunyai kedudukan sangat signifikan untuk mencapai tujuan bahkan metode
sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada
siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Suatu realita
bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi siswa walaupun
sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.
Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang
menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna siswa. Oleh karena itu,
penerapan metode yang sangat tepat akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan
dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap
pemakaian waktu yang tidak efisien.
2. Macam Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa pengertian yang
diformulasikan oleh para pakar diatas tentang pengertian Metode Pendidikan
Islam dapat diartikansebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada
diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu
pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara
untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Nabi Muhammad SAW. Juga telah meberikan
beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai berikut:
مرو ا الصبي با لصلاة اذا بلغ سبع سنين واذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليها
“Suruhlah anak-anakmu bersembahyang apabila ia telah berumir
tujuh tahun dan apabila ia sudah berumur sepuluh tahun ia meninggalkan
sembahyang itu maka pukul ia.” (HR. Tirmizi)
Adapun Metode yang digunakan oleh Dra.
Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut
Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu ada lima
macam yaitu:
1) Metode Pendidikan
Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan
sukses.
2) Metode Pendidikan
Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh
kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu
kata-kata harus diulang-ulang.
3) Metode Pendidikan
Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan manusia,
sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh
kehidupan mereka.
4) Metode Pendidikan
Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia
karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena kebiasaan
yang mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
5) Metode Pendidikan
Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan dan merupakan
pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena
tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru yang
baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa di
ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggunakanya untuk membina,
mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh hanya
sebentar itu saja.
Pada jaman sekarang pendidikan sangat
beragam dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan televisi,
komputer dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra. Jakiah
Drajat dalam bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang akurat
adalah bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya mudah
menyampaikan materi kepada anak-anak didik.
C. Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya
Antara materi, metode, dan tujuan
pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan sehingga benar-benar
efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna). Sehingga konsisten dan
relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai. Metode yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat islam khususnya di
Indonesia, adalah metode-metode yang digali dari sumber-sumber pokok ajaran
islam sendiri serta metode-metode yang baru muncul akhir-akhir ini di dalam
dunia pendidikan yang tidak menghilangkan faktor keimanan dan nilai moralitas
islami.
Masa depan manusia adalah masa depan kehidupan
Tekno, Bio dan Sosio, dimana umat manusia berada dalam tahap kehidupan yang
banyak diberi kemudahan-kemudahan iptek yang canggih, disamping itu kehidupan
masa depan juga terkena dampak-dampak negative dari kemajuan iptek yang pada
dasarnya lebih mengandalkan rasio (akal dan kecerdasan otak) daripada
nilai-nilai moral dan spiritual.
Pendidikan secara metodologis merupakan
serangkaian proses berdasarkan kaidah-kaidah teknologis yang pertama-tama
dideteksi inputnya lebih dahulu, apakah sesuai dengan produk yang hendak
dicapai, kemudian disiapkan seperangkat instrument untuk memproses input
tersebut, seefektif mungkin, dan terakhir adalah produk kependidikan yang
diharapkan bermutu sesuai yang direncanakan.
Pendidikan islam harus dilaksanakan oleh
para pendidik yang professional karena memang sejalan dengan sabda Rasulullah
s.a.w. sebagai berikut:
اِذَا وُسِدَ اْلاَمْرَ اِلَى غَيْرِ اَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika suatu urusan diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah akan saat kehancurannya” (na’udzu
billahi min dzalik).
Arah perkembangan yang semakin maju
dalam pendidikan Islam harus dipandang sebagai tantangan yang penuh perjuangan.
Karena itu, perlu perencanaan kegiatan pendidikan yang strategis. Strategi
tersebut diwujudkan dalam program pendidikan, mengintegrasikan pendidikan agama
dengan ilmu pengetahuan umum, atau memberi nafas keimanan dan ketakwaan kepada
Allah pada setiap bidang studi pendidikan umumdi semua jenjang sekolah atau
madrasah.
Khusus mengenai metode pendidikan islam,
sasaran prosesnya tidak hanya terbatas pada masalah internalisasi dan
transformasi nilai-nilai agama atau tidak saja mengajarkan agama tetapi juga
ilmu dan teknologi. Metode pendidikan islam adalah jalan yang harus dilalui
dimana faktor iman dan kemampuan bertakwa dalam perilaku pribadi dan sosial,
dijadikan pusat program kurikuler baik di lembaga pendidikan umum maupun
keagamaan.
Tidak ada sebuah metode apapun yang
dianggap paling efektif tanpa dikaitkan dengan kemampuan pendidikan dalam
penerapannya. Karena itu, pendidikan profesional keguruan yang menjadikan
produknya memiliki kompetensi sebagai guru yang profesional, menjadi lebih
penting lagi.
Pendidikan secara metodologis merupakan
serangakaian proses berdasarkan kaidah- kaidah teknologi, kemudian di siapkan
seperangkat instrument untuk memproses metode tersebut seefektif mungkin. Jadi,
jelas bahwa suatu jenis metode yang efektif dan efisien direncanakan kaum
teknolog didasarkan atas pola dan mekanisme mesin-mesin.
Pada era kehidupan saat ini masyarakat
banyak menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah, padahal saat ini
banyak terjadi krisis kependidikan yang dikaitkan dengan faktor moralitas dan
keterampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat manusia perlu
berani melakukan terobosan-terobosan baru dalam menerapkan sistem dan metode
yang mampu mengintegrasikan antara iman dan ilmu serta teknologi modern. Inilah
yang menjadi problema pokok dalam strategi pendidikan islam masa kini dan akan
datang.
Krisis pendidikan itu pada hakikatnya
bersumber dari krisis nilai-nilai dalam masyarakat yang belum menemukan
metode efektif. Nilai-nilai yang sangat rawan terhadap dampak iptek
tersebut adalah nilai-nilai cultural yang sifat dasarnya relative,
berubah-ubah sesuai kecendrungan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem adalah suatu keseluruhan yang
terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam
fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara
terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Kata metode berasal dari bahasa
Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti
jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Selain itu ada pula yang
menyebutkan Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni
yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut.
Metode menurut Dra. Hj. Nur
Uhbiyati ada lima macam yaitu:
a. Metode Pendidikan
melalui Teladan
b. Metode Pendidikan
melalui Nasihat
c. Metode Pendidikan
melalui Cerita
d. Metode Pendidikan
melalui Kebiasaan
e. Metode Pendidikan
melalui Peristiwa-Peristiwa
Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang
Seharusnya antara materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan
dan mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien
(berhasil guna). Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir
pendidikan islam yang hendak dicapai.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami
sebagai penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Dosen yang telah
membimbing kami.
Namun kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu,
kepada para pakar penulis dan pembaca kami minta saran dan kritik konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anas
Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem (Bandung:
Rosda Karya, 1997), h. 21-26
Imam
Barnadib, Sistem Pendidikan Nasional Menurut Konsep Islamdalam
”Islam dan Pendidikan Nasional” (Jakarta: Lembaga Penelitian IAIN, 1983), h.
135-136.
Azyumardi Azra, Pendidikan
Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium Baru(Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1999), h. 65
Djohar, Evaluasi
atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia untuk
Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik(Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia,
25 Oktober 1999), h. 7
A
Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam
Ahmad Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam(Bandung:
Fakultas Tarbiyah IAIN SGD, 1995), h. 27
A.
A. Navis, ”Pendidikan dalam Membentuk Bangsa” makalah disampaikan dalam
Diskusi Ahli tentang Pendidikan untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih
Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru Indonesia, 25 Oktober 1999), h. 4
Comments
Post a Comment